Budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca oke🤗
Semoga selalu suka sama cerita aku ya. Iya cerita aku emang nggak sebagus cerita yang lainHappy reading 💜
***
Setelah kemarin Jimin mendapati Minji yang mual. Jimin merasa sedikit heran, pasalnya kemarin Minji sangat baik-baik saja lalu mual begitu saja. Aneh.
Pagi hari, Jimin benar-benar dibuat khawatir karena Minji yang terus-menerus bolak-balik kamar mandi. Minji bilang jika ia merasa sangat mual rasanya ingin muntah terus. Sebagai suami, Jimin tentunya sangat khawatir akan kondisi istri kecilnya sekarang. Jimin melihat Minji yang menuju kearahnya. Minji duduk disamping Jimin dengan pakai seragam sekolahnya. Jimin menatap minji.
"Minji kau yakin baik-baik saja? Apa perlu aku panggilkan dokter"tanya Jimin dengan nada khawatir. Wajah Minji pucat membuat Jimin benar-benar dibuat khawatir.
"Aku baik-baik saja. Tidak perlu oppa. Ini hanya tidak enak badan biasa"jawab Minji tersenyum untuk menyakinkan Jimin, bahwa dirinya baik-baik saja.
"Tidak usah berangkat sekolah hari ini. Ya"ujar Jimin melarang minji untuk sekolah hari ini namun Minji menggeleng tidak mau. Jimin menghela nafas, Sabar. Minii orang yang sangat susah diatur dan keras kepala jika sudah menyangkut sekolah. Jimin ingin Minji dimansion saja setidaknya Minji butuh istirahat tapi Minji malah menolaknya.
Setelah Jimin dan minji selesai makan, mereka kedepan teras mansion untuk menaiki mobil yang akan membawa Jimin dan minji menuju tempatnya masing-masing. Namun Jimin sedang tidak satu arah dengan Minji jadi Jimin menyuruh minji untuk berangkat terlebih dahulu. Setelah mobil yang dinaiki istrinya sudah meninggalkan arena mansionya. Jimin melihat jongki tangan kanannya menghampiri dirinya.
"Bagaimana hyung?"tanya Jimin pada jongki dengan tangan yang dimasukkan dalam saku celananya. Berharap dugaannya benar.
"Positif"jawab jongki singkat yang mempunyai banyak makna dalam satu kalimat itu. membuat Jimin tersenyum bahagia. Jimin menyuruh jongki untuk mengecek kondisi minji, yang membuat Jimin sedikit bingung dan heran sejak kemarin. Pasalnya jika tidak enak badan biasa pastinya tidak akan seperti itu. Sehingga Jimin harus menyuruh jongki melakukan hal yang hanya mereka berdua ketahui. Setelah mendapat kabar bahagia. Jimin dan jongki berangkat menuju kantor dengan suasana hati Jimin bahagia. Baru mencoba untuk pertama kali usahanya ternyata tidak sia-sia.
***
Dilain tempat minji yang sedang tidak enak badan hanya menenggelamkan wajahnya diatas meja. Badannya benar-benar lemas seperti tidak memiliki tenaga. Tadi pagi saja saat sarapan minji ingin sekali makan namun baru ditelan belum sampai perut, Minji memuntahkan kembali. Apapun makan yang Minji makan perutnya selalu menolak. Jadi Minji hanya meminum susu yang diberikan bibi Lee dengan berat hati. Padahal sebelumnya minji tidak pernah merasakan seperti ini.
Minji merasa bahunya disentuh oleh seseorang sehingga membuat Minji mendongak untuk melihat siapa yang menyentuhnya. Ternyata itu kari yang sudah menatapnya intens.
"Minji kau sakit?"tanya kari dan mendapati gelengan kepala dari minji.
"Kau yakin. Wajahmu pucat begitu. Lebih baik kita keruangan kesehatan sekarang. Biar aku antar"bujuk kari agar minji mengiyakan sarannya. Kari tidak tega melihat Minji sekarang. Wajah Minji benar-benar pucat.
"Aku baik-baik saja, hanya demam biasa"
Setelah minji mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja guru mata pelajaran hari ini datang. siap untuk memberikan materi pelajaran hari ini. Walau tubuh minji sedang tidak fit namun minji harus berusaha agar tetap fokus dalam belajarnya. Rasa mual dan pusingnya memang tidak pernah hilang sedari kemarin. Sebenarnya Minji itu istirahat namun malah tidak mau dan memilih bersekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ROMANCE (PJM)
RandomPark Jimin menikahi seorang gadis demi wasiat yang diberikan oleh kedua orang tuanya tapi berjalannya waktu Jimin mulai mencintai gadis itu, tentunya tidak dengan mudah untuk menaklukan hatinya butuh waktu dan proses panjang, banyak masalah yang men...