28

8.5K 435 12
                                    

Gedung berwarna dominan putih dengan bangunan yang menjulang tinggi dipusat Seoul yang memilih ciri khas bau obat-obatan dan tempat untuk orang-orang sakit berada. Banyak orang berlalu lalang untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang mereka lakukan disini. Seperti mengeluhkan setiap keluhan kesakitan mereka pada orang berjas putih.

Sepasang suami-istri itu sudah sampai dirumah sakit. Mereka langsung menuju dokter kandungan yang Jimin percayai selama kehamilan pertama istrinya. Jimin memang belum berpengalaman untuk hal seperti ini, namun Jimin mempunyai banyak tangan kanan dan menyuruh jongki untuk mencarikannya dokter kandungan. Jimin percaya hyungnya pasti akan mencarikan dokter terbaik untuk minji dan calon anaknya.

Jimin dan Minji masuk kedalam ruangan salah satu dokter disini. Selama perjalanan Minji terus menggenggam tangan Jimin kuat, Minji benar-benar takut. Setelah kepergian orangtuanya Minji belum pernah sama sekali ketempat ini lagi dan sekarang minji harus kesini lagi. Minji takut akan bayang-bayang mayat kedua orangtuanya. Jimin yang melihat Minji ketakutan terlihat jelas banyaknya butiran bening didahi Minji. Menandakan jika istrinya benar-benar ketakutan yang luar biasa. Jimin berhenti melangkah dengan otomatis Minji dibelakangnya juga ikut berhenti. Jimin menolehkan wajah untuk melihat Minji. Jimin mengusap keringat didahi Minji dengan sapu tangannya. Jimin mengelapnya dengan sayang.

"Tidak usah takut sayang. Oppa akan selalu bersamamu"ujar Jimin tersenyum sambil mengelus rambut Minji. Jimin mencoba memberikan ketenangan agar minji tidak takut dan percaya pada dirinya, bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi jika 
Minji selalu ada disampingnya.

Ditemuinya seorang dokter muda  yang mungkin hanya beda dua atau tiga tahu dari Jimin. Dokter wanita itu tersenyum melihat kedatangan Jimin dan Minji lalu mempersilakan suami istri itu masuk.

Jimin membalasnya dengan datar. Minji yang melihat Jimin, sudah tidak heran lagi jika Jimin seperti itu. Pasalnya Jimin memang hanya dengan dirinya saja banyak bicara. Sedangkan selain dengan dirinya, Jimin pelit dalam berbicara.

Minji tersenyum setelah dokter menyuruhnya duduk. Sedikit canggung. Minji tidak pernah ingin ketempat ini, apalagi Minji tidak terfikir akan kedokter kandungan. Minji tidak pernah berencana atau bermimpi dirinya akan mengandung diluar perkiraannya. Minji sudah menyusun hidupnya sebaik mungkin kalau dirinya akan hamil diusia yang cukup dewasa. Namun susunan kehidupan Minji berubah drastis saat Minji bertemu dengan Jimin dan menikah dengannya.

Minji tidak tahu harus bagaimana lagi ini sudah terjadi. Dalam diri Minji berkata kalau Minji hanya harus terus mengikuti alur kehidupan yang tuhan buat, mau itu pahit atau manis. Minji percaya karena jalan Tuhan tidak akan pernah mengecewakan.

Minji selesai dengan acara pemeriksaan yang Jimin pun tidak tahu apapun akan hal ini. Jimin hanya melihat minji dari tempat duduknya. Jimin melihat minji mulai berjalan kearahnya dengan diikuti oleh dokter Soo A nama dokter muda itu yang Jimin dapat dari jongki. Minji duduk disebelah Jimin.

"Tuan. Usia kandungan 7 minggu. Usia kandungan yang sangat rentan. Saya harap tuan menjaganya dengan baik. keadaan kandungan nona Minji baik-baik saja. Tuan Jimin harus memantau nona minji agar ia mau makan karena agar nutrisi kandungan bisa terpenuhi dengan baik. Jangan biarakan nona Minji tidak makan karena itu akan berpengaruh pada kandungannya nanti"jelas dokter Soo A yang Jimin sudah tahu. Namun sulit bagi Jimin untuk menyuruh minji makan, memaksa juga Jimin tidak tega. Jimin tahu bagaimana Minji begitu putus asanya saat makanan yang ia makan akan selalu dimuntahkannya Kembali.

"Apakah ada cara agar istri saya bisa memakan makanan dengan tenang. Maksudnya tanpa mengeluarkannya kembali?"tanya Jimin mencari solusi. Jimin sudah pusing memikirkan bagaimana caranya. Mungkin dengan bertanya pada ahlinya bisa Jimin mendapatkan solusi.

SWEET ROMANCE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang