29 | LEAVE TO SINGAPORE

321 25 1
                                    

keroyok bintangnya 😡

menulis itu gak gampang

"Sesingkat apapun kisahnya, perihal melupakan bukanlah hal yang mudah."

~NKP, story about Rēygan

|Happy Reading|

Kini Galih dan Fira sudah siap untuk berangkat ke bandara. Seluruh barang dan berkas-berkas sudah dimasukkan ke dalam mobil untuk diantar sekarang juga. Tak lama, Keysha turun dari atas. Melangakah ke arah ayah dan bunda yang tengah duduk di atas sofa.

"Bunda cepet banget berangkatnya?" Keysha mengendus dilengan Fira. Membujuk agar setidaknya mereka berangkat sedikit kesiangan.

"Nanti ketinggalan pesawat, Key."

"Nggak bisa dilamain sedikit aja?" Keysha beralih mendekati Galih, membuat bundanya luluh tidak semudah yang dirinya bayangkan.

"Ayah sama Bunda juga penginnya kayak gitu, Key. Tapi Bundamu benar, nanti ketinggalan pesawat." Galih mengusap rambut Keysha dengan pelannya.

"Kalau gitu, Key ikut. Kali ini nggak mau dilarang pokoknya." Keysha menatap ayah dan bunda bergantian. Yang lantas hanya diangguki oleh kedua orangtuanya.

Hendak ingin pergi, tetapi kehadiran Karin menghentikan langkah mereka. Dengan canggung dia tersenyum. Mendekati Keysha yang berada di samping Fira.

"Om, Tan, udah mau berangkat, ya?" tanya Karin sekilas, penampilan perempuan itu terlihat rapi dan fresh seperti akan mengunjungi acara besar.

"Iya," sahut Keysha langsung. "Aku mau ikut ke bandara,"

"Gue ikut juga, Key."

Lantas Galih mengangguk, "Boleh."

Mereka ber-empat pun berjalan ke pintu.
Mengunci rumah untuk mereka tinggalkan sekarang juga. Tetapi, lagi dan lagi kehadiran seseorang menghentikan keberangkatan mereka.

"Om, Tante." Devan menyalam tangan Galih dan Fira. Lalu mata cowok itu melirik sekilas pada Keysha yang pandangannya dia alihkan.

"Udah mau berangkat, ya?"

"Iya, takutnya ketinggalan pesawat."

Devan mengangguk kecil. "Kalau gitu, pakai mobil Devan aja, Om."

"Yasudah, Om juga capek untuk sekedar nyetir. Terimakasih, Devan." Galih menepuk pundak Devan dengan bangga. Kehadiran anak laki-laki ini benar-benar mengurangi bebannya.

Sementara Karin hanya bergeming di tempat semula sampai mereka berangkat menuju bandara. Entah apa yang dia pikirkan dengan penampilan sepupu Keysha itu. Yang jelas, ada sedikit kekaguman yang sulit ia deskripsikan.

"Rin," celetuk Keysha ketika mereka baru saja sampai di bandara. Pasalnya sedari tadi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Karin. Apa ada yang salah?

"Iya, kenapa?"

"Kamu tumben diam. Kenapa? Pusing?"

Karin menggeleng. "Enggak. Cuma lagi pengin diam. Hehe."

"Key," Fira mendekati Sanganak. Begitupun dengan Galih yang mendekati Keysha juga. Hingga kini Keysha berada di tengah-tengah kedua orangtuanya.

"Bunda sama Ayah udah mau berangkat. 40 menit lagi kita mengudara. Kamu baik-baik di Jakarta. Jangan nakal."

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang