25

8.8K 392 6
                                    

Yang baca part 26 dulu silakan langsung baca part 27 aja. Soalnya nanti percuma enggak bakalan ngerti alurnya. Aku kan udah ngingetin kalau baca part 25 dulu baru 26.
Aku tahu aku yang salah disini tapi aku kan udah ngingetin

Happy reading 💜

***

Setelah Jimin berhasil membawa minji ikut bersama dengan dirinya. Jimin membawa minji keruangan yang khusus untuk dirinya disini. Jimin memiliki saham terbesar disekolah ini. Sekolah juga memberikan ruangan khusus untuk dirinya. Jimin harus segera menyelesaikan semuanya dengan Minji sekarang.

Sepasang suami-istri itu sekarang berada disatu ruangan yang hanya Mereka berdua disini. Setelah Jimin menyuruh mingyu dan para bodyguardnya untuk menjaganya diluar. Jimin ingin menyelesaikan masalahnya dengan minji agar cepat selesai. Sudah tiga hari ini didiami minji membuatnya tersiksa karena tidak ada bahan goda untuknya.

Suasana menjadi hening dan canggung. Minji diam. Jimin menatap Minji mereka sempat saling membalas tatapan. Namun saat kemudian minji memutusnya dengan memalingkan pandangannya dari Jimin. Membuat Jimin kesal karena Minji yang terus saja menghindar.

"Apa kau masih marah dengan oppa?"tanya Jimin dan ditatap minji malas.

"Tidak"elak minji dengan tenang

"Kau yakin?"tanya Jimin menyakinkan. Pasalnya jika tidak, terus kenapa minji terus menghindarinya selama ini.

"Lagipula untuk apa aku marah? semua sudah terlanjur terjadi dan yang terpenting sekarang. Aku harus menjaganya sampai terlahir didunia benar bukan?"tanya minji menatap Jimin. Jimin mengangguk mengiyakan benar kata Minji barusan.

Padahal Jimin tidak pernah menduga jika Minji akan mengatakan kata sedewasa itu. Jimin kira Minji akan melakukan hal negatif pada kandungannya karena tidak mau menerima kehadiran yang berada di rahimnya. Jimin tidak akan membiarkan Minji melakukan hal bahaya apapun pada dirinya ataupun kandungannya.

"Lalu kenapa kau terus menghindari oppa?"tanya Jimin lembut yang memang sedari pertama ingin jimin tanyakan pada minji dan akhirnya Jimin ucapkan hari ini.

"Aku hanya butuh waktu untuk menerima semuanya"terang Minji. Jimin mengangguk mengerti lalu tangan Jimin terangkat mengelus rambut minji dengan sayang. Minji yang mendapat perlakukan seperti itu dari Jimin dapat merasakan rasa yang Minji pun tidak mengerti. Pasalnya Minji belum pernah mengalami perasaan ini didalam hatinya. Seperti menghangat jika Jimin mengucapakan sesuatu atau sedang berada didekatnya.

"Sudah makan?"tanya Jimin dan diberi gelengan dari minji. Jimin menghela nafas mengerti. Akhir-akhir ini istri kecilnya tidak pernah makan selahap dulu karena faktor kandungannya.

"Kalau begitu kita makan dulu lalu kau boleh kembali kekelas"ujar Jimin memberi tawaran namun diberi gelengan oleh Minji. Jimin diam menanti akan apa yang akan minji katakan atas tolaknya.

"Aku tidak mau makan. nanti sia-sia saja semuanya akan aku keluarkan lagi"ujar Minji putus asa dengan wajah yang menunduk yang membuat Jimin mengerti. Jimin mengambil tangan minji lalu menggenggamnya.

"Kau belum mencobanya sekarang. Oppa akan menemanimu makan. Namun jika nanti kau akan mengeluarkannya lagi, oppa tidak akan memaksamu untuk makan"ujar Jimin berusaha memberi penjelasan agar minji mau ikut makan bersamanya. Minji mengangguk-angguk setuju dengan gemasnya membuat Jimin tersenyum melihatnya.

Jimin menelpon seseorang menyuruhnya untuk membawakan makanan yang akan minji dan dirinya makan. Setelah selesai Jimin mematikan teleponnya lalu menyimpan ponselnya kembali.

SWEET ROMANCE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang