Hi guyss!!
Mat malem!!
Gatau kenapa pen up aja gitu.
Yaudah langsung aja baca yaa!!
Jangan lupa votment!!Happy Reading ayang”🧚😍
"Ku hanya bisa berharap,"
"Kau bahagia disana,"
"Dengan dia pilihanmu,"
"Walau dia sahabatku."
Lagu berjudul 'biar aku yang pergi' mengalun indah keluar dari bibir tipis Devan.Dipadukan dengan suara petikan gitar yang ia mainkan.Cowok itu memejamkan matanya.
"Biar aku yang pergi,"
"Biar aku yang tersakiti,"
"Biar aku yang berhenti,"
"Berhenti mengharapkanmu."
"Oh tuhan,kuatkan aku,"
"Menerima semua ini,"
"Jika dia memang untukku,"
"Kuharap,kembalikan dia padakku!"
Cowok itu berhenti bernyanyi saat merasakan seseorang yang duduk disampingnya.Membuat cowok itu menoleh,dengan terkejut.Apakah Lifa mendengar lagu yang ia mainkan,terlebih lagi liriknya.
"Eh Fa? Gu--"
Lifa terkekeh kecil,ia tau apa yang dipikirkan oleh cowok itu,"Gue ngerti,Dev! Tenang aja,gue nggak marah kok.Melupakan orang yang kita sayang itu emang susah,terlebih lagi belum pernah kita milikin,"jelas Lifa.Memotong ucapan Devan.
Devan mengernyit bingung mendengar itu."Kok lo bisa tau?"tanyanya bingung.
"Korbannya gue."jawab Lifa tertawa pelan.
Devan tersenyum kecil,sisi lain dari Lifa yang baru ia tau sekarang.Gadis polos yang ia kenal sangat periang dan bar-bar ternyata sudah merasakan apa yang ia rasakan lebih dulu.
"Kalo misalnya gue nggak bisa suka sama lo dalam satu bulan,gimana?"tanya Devan sedikit ragu.
Pandangan Lifa menerawang,gadis itu memejamkan matanya berusaha menahan rasa sesak yang didalam sana.Mengingat kenyataan yang sangat menyakitkan karena,Devan yang menjadikannya seorang pacar hanya untuk bisa melupakan seseorang.Walaupun itu mungkin membuahkan hasil,karena bisa jadi Devan bisa membalas perasaannya itu.
Tapi,itu kemungkinan yang sangat kecil,Walaupun seperti itu ia akan tetap mencobanya.
Lifa menatap Devan dengan senyum yang terukir tulus dari hatinya.Gadis itu kemudian berdiri,membuat Devan ikut berdiri,gadis itu memajukan langkahnya.
"Ya,itu terserah lo,kalau lo nggak bisa bales perasaan gue,gue bakal lepasin lo,gue bakalan berusaha buat lupain lo walaupun itu pasti berat banget bagi gue.Gue nggak bisa maksa lo buat suka sama gue,karena yang ngejalanin itu lo,bukan gue!"jelas Lifa panjang lebar.
Menghayati disetiap kata yang ia ucapkan,membuat Lifa meneteskan air matanya.Namun,dengan cepat gadis itu mengusapnya.Kemudian,berbalik menatap Devan,ia berusaha tersenyum kearah cowok itu.
"Gue masuk dulu!"pamitnya ingin pergi dari sana.
Sebelum,tangan Devan menariknya cukup kencang,hingga menubruk dada bidang cowok itu.
Devan memeluk tubuh mungil Lifa dengan erat.Mencoba menenangkan gadis itu.Memejamkan matanya,mendengar isak tangis gadis itu yang membuat hatinya sedikit tergores.Baru kali ini ia mendengar seorang gadis yang biasanya periang,menangis.
Devan menangkup kedua pipi tembam milik Lifa,cowok itu mengusap air mata yang membasahi pipi gadis itu.
"Jangan nangis!"pinta cowok itu tersenyum lembut.Membawa Lifa kedalam dekapannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN [END]
JugendliteraturMereka yang dipertemuakan dengan tidak sengaja,terbiasa karena keadaan,merasa nyaman karena perhatian,merasa bahagia karena kebersamaan,dan berjuang terus karena kesetiaan. Singkat cerita,ini adalah kisah seorang dua remaja yang saling mencintai sej...