47

151 14 2
                                    

"Akhir dari cerita tidak harus tentang siapa yang pergi tapi tentang siapa yang bisa bertahan lama hingga nyawa berhembus untuk tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhir dari cerita tidak harus tentang siapa yang pergi tapi tentang siapa yang bisa bertahan lama hingga nyawa berhembus untuk tenang."

***

Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, waktu secepat itu berlalu dan waktu tidak bisa diulang lagi untuk kedua kalinya dengan kenangan lama. Semua rasa terpuruk cukup diikhlaskan saja karena jika terus-menerus itu akan membuat mu menjadi hilang kendali dan selalu mengatakan dunia tidak pernah adil.

Hidup ada untuk mati, namun sebelum itu Tuhan percaya bahwa kau pantas untuk hidup dengan kebahagiaan yang telah ia persiapkan sebelum kau lahir didunia.

Kau boleh menyalahkan takdirnya yang tidak sesuai dengan ekspektasi mu karena lama-kelamaan kau pasti akan mengerti alur yang telah Tuhan persiapankan untukmu jauh lebih indah daripada scenario yang kau buat sendiri.

Minji menatap kosong keluar jendela, mengingat-ingat kejadian yang pernah terjadi beberapa bulan lalu yang membuatnya nyaris kehilangan buah hati kecilnya. Namun Tuhan masih begitu percaya padanya hingga ia masih diberi  bernafas hari ini.

Keadaan tubuhnya memang jauh lebih baik , tapi pikirannya malah semakin berkecamuk. Entah apa yang masih menjadi beban pikirannya sampai ia merasa tidak tenang.

Tangan seseorang yang memeluk pinggangnya dan bibir yang menciumnya membuat Minji langsung tersadar kembali dari lamunannya.

"Melamun hm?"tanya Jimin dengan menyembunyikan wajahnya dicekuruk leher istrinya, mengirup aroma wangi yang selalu Jimin rindukan setiap detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melamun hm?"tanya Jimin dengan menyembunyikan wajahnya dicekuruk leher istrinya, mengirup aroma wangi yang selalu Jimin rindukan setiap detik.

Tidak ada jawaban dari Minji membuat Jimin melepaskan pelukannya lalu menatap Minji.

"Dokter sudah mengizinkanmu pulang hari ini, sayang."ujar Jimin tersenyum lalu mengelus surai Minji yang sudah tidak lagi ada perban di kepalanya.

Jimin menatap Minji yang tidak berekspresi sama sekali, kenapa dengan istrinya? Bukan seharusnya Minji senang karena sebentar lagi mereka akan pulang seperti apa yang Minji inginkan.

"Kenapa sayang hm?" Jimin mengelus-elus pipi Minji.

Minji menghela nafasnya, memberanikan matanya menatap mata suaminya yang sudah menatapnya. Minji tidak yakin mengatakan ini namun ia harus, karena Minji ingin tahu jawabannya.

SWEET ROMANCE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang