3. BULLY

9.2K 664 5
                                    

Budayakan vote dan coment sebelum membaca. Semoga kalian selalu suka.

3. BULLY.
"Semakin mengulur waktu semakin membuat ku tidak tenang dengan bayangan penuh harap mereka kepadaku, akan ku segerakan semuanya berjalan semestinya."

Happy reading 💜🤗

***

Wajah memerah dan tangan yang mengepal siap memukul wajah cantik seorang perempuan yang berada dihadapannya.

"Ya! tutup mulutmu itu Irene. Tidak seharusnya kau menghina sahabatku seperti itu."bela Yuzu tanpa takut dengan mereka. Kenapa? Kenapa Yuzu harus takut dengan orang didepannya, mereka sama-sama manusia jadi untuk apa takut.

"Kau jalang yang sebenarnya kan?"ujar Yuzu tersenyum remeh.

Yuzu tersenyum menyeringai. "Memangnya kau sekaya apa jika bukan menjadi wanita malam, orang tuamu hanya penjaga kedai dengan hasil pas-pasan dan ternyata anaknya bersekolah hasil dari menjual dirinya, apa reaksi mereka jika tahu kebenaran ini?"Ujar Yuzu telak dan membuat Irene langsung berwajah pias tidak berkutik.

"Jangan asal bicara kau!"ujar salahsatunya tidak terima saat ketuanya dihina seperti itu oleh Yuzu.

"Ajari ketuamu itu untuk menjaga ucapannya, tanyakan apa yang ku katakan itu kebenaran atau hanya percobaan semalam." Yuzu menatap Irene yang sudah menatapnya nyalang dengan tangan yang siap menamparnya.

Minji menghela nafas gusar, bingung untuk melakukan apa agar Yuzu mau ikut dengannya. Itulah kenapa Minji tidak ingin Yuzu berdekatan dengannya karena Minji tidak mau jika yuzu selalu dalam masalah karena selalu bersama dirinya. Minji menarik tangan Yuzu kembali untuk pergi dari tempat itu, sebelum menjadu pusat perhatian yang lainnya. Yuzu masih enggan pergi dari posisinya, perempuan itu tetap tidak mau bergerak sedikitpun dari posisinya.

"Minji kenapa kau tidak melawannya? apakah kau takut? kau tidak perlu takut ada aku disini." Yuzu menatap Minji dan  melepaskan tangannya dari genggaman Minji. Minji bukannya takut seperti apa yang Yuzu katakan karena bagi Minji dirinya tidak perlu melawan mereka.

Dulu saat kedua orang tua Minji masih hidup, mereka adalah teman dekat Minji tapi saat tahu Minji tidak memiliki apapun. Mereka menjauh dan melakukan hal pembullyan itu padanya. Padahal dulu Minji tidak pernah memperlakukan mereka seperti mereka perlakuan dirinya saat ini.

Jika Minji menantang dan melawan mereka nanti akan beresiko dengan sekolahnya dan lagi Minji tidak ingin berdebat dengan orang kaya seperti mereka. Apa dayanya yang hanya perempuan miskin tidak punya senjata untuk melawan mereka, jika pun ada Minji pasti akan dikeluarkan dari sekolah ini walaupun Minji benar sekalipun. Itu alasan Minji tidak mempermasalahkan masalah seperti itu, biarkan mereka semena-mena dengannya.

"Yuzu lebih baik kita pergi dari sini aku baik-baik saja."bujuk Minji dengan menenangkan Yuzu. Minji menampilkan wajah baik-baik saja pada Yuzu agar Yuzu mau ikut dengannya.

Yuzu memutuskan untuk memilih ikut bersama Minji terpaksa dengan rasa kesal dan marah yang memuncak walau bagaimanapun Yuzu juga tidak mau melihat Minji marah seperti waktru itu, perempuan itu pasti punya alasan mengapa dia tidak mau melawannya.

Minji segera membawa pergi Yuzu karena mereka berdua segera pergi tanpa peduli dengan mereka lagi. Minji tidak ingin Yuzu menjadi sorotan pasang mata jika berlama-lama ditempat yang pasti akan menjadi pusat keramaian.

***

Jimin menghampiri kumpulan laki-laki yang sedang duduk disofa melingkar dengan botol-botol minuman berserakan, juga ada beberapa pelayan yang berada dibelakang mereka.

SWEET ROMANCE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang