39 | I HATE U

448 26 2
                                        

|Happy Reading|

Keysha kini tengah duduk di taman dekat rumahnya. Sepulang diantar oleh Raka, gadis itu memilih untuk menyendiri tanpa mau diganggu oleh siapapun. Melihat sekitar membuat hatinya perlahan tenang. Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik untuk tersenyum walau pandangannya kosong ke depan.

Keysha mencari kontak bundanya di benda pipih tersebut. Ia lalu menempelkan benda itu ke telinga ketika panggilannya langsung diangkat.

"Halo Bunda, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, iya kenapa, Key?"

"Ayah sama Bunda kapan pulang?"

"Loh bukannya cuma satu bulan?"

"Iya nggak apa-apa, Bunda sama Ayah jaga kesehatan, ya. Assalamualaikum."

Keysha menunduk dalam diam. Ia tersenyum lesu ketika mendengar jawaban yang bundanya berikan. Penambahan 2 minggu terasa begitu sangat lama baginya. Namun bagaimana buat? Keysha menghela napas sejenak sebelum akhirnya kemunculan seseorang tak dikenal membuatnya merasa tidak nyaman.

Keysha berusaha menghiraukan orang itu, namun tatapan matanya membuat Keysha benar-benar merasa risih. Terlebih taman ini sepi, bisa dibilang hanya mereka berdua. Bagaimana jika orang itu jahat? Bagaimana jika orang itu berniat mencelakai Keysha? Perlahan langkahnya pergi dari sana. Berusaha untuk tenang walau jantungnya berdetak lebih cepat. Keysha menoleh ke belakang-dan orang itu mengikuti dirinya!

Langkah kaki Keysha semakin cepat. Ia berlari mencari apapun yang bisa membuat ketakutan itu hilang. Dengan keadaan yang semakin panik, ia memberanikan diri untuk menoleh lagi, melihat wajah laki-laki itu yang ternyata menampilkan senyum pada Keysha. Akh! Itu menakutkan!

Keysha terus mengabaikan pikiran buruk yang ada di kepalanya. Walau orang itu berjalan dengan santai, tetap saja Keysha takut. Matanya membelalak menatap seorang pemuda yang melintas tidak jauh dari dirinya. Dengan cepat Keysha berlari ke sana, mendekati pemuda itu. Sebelum itu Keysha menoleh lagi pada orang yang mengejarnya tadi, dan masih tetap sama, orang itu tersenyum seperti psikopat yang sering ia lihat di beberapa drama.

"Maaf, Kak, bisa tolongin saya?" ujar Keysha memohon. Sungguh, setidaknya orang yang tidak dikenalnya ini bisa membantu Keysha sebentar saja.

Pemuda itu melepas earphone yang menempel di telinga kanan dan kirinya, lalu membalas permohonan Keysha dengan ramah. "Iya, ada apa?"

Dari penampilan pemuda ini cukup meyakinkan Keysha bahwa orang ini adalah orang baik. Ia berusaha menetralkan napasnya, setelah itu ia katakan maksudnya apa.

"Orang itu?" Keysha mengangguk antusias.

Pemuda itu berjalan mendekati apa yang dimaksud cewek ini. Sementara Keysha bersembunyi di belakang punggung lelaki di depannya. Keysha mengintip sedikit ke arah psikopat itu, dan orang itu pergi dari sana. Seolah psikopat yang ia lihat tidak berani berurusan dengan pemuda ini.

Keysha menghela napas dengan lega, walau tidak mengerti bagaimana konsepnya. Paling tidak laki-laki yang ia sebut psikopat itu baku hantam dengan pemuda ini. Tapi, begini saja lebih baik.

Pemuda yang ada di depannya tersenyum. "Orangnya udah pergi, sekarang kamu aman."

Keysha balas tersenyum. "Terimakasih banyak, Kak."

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang