|Happy Reading|
♥
Semua hal terasa melelahkan karena tidak melihat wujud Keysha bahkan sudah memasuki istirahat kedua. Akhirnya, Reygan memutuskan untuk menemuinya langsung. Setidaknya mereka dapat interaksi sebentar, hitung-hitung membayar rasa rindu Reygan.
Lelaki itu sampai tepat ketika seseorang yang dicarinya keluar dari dalam kelas. Sempat ada jeda karena suasana ini terasa canggung. Kemudian, Reygan mengambil tangan gadis ini dan dibawanya melewati lorong setiap kelas hingga berhenti ketika mereka berada di taman belakang sekolah.
Reygan menatap lurus ke depan sambil berjalan mengikuti arah tatapannya. Keysha kini berdiri di belakang, memandang punggung lebar itu. Ia menghirup udara dan membuangnya pelan-pelan.
Sementara Reygan kini memejam tanpa gadis di belakangnya ketahui. Percayalah, dirinya ingin sekali dipeluk, diberi waktu untuk memandang wajah Keysha sangat lama, serta bercanda tawa––seperti dulu kala. Namun yang keluar dari mulutnya yang tadi terkunci rapat adalah,
"Belakangan ini, kenapa berusaha ngejauhin gue, Key?" Dia bertanya dalam posisi masih memunggungi gadis itu.
"Om Galih bilang apa?"
Reygan berbalik. Kini bola mata mereka saling beradu tanpa mau dialihkan. Kedua insan tersebut berdetak melewati batas ritme berbeda dari biasanya. Keduanya punya rasa takut, gelisah, pun khawatir. Namun yakinlah, untuk seseorang yang paling banyak salah, akan lebih merasakan sakit paling dalam.
"Aku takut kalau aku bilang, cuma akan nyakitin perasaan kamu."
Reygan menatap Keysha teduh persis seperti bagaimana sekarang ini Keysha melakukannya terhadap Reygan. Lelaki itu maju dua langkah untuk lebih dekat lagi. Ungkapan Keysha barusan membuat Reygan terlihat seperti orang paling jahat.
"Nggak apa-apa, mungkin itu timbal balik yang gue dapat karena udah jahat selama ini."
Keysha bergeming. Darahnya terasa sudah tidak berdesir. Angin sepoi-sepoi membuat rambutnya menari pelan-pelan. Setelah itu, menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian untuk berbicara kembali.
"Ayah bilang," Keysha menjeda ucapan sesaat. Mata penuh luka kasat mata itu menghalangi Keysha untuk menjadi bendungan air mata.
Napas tenang itu menghalangi Keysha untuk membuat jantungnya terasa tidak berdetak.
Serta, hati paling keras itu menghalangi Keysha untuk tidak membuatnya rapuh.
Tapi, jika tidak sekarang, Keysha akan terus-terusan merasa sakit. Dan Reygan akan terluka lebih dalam lagi.
"Key, kalaupun ucapan lo nggak bisa gue terima dengan baik, gue bakal usahain untuk ngerti. Karena selama ini, gue paling jahat dihubungan kita."
"Gue minta maaf,"
"Gue kangen banget."
Suara paling pelan yang Keysha dengar dari mulut Reygan adalah saat sekarang ini. "Kapan terakhir kali hubungan kita tanpa masalah?"
Jujur, Keysha pun lupa kapan terakhir kali mereka tidak punya masalah soal hubungan. Mungkin ada banyak manusia ingin menghancurkan rumah yang perlahan mereka bangun. Namun ternyata salah satu dari yang membangun itu dapat meruntuhkan rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RĒYGAN
Teen Fiction"Sesingkat apapun kisahnya, perihal melupakan bukanlah hal yang mudah." » NKP, story about RĒYGAN Overthinker, panggilan yang cocok untuk cowok bernama Reygan Cakra Bayanaka. Kepergian Mama nya 2 tahun lalu membuat ia benci akan manusia juga semesta...