7. Mymin

147 21 0
                                    

"Re, tumben berangkat pagi." Ucap Yasmin yang baru saja datang.

"Iya, pengen aja,"

"Pinjem tugas biologi lo dong," ucap Yasmin memperlihatkan sederet gigi putihnya.

"Kebiasaan deh lo," sambil mengeluarkan buku tugasnya.

"Nih,"

"Makasih,"

Rere terus berkutat dengan novelnya. Rere tidak terlalu menghiraukan kepanikan teman-temannya yang belum mengerjakan tugas. Biar saja mereka kebingungan. Rere tersenyum miring mendengar perdebatan Azam dan Jihan yang selalu membuat gaduh kelas.

"Han, pinjem tugas lo dong,"

"Nggak! Nggak ada pinjem-pinjeman," ucap Jihan tegas.

"Pelit amat sih lo. Nih ya gue kasih tau, lo bakalan dapet pahala kalo minjemin gue. Nanti gue dapet nilai bagus terus lo deh yang dapet ganjarannya, hehe," ucap Azam meyakinkan.

"Oh ya? Kalo gitu kenapa harus pinjem ke gue Azam Fahrozi? Lo bisa pinjem Rere, Nana juga. Mereka juga rajin-rajin kok," bantah Jihan.

"Gue pengennya pinjem lo," sahut Azam menatap manik mata Jihan.

Jihan terkejut melihat reaksi yang diberikan Azam padanya. Jihan berusaha mengontrol ekspresinya dan menghembuskan napas pelan.

"Kalo lo gak mau yaudah, gue nggak maksa," tutur Azam dengan wajah melas dan berniat meninggalkan bangku Jihan.

Jihan yang melihat itu sedikit kasihan. Akhirnya dia mengalah dan mengorbankan tugasnya demi ketua kelas somplak itu.

"Nih, nih gue pinjemin. Tapi awas ya jangan dipinjemin sama yang lain," tutur Jihan menunjuki Azam.

"Siyap tuan putri," ucap Azam mengacak-acak rambut Jihan.

Jihan dibuat terkejut lagi dengan tingkah Azam kepadanya. Tidak biasa-biasanya Azam berlaku manis seperti ini. Ah, Jihan harus membuang jauh-jauh pikiran itu. Jihan sangat tau tabiat lelaki itu. Selalu berbuat manis jika ada maunya.

Rere dan Yasmin yang melihat itu hanya tersenyum senang. Andai saja Azam tau perasaan Jihan kepadanya, pasti si ketua somplak itu langsung kejang-kejang. Rere menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali berkutat pada novelnya.

******

"Andin, minta parfum lo dong," ucap Yasmin menghampiri bangku Andin.

Andin menyerahkan sebotol parfum berukuran sedang dan berwarna ungu kepada Yasmin.

"Terimakasih, Andin bin Sofyan," ucap Yasmin sambil berlari menghindari Andin yang akan melemparnya dengan sepatu.

"Lo tuh, Yas, udah minta ngejek lagi," sahut Nana yang memasukkan baju seragamnya ke dalam laci.

"Hehehe, kalau gak ada gue tuh parfum dia pasti gak bakal abis-abis," sambil nyengir.

Hari ini saatnya jam olahraga kelas 9I. Mereka berkumpul di lapangan untuk mengikuti kegiatan olahraga.

"Bau apa nih, nyengat banget!" ucap Adit yang baru datang bergabung di barisan.

"Lo nyium gak sih, Jim," ulang Adit.

"Nyium kok wangi-wangi ngeselin gitu,"

"YAS!!" bentak Jimmy yang menoleh kearah Yasmin.

"Apaan sih lo, teriak-teriak." Sahut Yasmin yang memegangi telinganya.

Bukan hanya Yasmin yang menoleh, tapi semua anak menoleh ke Jimmy dengan tatapan kesal. Jimmy hanya nyengir tak berdosa. Untung guru mereka belum datang.

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang