20 | GET WELL SOON

455 32 3
                                    

timpuk bintangnya!

gebukin komentarnya!

"Jika tak dapat merangkai kalimat penenang, setidaknya bersedia menyalurkan sebuah pelukan."

~NKP, story about Rēygan

|Happy Reading|

Reygan sampai di halaman apartemen miliknya, cowok itu memarkirkan motornya di depan. Dia akan langsung masuk ke dalam dan beristirahat, tetapi tidak jadi, ketika menyadari ada seseorang yang berjalan dari belakangnya.

Nampak bahwa cowok itu menyerngit dengan kedatangan gadis yang sekarang sudah berada di hadapannya.

"Vani?"

Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum.

"Hai, Reygan."

"Kamu hari ini nggak sekolah, ya?"

Reygan masih diam tidak tahu apa maksud gadis di depannya. Dia tidak suka basa-basi.

"Habis dari makam Mama?" tanya Vani kembali walau pertanyaan yang tadi tidak dijawab cowok ini.

Reygan hanya membalasnya dengan deheman.

Vani mengangguk kaku. "Gimana kalau kita ngobrolnya di taman aja?"

Reygan akan menolak, tetapi dia pikir apa gunanya juga jika di apartemen sendiri. Cowok itu pun akhirnya mengangguk setuju.

Mereka sampai di taman yang dekat dengan apartemen Reygan. Keduanya duduk di kursi besi yang ada di taman.

Vani, menoleh pada cowok itu. "Rey, kamu ingat, di taman ini, kita putus."

Perempuan itu terkekeh dengan pelan. Reygan yang melihatnya hanya bisa diam, walau dari raut dan mata gadis itu, menyiratkan sedih dan kecewa mendalam.

"Kalau waktu bisa diulang, aku nggak akan pernah lakuin itu. Aku nyesal dan sadar semenjak udah enggak sama kamu lagi."

"Hari itu, aku pikir semua kenangan yang udah kita lewati bakal cepat hilang dari benakku. Tapi aku salah, bahkan sampai detik ini, kamu selalu aku sematkan."

Reygan menatap lurus ke depan, seolah ikut membayangkan bagaimana kisah mereka dulu.

"Aku tau, kamu sayang banget sama yang sekarang ini. Kamu sayang banget sama pacar kamu itu. Karena kamu pernah bilang sama aku, kalau seorang Reygan udah sayang sama cewek, dia bakal lakuin perempuan itu sebaik-baiknya."

"Dia beruntung punya kamu, Rey."

Reygan tersenyum, lalu menggeleng. "Enggak. Gue lebih beruntung punya dia. Lo tau? Dia itu kayak Mama. Dia perlahan buat gue bisa terima semuanya."

"Mama itu hidup gue. Dan Keysha," Reygan menoleh lagi pada Vani, "segalanya buat gue."

♡♥♡

Keysha sampai di apartemen Reygan. Dia menunggu cowok itu di luaran tanpa ada niatan untuk masuk atau menelepon agar lelaki itu cepat datang untuk kemari.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang