37 | IT'S OKAY TO CRY

335 24 7
                                    

hi, (๑•́ ₃ •̀๑)

gapapa untuk nangis hari ini (。•́︿•̀。)

Reyganteng : tumbuk bintangnya😡

|Happy Reading|

"Gila gue jadi kepikiran sama ucapan Bu Nana tadi." Arbi menghela napas pelan. Ia mengamati Reza yang menyalakan sebuah batang rokok.

"Kepikiran apa?" Deon bertanya.

Arbi mendongakkan kepalanya ke atas. "Setelah lulus SMA ini gue bingung," Lelaki itu menjeda ucapannya sebentar, berpikir kalimat apa yang akan ia ucapkan. "Kuliah atau langsung cari kerja?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.

Deon menepuk pelan punggung temannya.
"Cie mulai mikirin masa depan anjay." Kenny bergabung dengan kedua tangan yang menggenggam minuman soda. Lelaki itu mendapat tampolan kecil dari Arbi.

"Tapi iya juga, sih. Kita nggak bakal bisa sesering ini kumpul setelah lulus nanti. Kalaupun iya, palingan juga wacana." Reza ikut menimpali. Ia menghembuskan asap rokok tersebut lalu membuang puntung rokok yang tersisa setengah lagi.

Reygan bergeming dengan mata yang terpejam. Ia dapat mendengar dengan jelas ucapan Reza barusan. Ya. Tidak terasa waktu cepat sekali berputar, hari berganti setiap harinya. Reza benar, mereka tidak akan bisa sesering ini untuk berkumpul setelah lulus SMA nanti. Bahkan semuanya akan sibuk pada tujuan masing-masing.

Reygan ingat betul pertama kali dia menginjakkan kaki di SMA Galaxy. Menjadi siswa disiplin dan berprestasi. Namun sekarang semuanya sudah berubah. Kata baik bahkan tak cocok untuk dirinya.

Dokter, cita-cita Reygan sedari kecil. Ia ingat betul bahwa setiap hari dirinya berdoa pada Tuhan agar cita-cita itu tercapai nantinya. Reygan pernah bilang bahwa ia akan mengobati semua orang. Namun, sekarang mimpi itu tak lagi terpikirkan olehnya. Bahkan tidak pernah berdoa pada Tuhan agar dikabulkan.

Karena ia pikir, mama nya bahkan tidak selamat waktu itu. Lantas apa gunanya Reygan menyelamatkan nyawa orang lain?
"Rey," Arbi nyeletuk yang membuat Reygan membuka kedua matanya.

"Keysha kenapa nggak kelihatan lagi akhir-akhir ini? Lo ada masalah sama dia?"

Reygan menghela napas pelan. Selalu saja ada yang menanyakan gadis itu pada dirinya.

"Lo kalau ada masalah selesain baik-baik. Kita udah mau lulus. Dan setelah lulus, lo nggak bakal bisa ketemu dia sesering mungkin."

Reygan hanya berdeham pelan. Arbi benar. Mereka tidak akan bisa bertemu sesering mungkin. Tapi bagaimana lagi? Sepertinya kali ini biar saja waktu yang menjawab semuanya. Biarkan saja waktu yang mempertemukan mereka dititik tepat. Reygan pun Keysha akan sama-sama mementingkan ego.

♡♥♡

Reza berjalan kesana-kemari untuk menghubungi seseorang di malam hari seperti ini. Ini adalah hari dimana Reygan akan melakukan balapan di jalanan Jakarta. Hal itu sudah rutin cowok itu lakukan setiap bulannya.

"Halo Rey, lo di mana? Kita semua nunggu lo."

Reygan mengambil jaket kulitnya yang terletak di atas meja. Cowok itu berjalan cepat ke luar dari apartemen, setelah dirasa aman, ia menaiki motornya untuk siap balapan malam ini.

"Gue on the way," ucapnya menyalakan motor serta mematikan panggilan tersebut. Namun belum sempat ia akan pergi, dirinya dikejutkan dengan kehadiran Vani yang muncul entah dari mana.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang