43 | I WISH YOU WERE MINE

384 29 9
                                    

(。-_-。)

"She's everything I've ever wanted."

Devano Al Zaden

|Happy Reading|

Karin bangun dari tidurnya, selepas ia beranjak ke kamar mandi satu jam lalu, Keysha belum menampakkan wujudnya sama sekali. Ia pikir Keysha hanya akan pergi ke dapur atau menonton televisi di luar, tetapi temannya itu bahkan tidak ada kabar sampai detik ini.

Walau dengan mata yang sangat mengantuk, Karin tetap beranjak dari tidurnya. Ia melangkah turun ke bawah. Rasanya dia tidak akan tenang jika tidak mengetahui di mana Keysha. Meski perasaan kesal masih menempel sedikit, namun Karin tetaplah sahabatnya. Bagaimana juga, ia mempunyai rasa khawatir pada perempuan itu.

Belum sempat Karin akan menuju ruang utama, ia melangkah pada Bi Ranum yang lebih dulu dilihatnya.

"Bik," panggil Karin pelan, yang langsung membuat Bi Ranum menoleh.

Karin mendekati wanita paruh baya itu. "Bibi ada lihat Keysha?" tanya Karin penuh harap.

Bi Ranum menggeleng, "Terakhir saya ke kamar Non Keysha tadi sore, selepas saya buatkan teh hangat dan obat, saya tidak melihat Non Keysha lagi."

Alis Karin hampir bertaut. "Keysha kenapa?"

"Selepas dia pulang sore tadi, keadaan Non Keysha sudah demam. Saya tanya kenapa, dia jawab hanya dengan gelengan," jawab Bi Ranum jujur.

Karin menghela napas dengan kasar. Kegelisahan semakin menyelimuti dirinya. Bagaimana bisa ia tidak tahu bahwa Keysha sempat demam, dan sekarang ia juga tidak tahu di mana Keysha berada. Akh! Ini sudah malam. Bagaimana jika Keysha kenapa-kenapa?

Karin berlari ke kamar, mengambil ponselnya di atas kasur. Ia akan memberanikan diri untuk mencari di mana Keysha. Matanya yang mengantuk tadi kini sudah melek sempurna.

"Bik, Bibi jaga rumah aja. Kalau ada kabar tentang Keysha, telepon saya," ujarnya sambil mengenakan hoodie karena udara malam ini terasa sejuk.

Bi Ranum mengangguk. Ia menatap kepergian Karin dengan mengendarai mobil putih itu sampai tidak nampak lagi. Terakhir, ia menutup pintu rapat-rapat dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Berharap besar bahwa Keysha pulang dalam keadaan baik-baik saja.

Di perjalanan, Karin tak henti-hentinya berdoa agar segera dipertemukan dengan Keysha. Melihat jalanan yang mulai sepi dan gelap membuatnya bergidik ngeri dari dalam mobil. Bagaimana bisa Keysha tidak memberi kabar sedikitpun.

"Keysha, lo di mana, sih?" gumamnya khawatir.

Berkali-kali Karin menelepon nomor Keysha namun tak kunjung diangkat. Menyebabkan ia berhenti ketika 12 panggilan tak terjawab dari Keysha. Menyebalkan 'bukan? Dengan begini Karin semakin tak tenang dibuat nya.

Ditengah kekhawatiran itu, Karin teringat akan satu hal. Bahwa orang yang paling mengetahui Keysha adalah... Reygan. Karin dengan cepat mencari kontak cowok itu di sana. Ada sedikit ketakutan dalam dirinya ketika panggilan tersebut berdering; bagaimana jika nada dering telepon  menggangu tidur Reygan? Dan itu berasal dari Karin.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang