•|Menghayal ~32|•

993 93 15
                                    

•!¡Happy Reading!¡•

32:Menghayal
•••🔥•••

"Gue penasaran deh,pengen ke bali,"celetuk Arzan tiba-tiba,ia kemarin mendengar cerita Alan saat ia di bali membuat jiwa penasaran Arzan meronta-ronta.

Mereka kini sedang berada didalam kelasnya,didepan sana ada bu Lita yang sedang menjelaskan beberapa materi mata pelajaran hari ini.

"Habis lulus gas lah."sahut Devan.

"Masih lama bego!"maki Arzan.

"Tunggu aja,dari pada gak sama sekali,"ujar Devan.

"Buat penasaran lo makin memuncak,"sambung Devan.

"Iya juga,ya."sahut Arzan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh,Yan!"panggil Arzan pada Vian.

Vian yang semula memperhatikan bu Lita pun menoleh,dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan mungil milik gadisnya.Memang sudah menjadi kebiasaan Vian memegang tangan Zaza ketika berada disampingnya,bahkan kalo ada guru pun,Vian masih setia menggenggam tangan gadis disampingnya ini.

"Paan?"tanya Vian.

"Habis lulus,ke bali gas lah?!"ujar Arzan menaik turunkan alisnya.

"Masih lama juga,"sahut Vian.

"Iya juga sih,ya rencana in dulu."balas Arzan.

"Gue sih,ikut aja,"ujar Vian.

"Mantep!"sahut Arzan sambil mengancungkan jempolnya.

"Kak Arzan bilang apa Kak?"tanya Zaza.

Memang sudah kebiasaan,Zaza memanggil Arzan dan Devan dengan sebutan 'kak',walaupun mereka sekelas tapi tetap saja Zaza tidak bisa memanggil mereka dengan sebutan namanya saja.

Vian menoleh kearah Zaza."Katanya habis lulus mau liburan ke bali."jawab Vian.

"Masih lama juga"gumam Zaza.

"Mau ikut?"tanya Vian,sambil mengusap tangan Zaza yang berada di pangkuannya,menggunakan ibu jarinya.

"Mau,tapi'kan masih lama."jawab Zaza,sambil menatap Vian yang kini menatapnya juga.

"Sekarang juga Bisa,"balas Vian.

Zaza menggelengkan kepalanya lucu."Gak,habis lulus aja,biar bisa lama-lama disana."ujar Zaza dengan cengiran lucunya.

Vian yang melihat itu gemas sendiri,kenapa gadisnya semenggemaskan ini?percayalah,Vian sering berpikir,kenapa wajah gadisnya sangat lucu nan menggemaskan.Ingin rasanya Vian membawanya pulang dan mengurungnya dikamar,kemudian memeluk tubuh mungil itu seharian tanpa berniat unttuk melepaskannya,bisa-bisa Vian betah dirumah seharian tanpa keluar dari kamarnya.

Entahlah pikiran Vian sudah kesana-kemari,memikirkannya saja sudah membuat ia senang,apalagi kalau sudah kesampean?Zaza yang menyadari itu pun mengernyit bingung.

"Hei,kenapa Kak?"tanya Zaza.

Suara gadisnya membuat Vian membuyarkan lamunan nya,Vian kemudian menggeleng."Enggak papa."jawab Vian.

DEVIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang