34 | WANT TO TRY?

312 26 3
                                    

timpuk bintangnya 😡

"Mengkhianati seseorang adalah salah satu hal yang paling menjijikkan."

~NKP, story about Rēygan

~NKP, story about Rēygan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Happy Reading|

Langkah Reygan terhenti ketika melihat seseorang kini berdiri di depan apartemennya. Reygan berdeham pelan, yang langsung membuat perempuan itu menoleh cepat.

"Eh, Rey." Vani tersenyum sekilas. Dia mengalihkan sejenak matanya dari Reygan, menghilangkan rasa gugup, seolah baru saja kepergok.

"Ngapain?" Reygan bertanya dengan malas. Sungguh. Ia benar-benar ingin sendiri dulu tanpa ada yang mengganggu.

Vani tersenyum lagi. Entah. Gadis itu sepertinya belakangan ini hobi menunjukkan gigi rapinya. "Enggak, cuma lewat aja, Rey. Aku kira kamu nggak di apart tadinya, eh ternyata benar. Memangnya dari mana?"

Reygan menggigit pipi dalamnya. Pertanyaan dari Vani perlukah dirinya jawab? Lelaki itu berdecak pelan. "Nggak ada urusannya sama lo." Reygan hendak melangkah tetapi tangannya ditahan oleh perempuan ini.

Reygan menoleh. Mendelik pada lengannya yang kini dipegang gadis itu. Tidak. Reygan tidak marah. Dia hanya tidak suka dipegang sembarangan.

Detik yang bersamaan, Vani refleks melepas tangannya dari lengan Reygan. Gadis itu tersenyum kikuk. Tatapan Reygan barusan, benar-benar membuat nyalinya menciut. Netra cowok itu seolah mengancam Vani untuk pergi dari sini. Namun, dengan keberanian yang benar matang adanya, yang Vani sendiri tidak tahu harus berbuat apa, ia tetap bersikap seolah biasa saja.

"Aduh, maaf udah lancang." Vani menunduk takut. Ia meremas ujung bajunya, berharap Reygan menerima permohonan tersebut.

Tanpa membalas itu, Reygan melenggang dengan santai, meninggalkan Vani yang kini menatap punggungnya dari belakang. Entah keberanian dari mana, Vani ikut masuk ke dalam. Mengikuti Reygan yang kini mendudukkan diri di atas sofa.

"Rey, mau ke mana?"

"Mandi. Lo di situ aja. Jangan macam-macam."

Vani bergeming. Bosan dengan ini semua, ia memilih untuk menonton siaran televisi guna menunggu Reygan sampai selesai mandi. Namun, sebuah notifikasi dari ponsel Reygan membuat ia menoleh pada benda datar itu.

Vani menggapai ponsel tersebut dengan tangan kiri. Ia membaca beberapa pesan yang seseorang kirimkan pada Reygan dari atas layar. Ia hendak menekan chat tersebut, akan tetapi tidak jadi, karena mendengar langkah seseorang yang sedang menuruni anak tangga. Reygan.

Gadis itu cepat-cepat meletakkan ponsel Reygan ke tempat asal. Mengatur posisinya seperti bagaimana tadinya. Hingga, ia kembali fokus ke televisi. Bersikap santai sampai cowok itu duduk kembali di sofa, tepatnya di samping dirinya.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang