Hi gess!!
Part ini juga panjng jadi jan bosen ya hehe!!
Happy reading!!
Hari senin adalah hari menakutkan bagi para murid kelas duabelas dimana,hari ini akan diadakannya ujian akhir semester.Ujian yang akan menentukan kelulusan atau tidak,maka dari itu mereka semua takut.Pikiran sudah pasti kemana-mana takut tidak lulus dan takut tidak mendapat juara,dan yang paling menakutkan adalah tidak mendapatkan contekan.Kalau manusia modelan Arzan sudah pasti begitu.
Suara deruman motor memenuhi seluruh penjuru parkiran.Semua mata langsung tertuju pada motor tersebut,yang dikendarai oleh lelaki bertubuh atletis dengan seorang gadis mungil dijok motor belakangnya.Ada yang menatap mereka kagum dan ada juga yang iri.
Gadis yang tadinya duduk anteng dijok motor itu,langsung turun saat motor besar itu sudah terparkir rapi.Dengan bantuan tangan dari snag cowok yang menggenggam erat tangan mungil gadis itu.
Giliran lelaki itu yang kini turun,lalu melepas helmnya.Kemudian merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.Membuat mereka,para kaum adam eitss--maksudnya para kaum hawa menatap sang cowok dengan tatapan terpesona.
"Udah deh,kak! Biarin rambutnya gitu! Biar jelek!"ujar gadis yang tadi berangkat bersama lelaki tersebut,dengan kesal.
Cowok itu menoleh kearah gadis mungil disampingnya itu.Kemudian,ia terkekeh pelan."Bilang aja cemburu!"
"Nggak kok!"
"Gausah ngeles,yang! Udah keliatan Zazayang!"goda sang cowok.Merangkul pundak gadisnya,yang tak lain adalah Zaza.
"Kak Vian ih!"
Vian terkekeh geli,melihat wajah cemberut gadisnya.Mereka berdua berjalan kearah ruang ujian yang suda diumumkan oleh kepala sekolah.
"Udah belajar?"tanya Vian,sambil terus berjalan dengan sebelah tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.Sedangkan,yang satunya lagi sedang merangkul bahu gadisnya.
"Udah dong."jawab Zaza semangat.Beda dari siswa-siswi yang lain,gadis itu tampak semangat akan memulai ujian pertama hari ini.
Beda lagi dengan Vian,cowok itu tampak santai-santai saja.Tatapannya lurus kedepan,dingin,dan menyeramkan.Hanya berubah ketika menatap sang kekasih.
Mereka sampai diruang dua,ruang ujian Zaza.Vian dengan Zaza mendapat ruangan yang berbeda,Vian mendapat diruang tiga dan Zaza ruang dua.
"Masuk gih! Semangat cantik!"Vian mengusap kepala gadisnya dengan sayang.
Zaza mengangguk."Kak Vian juga,semangat ngerjain ujiannya!"
"Kayaknya enggak deh,"sahut cowok itu.
"Loh kok,kenapa?"tanya Zaza bingung.
"Soalnya nggak ada kamu,"jawab Vian tersenyum menggoda.
"Gombal!"
Vian tertawa pelan,cowok itu mendekatkan wajahnya kearah Zaza,mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan tinggi tubuh Zaza.Kemudian,menunjuk pipinya.
"Cium dulu,biar semangat!"pinta cowok itu.Menolehkan kepalanya.
"Nggak ih malu!"rengek gadis itu.
"Masa sama calon suami malu sih? Ayo buruan nggak ada orang kok,"ujar Vian.
Dengan pasrah Zaza mencium pipi mulus milik sang kekasih.Kemudian,gadis itu pergi masuk kedalam ruang ujiannya.Tanpa mengatakan sepatah katapun.
Vian terkekeh geli,melihat gadis itu yang malu-malu.Cowok itu menggelengkan kepalanya.Kemudian pergi dari sana,menuju ruangan tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN [END]
Teen FictionMereka yang dipertemuakan dengan tidak sengaja,terbiasa karena keadaan,merasa nyaman karena perhatian,merasa bahagia karena kebersamaan,dan berjuang terus karena kesetiaan. Singkat cerita,ini adalah kisah seorang dua remaja yang saling mencintai sej...