Suara deru motor Rere memasuki kawasan sekolah. Pagi ini ia bertekad untuk berangkat lebih awal dengan alasan, supaya tidak macet. Padahal tidak, Rere hanya merasa bahwa masalah kemarin membuat moodnya hilang. Makanya Rere berangkat lebih awal, agar dia bisa menyendiri dulu di kelas.
"Alhamdulillah," ucap Rere melepaskan helmnya.
Setelah memarkir sepeda motornya, Rere berjalan dengan kedua tangan memegang tasnya. Hari ini, Rere tidak boleh terlihat bodoh di depan Ibnu. Walaupun ia yakin seratus persen, kalau Ibnu kemarin melihatnya.
"Duh, gimana sih," ucapnya kesal karena ditabrak seseorang yang berjalan terburu-buru dari arah belakang.
"Maaf ya, Re,"
Rere menoleh ke samping dan mendapati Ibnu yang sedang menunduk.
"Oh, iy..iyaa," ucap Rere terbata-bata.
Jantung Rere serasa ingin meloncat dari tempatnya. Bagaimana kalau Ibnu mengejeknya tentang masalah kemarin. Pelipis Rere seketika dipenuhi peluh keringat. Rere segera berjalan cepat dan meninggalkan Ibnu yang menatapnya heran.
Rere berjalan memasuki kelas dengan hawa yang masih terasa panas. Rere menepuk jidatnya berulang kali. Tujuannya berangkat pagi agar dia bisa lebih leluasa menenangkan diri, tapi Rere malah dikejutkan dengan Ibnu yang menabraknya.
"Woyy bro, tumben lo berangkat pagi," ucap Jimmy teman sebangku Ibnu.
Ternyata sedari tadi Ibnu berjalan membelakangi Rere, dan tanpa sadar banyak pasang mata yang menyaksikan kedatangan Rere dan Ibnu yang bersamaan.
"Senyam-senyum aja lo, habis barengan sama Rere kan lo?" ulang Jimmy menowel dagu Ibnu.
"Apaan sih lo, enggak," jawab Ibnu pelan.
"Ngaku aja deh lo, kalau lo juga suka sama Rere,"
"Rere tuh udah suka sama lo dari dulu, Nu," ulang Jimmy.
"Jim, lo udah ngerjain tugas biologi belum?" tanya Ibnu berusaha menghindari topik pembicaraan yang amat sangat dihindarinya.
"..."
"Jim, denger gak sih?" ulang Ibnu menoleh ke Jimmy.
"Denger, tapi jawab dulu pertanyaan gue"
"Pertanyaan apa?"
"Lo beneran nggak suka sama Rere?" selidik Jimmy dengan mata mengarah ke Rere yang sibuk membaca novel.
"...Nggak," jawab Ibnu yang juga menoleh ke Rere.
"Masa?"
"Iya..., kenapa sih lo kepo banget?" tanya Ibnu jengah.
"Karna lo bego,"
Ibnu yang mendengar umpatan Jimmy langsung menoleh dan melotot kaget.
"Bego kenapa? Haa?" tanya Ibnu kesal.
"Lo nggak ngerasa apa kalo Rere tuh suka sama lo, dan gue yakin lo juga."
"Gue tadi udah bilang kan, kalo gue itu nggak suka sama Rere. Dan yang terpenting, Rere.Juga nggak. Suka. Sama gue!" ucap Ibnu penuh penekanan.
"Terserah lo deh, gue doain supaya lo gak makan omongan sendiri,"
Ibnu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu. Ibnu paling sensitif jika ditanya tentang perasaan. Baginya, itu semua tidak penting. Tapi Ibnu masih memikirkan ucapan Jimmy, Ibnu tidak ingin dia memakan omongannya sendiri. Ibnu memang sudah tau kalau Rere suka padanya dua tahun lalu. Itupun teman-temannya yang memberitahu. Tapi Ibnu hanya menganggapnya angin semata. Lagipula, Rere juga tidak pernah memerlihatkan kesukaannya pada Ibnu.
******
Maaf ya part ini sedikit banget, lagi mager soalnya😥
Kapan-kapan aku kasih part yang panjang deh, asal vomment yaa😪❤️
Untuk yang jauh disana,
Tertanda,
Refanurfadila
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...