Budayakan vote sebelum membaca.
Coment tentang part ini ya.2. RENCANA AWAL.
"Kuharap semuanya berjalan semestinya, aku yang payah akan mencoba berani mengambil keputusan sebesar ini."Happy reading 💜🤗
***
Seorang laki-laki yang duduk di kursi kebesarannya sambil memainkan pulpen hitam ditangannya, tidak seperti biasanya laki-laki itu datang sepagi ini sebelum karyawan kantornya datang.
Jimin sudah sampai dikantornya 15 menit yang lalu. Itu semua karena ulah bibi Lee yang mengganggu tidur nyenyaknya dan menyuruh Jimin datang kekantor sepagi ini, membosankan. Seharusnya boss itu datang terlambat sebelum karyawan, ini malah kebalikannya.
Suara pintu ruangan terbuka. Jimin yang mendengar langkah kaki seseorang hanya menatapnya dengan masih duduk di kursi kebesarannya.
"Kau datang sepagi ini?"tanyanya heran menatap Jimin yang masih duduk bergeming di kursinya. Jimin sudah tahu siapa pelakunya yang masuk dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu, Jimin hanya diam tanpa menanggapi pertanyaannya. Orang itu adalah sekertaris Jimin yang lain dan yang bukan adalah Ha Sungwon, sahabat Jimin sendiri.
"Apakah kau sudah menemukan gadis yang ku suruh?"tanya Jimin menatap Sungwon dengan masih duduk dikursi kebesarannya, mengalihkan topik pembicaraan sambil menandatangani dokumen yang diberikan Sungwon padanya tadi.
Sungwon terkekeh."Aku sudah menemukannya, saat kau bilang untuk mencarinya satu tahun lalu. T-tapi aku menunggumu bertanya jadi aku diam saja."jawab Sungwon tanpa rasa bersalah pada Jimin. Jimin yang mendengarnya ingin sekali melempar pulpen yang ada digenggamnya ini kewajahnya.
"Kenapa harus menungguku bertanya?!" Jimin marah mendengar jawaban yang diberikan Sungwon padanya, ingin rasanya Jimin bunuh Sungwon dalam sekejap jika Jimin tidak ingat perjuangan dirinya dan Sungwon yang panjang.
"Ya—karena kupikir itu tidak penting untukmu, lagi pula kau sudah lamakan menyuruhku dan kenapa baru sekarang kau tanyakan, itu berarti tidak penting bukan?"bela sungwon pada dirinya sendiri. Sungwon bingung kenapa Jimin malah marah dengan dirinya jelas-jelas disini dirinya benar, lihatlah begitu menyebalkannya jawaban sungwon membuat Jimin ingin sekali memukul kepalanya dengan tongkat baseball, agar dia tidak lola lagi dalam mengerjakan perintahnya.
Jimin menghela nafas. "Jadi dimanakah gadis itu berada?"tanya Jimin menahan emosinya karena sedang tidak ingin bertengkar dengannya.
"Dia ada dibusan dia masih bersekolah, umurnya 17thn ah–dan iya namanya siapa ya. Minji—ah iya Kim Minji."jelas Sungwon memberi informasi pada Jimin sambil terkekeh, mengingat nama gadis itu membuat Sungwon ingin tertawa namun tertahan, bukan karena jelek tapi gadis itu lucu.
Jimin menatap bingung sahabatnya itu, apa yang lucu dalam informasi yang dia beri sehingga membuatnya terkekeh seperti itu, seperti orang gila yang baru waras.
"Kim Minji?"tanya Jimin kembali memastikan nama yang Sungwon katakan tadi padanya.
"Kau mengenalnya?"Jimin menggelengkan kepalanya tidak tahu hanya sedikit familiar dengan namanya diindra pendengar Jimin, mungkin karena itu Jimin hanya ingin memastikannya saja.
"Ya—sudahlah. Apa yang akan kau lakukan dengan gadis sekolah itu?" Sebenarnya laki-laki itu tahu tentang pesan terakhir orang tua Jimin. Sungwon tidak tahu alasan kenapa Jimin selalu mengulur waktu untuk menikahi gadis itu. Padahal gadis itu cantik jika Jimin tidak mau dengannya. Sungwon dengan senang hati menerimanya, namun itu dalam mimpi jika tidak mau dibunuh hidup-hidup oleh atasannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ROMANCE (PJM)
RandomPark Jimin menikahi seorang gadis demi wasiat yang diberikan oleh kedua orang tuanya tapi berjalannya waktu Jimin mulai mencintai gadis itu, tentunya tidak dengan mudah untuk menaklukan hatinya butuh waktu dan proses panjang, banyak masalah yang men...