Votes terlebih dahulu supaya berkah.
Siap baca 1000 word lebih?
Makin hari wordnya makin sedikit ya? Maaf deh, ngebut soalnya nih. Yang penting kalian paham setiap partnya, oke?
Sakit yang sebenarnya itu melihat seseorang yang kita cintai sakit tapi kita belum bisa menggapainya.
- Reyna -
****Hari ini sepertinya matahari masih malu-malu menunujukkan terangnya. Lihatlah sudah jam tujuh pagi saja awan masih terlihat gelap dilapisi awan hitam yang siap menumpahkan hujan. Di sisi lain ada seorang gadis yang masih bergelung gelisah di balik selimut tebalnya. Semenjak keluar dari kamar Riri kemarin ia memutuskan untuk langsung ke kamar dan merebahkan dirinya. Bingung hari ini harus bagaimana membuatnya berdecak berulang kali dan menendang-nendang selimut yang sudah tak berbentuk lagi.
"Kalo hari ini ke rumah sakit..., nanti gimana Mama?" gumamnya sambil menekuk kedua sudut bibirnya.
Ting
Satu pesan membuyarkan lamunannya sejenak. Cepat-cepat ia menyambar ponselnya di nakas dan segera melihat siapa dalang yang pagi-pagi sudah mengiriminya pesan.
Ibnuzdn_
Gue izinin mau?Mampus.
Satu masalah muncul lagi. Ya Tuhan kenapa hari-hari di Semarang menegangkan seperti ini.
Rere mengabaikan pesan dari Ibnu dan segera keluar menuju kamar Riri untuk mengecek apakah kembarannya itu menepati perkataannya semalam.
"Ri, lo dimana?" tanya Rere yang sudah masuk dan kebetulan pintunya tidak terkunci.
"Disini."
Rere menoleh ke arah kamar mandi melihat Riri yang sudah siap dengan setelan casualnya walaupun belum berkerudung.
"Lo beneran mau ke rumah sakit?"
"Hmm,"
Rere menghampiri Riri yang sedang sibuk mengaitkan jarum pentul ke kain segi empatnya. "Ck, nanti kalo Mama marah gimana?"
"Gak bakal." Rere mengerutkan dahinya tipis. "Ish dengerin gue--"
"Lo tenang aja. Gue pamit ke rumah temen kok." Sergah Riri cepat.
"Bohong dosa lho."
Riri menolehkan kepalanya ke samping menatap Rere yang duduk di karpet bawah. "Bohong demi kebaikan. Lagian juga gue pengen ketemu Papa sekali, emang gak boleh?"
"Bukan masalah gak bolehnya onta. Lo lihat kondisi dong!"
Riri terkekeh remeh. "Berasa ngelakuin kriminal aja. Gue jengukin bokap kali."
"Susah banget sih dibilangin."
Riri menyambar tas selempangnya menghiraukan Rere yang mengomelinya tanpa henti. Rere berdecak keras sadar akan kekeraspalaan kembarannya itu. Ia harus cepat-cepat mencegahnya sebelum Mama tahu. Harus.
Rere menuruni tangga mengejar Riri yang akan pamit dengan sang Mama yang ada di dapur. Saudaranya itu kenapa merasa tidak bersalah sama sekali setelah kemarin terjadi perdebatan yang ekstrim dengan sang Mama.
"Ri lo--"
"Ma, aku mau izin."
Dyana yang sedang menyiapkan sarapan kaget mendengar putrinya yang tiba-tiba sudah berdiri disamping. Apalagi sekarang ia menatap bingung kepada Riri yang sudah sangat rapi. "Mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...