46. Di Anak Tirikan

74 7 0
                                    


Votes terlebih dahulu supaya berkah.


*

***

"Ciee yang nanti di jemput tuan es."

"Ketemu camer lagi."

"Azeek, gak nyangka sih bisa secepet itu tahapan lo."

"Lo ngomong sekali lagi gue siram nih." Sengak Rere dengan wajah garang sambil mengangkat mangkok baksonya.

Yasmin langsung menciut di tempat.

"Btw, lo masih satu kali ya ketemu nyokapnya Ibnu?" tanya Nana.

"Hmm." Jawab Rere seadanya sambil memakan baksonya.

"Tapi kenapa nyokapnya kayak suka banget gitu sama lo." Pikir Nana dengan kepala mendongak seolah mencari jawaban.

"Suka pada pandangan pertama." Sahut Yasmin yang sedang mengaduk es tehnya.

"Ngaco."

Yasmin membenarkan letak duduknya. Tangannya ia silangkan di depan lalu menatap kedua temannya serius.

"Serius deh, orang kalo sekali lihat itu bisa jadi suka. Gak menutup kemungkinan buat nyokapnya Ibnu ke Rere."

"Aura lo tajem banget dah tuh pasti." Tambahnya membuat Nana berpikir.

"Ngaco lagi kan. Ya gak mungkin lah sekali lihat langsung gitu." elak Nana.

Yasmin memutar bola matanya malas. "Dengerin ya. Ini fakta. Lo tahu Mama sama Papa gue?"

Mereka berdua pun mengangguk.

"Mereka di jodohin. Awalnya nenek gue ketemu sama Mama di toko rotinya Mama. Terus habis itu nenek sering bolak balik kesana walaupun gak beli. Akhirnya mereka dekat dan nenek nyuruh Papa buat ngelamar Mama."

"Papa awalnya gak mau dong. Tapi karna cerita dari nenek gue yang suka banget sama mama sejak ngelihat beliau pertama kali ngebuat Papa luluh. Terus mereka berdua ketemu dan nikah."

"Fakta kan?"

"Tapi ... apa iya?" Nana menatap Yasmin ragu.

Yasmin mengendus kasar. "Terserah. Tapi feeling gue nyokapnya Ibnu pengen lo jadi temen deketnya anaknya."

Rere berusaha mencerna perkataan Yasmin. Mungkin ada benarnya jika seseorang bisa langsung suka walaupun hanya bertemu sekali. Tapi kalau ada maksut dibalik itu Rere masih belum bisa memahaminya. Apalagi yang dikatakan Yasmin berbelit-belit.

"Susah amat mikir. Lihat aja nanti gimana nyokapnya Ibnu ke elo. Kalo beliau terus nyangkutin lo sama Ibnu. Fiks, nyokapnya pengen lo jadi mantunya."

Nana menutup mulutnya terkejut. "Lo harus cerita setelah kesana, Re."

Rere menghembuskan napas pelan. Memegang kepalanya dengan satu tangan dan membiarkan telinganya terus mendengarkan ocehan kedua sahabatnya yang terlihat sangat antusias.

Sebaliknya dengan dirinya, ia cemas jika perkataan Yasmin benar terjadi.

Kalau itu benar, harusnya Rere senang bukan. Penantiannya selama ini membuahkan hasil.

Tapi yang ada di pikiran Rere sekarang adalah Ibnu yang mempunyai kepribadian ganda. Membuatnya terkadang salah berpersepsi dan terkadang kesal dengan dirinya sendiri.

"TOLONG TOLONG! SIAPAPUN TOLONG!"

"Ada apaan tuh?" Yasmin berdiri melihat keramaian yang ada di ujung kantin.

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang