Bab 5

92K 2.4K 41
                                    

"I love you Atifa Ayu Azahra"bisik Abian membuat jantung Atifa berdetak cepat dengan wajah yang merah menatap wajah Abian yang kembali dan meniup wajahnya yang merah juga panas

Abian menggendong Atifa masuk kedalam kamar tamu dan membiarkan Atifa beristirahat disana, sementara Abian mengecup pipi Atifa yang pura-pura tidur lalu pergi dari sana untuk kembali ke kamarnya

Setelah kejadian tadi, Atifa terus memegang dada juga bibirnya bersamaan. Dia merasa jantungnya tak normal karna mendengar kalimat cinta dari mulut Abian dan bibirnya yang masih merasakan manisnya bibir Abian

Sama seperti Atifa, Abian justru berguling ke kanan dan ke kiri mengingat kejadian tadi dimana dia menyatakan cinta setelah merasakan bibir manis yang selama ini inginkan, ingin sekali dia merasakan lebih dari sekedar ciuman tapi dia tidak mungkin malakukan itu pada gadis polos seperti Atifa

"Sabar Abian, sabar oke. Ada saatnya nanti lo mendapatkan gadis itu dan dia pasti akan menjadi milik lo seutuhnya"gumam Abian dengan memandang langit-langit kamarnya lalu tersenyum kembali seperti orang gila
__________
Hari minggu

Hari ini adalah hari yang dijanjikan oleh Abian pada Aiden untuk mengajaknya jalan-jalan keluar rumah yang sudah jelas kepantai karna tempat favorit Aiden adalah pantai seperti mendiang mama Amira, mamanya Abian

Aiden terus memaksa Atifa untuk ikut jalan-jalan bersama mereka, jujur saja Atifa ingin ikut kepantai karna dia juga sudah lama sekali tak kepantai, tapi dia malu untuk mengatakan ikut pada Abian yang sedari tadi hanya diam sambil menatap putranya yang terus memaksanya ikut

"Sayang. Tante gak bisa ikut nak. Kaki tante masih sakit gak boleh untuk jalan-jalan dulu"ucap Atifa membujuk anak bosnya ini yang sudah lengket padanya

"Huuaaa....aaaa.. Piii.. Huaaa.."tangis Aiden adalah jurus andalannya untuk membujuk semua orang untuk menurutinya

"Cup.. Cup.. Sayang... Iya....iya. Tante Tifa ikut ya...jangan nangis oke"ucap Atifa gelagapan saat Aiden menangis, sementara Abian hanya terkekeh melihat Atifa yang gelagapan melihat putranya menangis

"Aiden sayang. Dengerin Papi oke. Tante belum boleh ikut sayang, kaki tante masih sakit nanti kalo dibawa jalan-jalan kaki tante gak bisa jalan lagi gimana?"tanya Abian sambil menghapus air mata Aiden

"Ndong Papi. Aden dak uat"jawab Aiden membuat Abian menghela nafasnya dia lupa jika anaknya ini memang selalu bisa menjawab semua pertanyaannya

"Sayang, kamu lihat ini. Tangan Papi sakit nak, jadi gak mungkin Papi gendong tante Tifa, nanti tante Tifa tambah sakit"ucap Abian mencari cara agar Aiden melepaskan Tifa yang memang belum boleh banyak jalan dulu

"Da om Atip Pi. Om Atip ndong ante"jawab Aiden membuat Abian semakin pusing untuk berfikir

"Ngalah aja ya Fa, gak papa kan kalo kamu ikut?"tanya Abian dibalas anggukan oleh Atifa

Sampainya di pantai, Abian benar-benar menggendong Atifa ala bridal style dengan Aiden berjalan disampingnya. Mereka berhenti di depan villa milik Abian yang sudah dibangun oleh jerih payah Abian sendiri sejak SMP dengan bekerja diberbagai tempat

Abian masuk kedalam kamar yang akan ditempatinya dan Aiden, sementara Atifa ada dikamar sampingnya, seletah Aiden lelah karna perjalanan dari rumah ke pantai lumayan jauh membuatnya tertidur sekarang dikamarnya

Abian mendatangi Atifa untuk mengantarkan obat khusus yang bi Ijah buat untuk menyembuhkan luka dikaki Atifa. Abian dengan telaten mengoleskan obat tersebut dikaki Atifa dengan perasaan tak karuan saat melihat Atifa tak mengenakan celana pendek dibalik dress abu-abunya

"Udah. Kalo gitu saya balik ke kamar"ucap Abian dan pergi ke kamarnya untuk menuntaskan hasrat sialannya ini

"Pak Abian serius gak sih ngomong cinta gitu ke Tifa?, Tifa kok jadi takut kalo pak Abian cuma bercanda sama Tifa"gumam Atifa dengan memandang dirinya dicermin

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang