•Perjuangan itu tak selamanya mempunyai hasil yang indah!~59|•

615 41 0
                                    

Senyum ceria!!

Hi temen²!!

Apa kabar??

Baik ya?

Moga aja baik!

Hapoy reading guyss!!


Devan berjalan dengan riang,sambil membawa bunga yang ia petik.Cowok itu berniat menghampiri Vania,ia akan menyatakan perasaannya kepada gadis itu.

Cowok itu berjalan menuju kolam renang yang berada disana,karena tadi ia melihat Vania berada disana.Senyumnya tak luntur sedari tadi.Hingga nafasnya tercekat saat melihat pemandangan apa yang ia lihat.

"Gue suka sama lo,Van!"ujar seorang itu,yang berada di hadapan Vania.

"Gue suka sama lo itu udah lama,bahkan sebelum gue jadian sama Lifa.Gue cinta sama lo sejak dulu kelas sebelas!"jelasnya.

"T-tapi Lifa gimana Ar?"tanya Vania.

Cowok itu adalah Arzan,yang kini berdiri dihadapan Vania.Cowok itu menggenggam kedua tangan milik Vania.

"Gue udah putus sama dia,sebenernya gue itu gak suka sama dia Van,gue itu suka nya sama lo!"jawab Arzan.

"Lo mau'kan jadi pacar gue?"tanya cowok itu penuh harap.

Vania tersenyum,kemudian mengangguk.Mereka berdua berpelukan mesra disana.

Dan,semua itu tak luput dari pandangan Devan.Wajah yang tadinya tersenyum kini berubah menjadi pucat.Dunianya seakan berhenti begitu saja.

Melihat seseorang yang ia cinta,yang ia perjuangkan mati-matian,sedang berpelukan mesra dengan seorang cowok lain,dan lebih parahnya dia adalah sahabatnya sendiri.

Tangannya seketika melemas,cowok itu menjatuhkan bunganya.Ia mengacak-acak rambutnya prustasi.

Ternyata tidak semua perjuangan itu mempunyai hasil yang sangat hebat.Mungkin,ia memang tidak dilahirkan untuk memiliki gadis itu.Walaupun itu hanya sekejap.

Cowok itu berlari,entah kemana tempat yang ia tuju.Cowok itu duduk disalah satu bangku yang berada ditaman belakang villa disana.

"Gue tau,dev! Lo lagi sedih!"seseorang menghampirinya.

Devan menoleh saat mendengar suara itu,ia melihat Lifa yang duduk disampingnya.

"Sabar,ya gue juga pernah ngerasain itu,"ucap Lifa menepuk bahu Devan sambil tersenyum lembut.

"Emm gue sebenernya udah tau dari dulu tapi,gue nggak mau bilang ke lo,gue takut lo bakalan sakit nantinya ya,walaupun itu udah terjadi sekarang."jelas Lifa.

"Ma-maksud lo?"tanya Devan tidak mengerti.

"Seperti yang lo lihat tadi,Arzan itu sebenernya nggak suka sama gue,dia cuman nyari pelampiasan aja buat ngelupain Vania,cinta pertamanya.Tapi,seperti yang lo liat sekarang dia nggak bisa lupain Vania,sekarang dia udah jadian,'kan?"

Seketika cowok itu tertegun,ternyata orang yang selama ini mensupport-nya sudah lebih dulu menyukai Vania.

"Terus lo kapan putus sama dia?"tanya Devan.

Pandangan Lifa menerawang."Udah lama,dia sendiri yang mutusin gue duluan,dan gue juga gak bisa berbuat apa-apa ya,gue iya'in aja,"jawab Lifa.

"Gue juga nggak nyangka Vania bakalan nerima Arzan,karena setau gue dia juga suka sama lo.Tapi,mungkin itu cuma akal-akalan dia,"sambung Lifa.

"Gu-gue boleh meluk lo nggak?"tanya Devan terbata-bata.Untuk hari ini ia tidak kuat menahannya,ia butuh seseorang yang bisa menenangkannya.

Lifa menoleh,gadis itu tersenyum kemudian mengangguk."Kapanpun itu ketika lo lagi sedih,lo boleh meluk gue!"jawabnya.

DEVIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang