Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dimana semua murid melepaskan almamater kesayangannya sebagai siswa siswi SMP NUSA BANGSA.
Sebentar lagi Rere akan meninggalkan semuanya. Teman-temannya, sekolahnya, kota kelahirannya dan laki-laki yang disukainya. Rere tersenyum miris.
"Gue deg-degan banget nih." Ucap Yasmin disampingnya. Yasmin terlihat sangat anggun mengenakan dress panjang berwarna army, sepatu high heels tinggi bukannya sneakers yang biasanya ia kenakan. Sangat berbeda seperti Yasmin biasanya.
"Ini hari terakhir kita sama-sama ya?" tanya Yasmin
"Kata siapa ih." Sahut Nana yang sedang fokus menatap panggung.
"Kayaknya gue mencium bau-bau perpisahan dah."
"Ya emang kita ini mau perpisahan, Yas." Sengak Nana melempar kacang ke jidat Yasmin.
Yasmin yang sigap berhasil menangkap kacang dan memakannya dengan senyuman mengejek.
"Tapi maksut gue, pasti ada yang pergi nih diantara kita." Ulang Yasmin membuat Rere menoleh kearahnya.
"Kenapa? Lo mau pergi, Re?"
"Iyalah gue mau pergi. Pergi ke sekolah yang baru." Jawab Rere mantap. Ia sebenarnya tidak tega menjelaskan semuanya kepada dua sahabatnya. Mengingat ini hari bersama mereka yang terakhir, Rere ingin menghiasinya dengan kegembiraan bukan kesedihan.
"Itu mah jelas onta!" Yasmin menjitak kepala Rere keras dan mereka tertawa bersama melupakan kemeriahan di sekelilingnya.
*****
Suasana haru menyerubungi sahabat-sahabat Rere. Entah mengapa mereka menatap Rere seakan Rere akan meninggalkannya. Dari mulai Azam yang melihatnya tanpa berkedip. Jimmy yang melihatnya dengan tatapan marah dan Dino yang melihatnya dengan gaya sok coolnya.
Walau bagaimanapun mereka bertiga adalah sahabat Rere. Rere tidak melupakannya.
Rere sudah siap-siap untuk memberitahu mereka tapi tidak tahu kenapa suaranya berhenti di kerongkongan. Seperti ada yang mencegahnya.
"Lo mau ningggalin kita?"
Nana berjalan menuru Rere sambil menenteng high hellsnya. Semakin dekat ia meletakkan high hellsnya dengan kasar. Membuat Rere terkejut dan bertanya ada apa.
"Kenapa gak cerita sih? Kalo kita gak dikasih tau Mama lo, pasti besok udah pergi dan ninggalin kita." Ujar Nana menggebu-gebu.
Jadi tatapan yang dimaksud tiga sahabat laki-lakinya itu karna mereka sudah tau kepergian Rere karna Mamanya.
Rere mengusap wajahnya kasar, melupakan makeup tipis di wajahnya.
"Mama cerita?" tanya Rere
"Menurut lo?" sahut Azam sewot tak mau menatap Rere.
"Iya-iya maaf gue salah gak cerita ke kalian."
"Yasmin mana?"
"Lagi ngomelin Abang lo." Jawab Nana memeluk Rere kuat-kuat.
"Kenapa diomelin?"
"Soalnya Abang lo kan yang ngajak lo tinggal di Jakarta?"
Seketika Rere terpingkal-pingkal. Nana juga ikut tertawa. Apa salah abangnya yang tidak tahu apa-apa.
"Ini semua tuh pure keputusan gue."
"Ih gue mau cerita tapi Yasmin belum dateng." Rere celingak celinguk dan mendapatkan Yasmin berlari kearahnya seraya membawa paper bag merah di tangannya. Matanya menatap Rere marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...