1. MEMORIES

18K 861 8
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.
Semoga kalian suka dengan cerita pertama saya💜.

Vidio diatas buat nemenin aja ya.

1. MEMORIES.
"Langkah yang baru untuk mencoba menemukanmu, Pahit pasti akan menjadi hal awal yang dirasakan."

[PROSES REVISI AKAN DILAKUKAN JIKA SUDAH END]

Happy reading 💜🤗

***

Seorang laki-laki yang masih tertidur  dengan nyaman bersama bantal juga selimutnya itu tidak sama sekali terganggu dalam tidurnya dengan berusaha mencari posisi tidur yang nyaman baginya.

Suara ketukan pintu yang cukup keras itu tidak membuat laki-laki itu terusik dalam tidurnya. Jimin menarik selimut dan bantal agar tidak mendengar suara ketukan pintu yang terus menerus semakin keras tidak mau berhenti, dirinya baru pulang jam tiga pagi dan orang tidak tahu diri itu mengusik tidur nyenyak.

Jimin mengumpat kesal, bisakah orang yang diluar itu membiarkan dirinya istirahat sebentar. Kenapa disaat dirinya sudah tidur dengan nyenyak harus ada orang yang berani-beraninya mengganggu tidur seorang pemilik mansion itu. Suara ketukan itu bukannya menghilang namun malah semakin keras.

*Tok*tok*tok

Suara ketukan pintu itu semakin keras membuat Jimin mengerang kesal, Jimin menarik selimut dan bantal lalu melemparkannya asal. Melangkahkan kakinya terpaksa dengan langkah gontai dengan mata yang masih memejam karena kantuk yang masih meliputi dirinya.

Rasa kesalnya semakin bertambah saat dirinya sudah sampai didepan pintu. Jimin membuka pintu memberi sedikit cela lalu indra telinganya mendengar suara orang yang dengan lancangnya mengetuk pintu kamar dan mengganggu tidurnya.

"Permisi tuan muda..."suara pelayan yang mengetuk pintu itu dengan muka tidak ada rasa bersalahnya. Padahal harusnya kata yang ia lontarkan pertama kali adalah penyesalan.

"Tuan muda, Anda harus kekantor."ujar pelayan yang sudah dianggap Jimin adalah ibunya hanya pelayan itulah yang berani membangunkannya. Jadi mengapa laki-laki itu yang tadinya kesal mendadak tidak jadi marah besar.

Kalian pikir saja memangnya ada seorang pelayan yang berani menyuruh tuannya sendiri seperti itu, jika bukan pelayan yang sudah dekat dengan majikannya. Bila pelayan lain yang menyuruhnya seperti itu padanya mungkin orang itu sudah langsung diusir majikannya karena sudah lancang memerintahkannya.

"Aku akan pergi ke kantor sesuai keinginanku." Jimin akan menutup pintunya kembali, namun pelayan yang disebut Bibi Lee itu menahannya, sehingga membuat Jimin kembali menatapannya dengan tatapan malas.

"Tuan muda tidak boleh begitu, itu memang perusahaan Tuan muda tapi Tuan muda harus mencontohkan kepada karyawan Tuan muda sebagai bos yang baik."sela Bibi Lee saat tuannya akan kembali masuk kedalam kamarnya. Bibi Lee sedikit memberikan saran pada tuannya agar tuannya sedikit berubah.

Bibi Lee sudah sering memberikan saran seperti itu tanpa rasa takut dimarahin oleh tuannya yang dingin dan tidak peduli itu. Tuan mudanya itu orang yang tidak suka diganggu jika kenyamanannya diusik, contoh seperti sekarang. Tuannya itu menatap dirinya dengan tatapan tajam seakan mata tuannya itu bisa menusuk matanya hanya dengan tatapannya.

"Sudah?"tanya Jimin kesal dan langsung menutup pintu kamarnya.

Setelah menutup pintunya Jimin langsung merebahkan dirinya diatas ranjang. Dirinya membutuhkan sepuluh menit untuk mengistirahatkan dan mengembalikan nyawanya yang masih hilang karena tidur. Apalagi ditambah mendengar ocehan bibi Lee dipagi hari membuat rasa kantuknya semakin bertambah.

SWEET ROMANCE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang