30 | BUT

324 24 3
                                    

cubit bintangnya! 😡

cubit bintangnya! 😡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Happy Reading|

Kini kedua perempuan itu tengah belajar di ruang tamu, duduk di lantai beralaskan karpet. Tadinya mereka ingin pergi ke taman dan menghabiskan waktu 1 jam saja di sana. Namun, mengingat bahwa mereka belum belajar dari pagi, dan hanya santai-santai saja, membuat niat tersebut dibuang begitu saja.

"Key, lo nggak nitip minum?" Karin nyeletuk pada Keysha yang fokus mengerjakan latihan soal mata pelajaran Fisika.

"Enggak, kamu aja."

Mendengar jawaban dari Keysha, Karin langsung beranjak berdiri pergi menuju dapur. Dia kembali lagi dengan segelas jus jeruk yang baru ia buat semenit belakang.

Karin duduk di atas sofa. Mengamati wajah Keysha dengan seksama sampai Keysha menoleh padanya.

"Kenapa?"

Karin mengerjap lalu menggeleng kaku. "Enggak," jawabnya.

"Oh iya, Rin. Kamu diijinin nginap disini 'kan?"

"Diijinin, kok."

Raut wajah Karin yang menjengkelkan itu membuat Keysha menghela napas dengan pelan. Namun kali ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya banyak pada Karin. Bisa saja perempuan itu sedang tidak mood untuk bicara sepatah dua kata.

"Key, hubungan lo sama Kak Reygan udah gimana aja, sih?"

Baru tadi Keysha tak ingin bicara lagi karena takutnya mengganggu Karin, tetapi temannya sendiri yang memulai kembali pembicaraan.

"Nggak usah dibahas dulu, Rin."

Karin yang mengerti hanya diam setelahnya. Dia tak ingin menambah beban pikiran Keysha hanya karena masalah yang seharusnya pun tidak pernah ada.

Keysha kembali fokus pada buku yang sudah banyak sekali rumus-rumus didalamnya. Namun, pertanyaan Karin barusan mampu membuat pikirannya sudah tidak fokus untuk mengerjakan soal berikutnya.

Memang pertanyaannya hanya tentang Reygan. Namun kenapa harus sangat melekat seperti ini? Seolah Keysha memang berbuat kesalahan yang sangat besar sampai-sampai tidak ada kata maaf sekalipun.

♡♥♡

Devan mengamati foto yang sedang ada di genggamannya. Foto yang selama ini selalu dirinya simpan dan bawa kemana-mana. Foto yang lebih berharga daripada dirinya sendiri.

Lelaki itu tersenyum fokus menatap wajah mungil perempuan yang ada di foto tersebut. Senyum, mata, hidung, wajahnya tidak jauh beda dengan yang sekarang ini. Tetap cantik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang