44 | SORRY FOR, EVERYTHING

385 29 10
                                    

(╯︵╰,)

|Happy Reading|

"Keysha hanya mengalami shock ringan yang tidak bisa ia kendalikan. Itu sebabnya dia jatuh pingsan."

"Shock tersebut bisa terjadi karena ketakutan yang muncul tiba-tiba. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut karena bentakan, lalu muncul rasa takut."

"Apa sebelumnya Keysha merasakan apa yang saya katakan?" tanya Dokter wanita itu.

Reygan diam sesaat mencoba mencerna semua perkataan seseorang di hadapannya.

"Iya, sempat terjadi perdebatan kecil,"

Dokter tersebut mengangguk. "Keysha hanya mengalami keterkejutan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun jika hal tersebut terjadi berulang kali, akan berakibat fatal."

"Karena jantung nya tidak tahan kala mendengar bentakan."

"Bukan karena lemah, hanya saja, hatinya sudah dibentuk seperti itu sedari kecil. Bahkan dari kecil mungkin ia tidak pernah mendapat bentakan dari orang sekitar, namun ketika bentakan itu terjadi tanpa aba-aba, pingsan adalah solusi utamanya."

"Saya berharap, Keysha tidak merasakan itu untuk kedua kalinya."

Reygan termenung setelah keluar dari ruang Dokter yang baru lima belas menit lalu memeriksa keadaan Keysha. Ia merutuki dirinya sendiri karena ternyata Reygan sendiri penyebab utama pingsannya gadis itu. Mengingat semua perkataan Dokter barusan membuatnya diselimuti rasa bersalah, gelisah.

Reygan berjalan pada ruangan yang seharusnya Keysha tempati. Napasnya tercekat sejenak melihat gadis itu dengan sepupunya tampak berbicara satu sama lain.

Samar-samar ucapan mereka terdengar di telinga Reygan.

"Dev, nggak cuma aku perempuan yang ada di dunia ini, mungkin memang kamu yang nggak mau untuk buka hati,"

Keysha menangis, dan Reygan melihat itu.

"Iya, karena aku sakit ketika tau kalau kamu mulai pacaran sama seseorang, Sha. Aku beranggapan kalau perempuan sebaik kamu aja bisa berubah kapanpun yang kamu mau. Gimana yang lainnya? Gimana kalau mereka ngelakuin hal yang sama?"

Reygan tertegun. Ia tak dapat mengerti semua percakapan mereka. Namun hatinya memanas melihat interaksi keduanya.

Enyah

Ia mencoba mengontrol emosinya lalu kembali fokus mendengarkan dari luar.

"Aku minta maaf kalau kamu terluka karena aku,"

"Bodohnya perasaan itu nggak pernah hilang, atau mungkin nggak akan pernah."

"Devano, stop it!"

Keysha menyela ucapan Devan dengan cepat. Nada bicaranya meningkat dari sebelumnya membuat ia mengerjap beberapa kali untuk menetralkan segalanya. Keysha tidak seharunya membentak seseorang yang selalu berkata lembut pada dirinya. Ia menatap Devan lekat. Tatapan yang setiap kali Devan menatapnya balik berisi permintaan 'maaf'.

Maaf karena aku, kamu nggak kunjung menemukan seseorang yang membuat mu merasa jatuh cinta

Maaf karena aku nggak bisa balas perasaan kamu

Maaf, atas segalanya.

Itu yang ingin Keysha katakan pada Devano Al Zaden, agar lelaki ini paham untuk tidak terluka lebih dalam lagi hanya karena ekspektasi yang terlalu tinggi. Keysha hanya tidak ingin menyakiti Devan, lagi.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang