Sebuah mata sipit perlahan terbuka dengan bola mata yang bergulir menelisik setiap sudut ruangan bercat putih dan biru.
Tangannya terasa berat saat akan digerakkan, seperti ada beban yang menimpa tangannya itu.
Kepalanya dia miringkan kesamping dan melihat kearah Abian yang tengah tertidur dengan menggenggam erat tangannya yang dia jadikan bantal.
Seulas senyum tipis terbit dibibir manisnya melihat suaminya yang menemaninya hingga tertidur dengan posisi kurang nyaman seperti ini.
Rasa ingin membangunkan muncul dihatinya, tapi matanya melirik kearah jam dinding didepannya yang menunjuk pukul 2 dini hari, tak tega jika membangunkannya sekarang.
Ibu jarinya mengusap punggung tangan Abian sebelum kembali memejamkan mata untuk kembali tertidur, masih ada waktu 3 jam untuk dia istirahat sampai waktu subuh datang.
Tautan alis dan kerutan didahi terbentuk diwajah Abian saat merasakan usapan dipunggung tangannya, dia mendongakkan wajahnya menatap istrinya, namun istrinya masih belum membuka matanya.
Abian menggelengkan kepalanya, mungkin dia berhalusinasi jika istrinya sudah sadar dan mengusap punggung tangannya dengan tangan yang dia genggam.
Matanya menyipit saat melirik kearah jam dinding, pukul 02.30 dini hari, dan diwaktu itu masih terlalu pagi untuk dia bangun.
Dia kembali menatap Atifa yang masih setia memejamkan matanya lalu tangan yang dia genggam sedari tadi, dia kecup dengan lembut dan kemudian dia tempelkan tangan itu di pipinya.
"Cepat bangun sayang. Aku menunggumu. I love you"ucap Abian lalu mengecup dahi Atifa.
Dia bangkit menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, semoga saja dengan sholat tahajud istrinya bisa segera sadar dan sembuh agar bisa berkumpul kembali bersama keluarga.
Abian memanjatkan doa dengan tulus dari dalam hatinya yang paling dalam pada Allah. Dia berdoa untuk istrinya dan keluarganya.
Tanpa dia ketahui, Atifa tengah menatapnya dengan senyum dibibirnya kala mendengar doa yang suaminya panjatkan untuknya dan keluarga mereka.
Atifa terbangun saat merasakan sesuatu yang hangat di dahinya, saat matanya terbuka dia melihat punggung Abian yang masuk ke kamar mandi.
Dia fikir Abian ingin buang air kecil, sehingga dia kembali memejamkan matanya. Namun saat mendengar kalimat takbir dari seseorang yang sangat dia kenali membuatnya kembali membuka mata dan melihat suaminya tengah melaksanakan sholat tahajud.
"Amin ya rabbal'alamin"ucap Abian setelah selesai berdoa, lalu dia melipat sajadahnya.
Mata Abian membulat saat melihat Atifa tengah tersenyum kearahnya, dengan cepat dia menyimpan sajadahnya didalam lemari lalu menghampiri istrinya.
"Hai. Udah sadar sayang? Ada yang sakit gak? Aku panggilin dokter ya?"Abian menekan tombol diatas ranjang Atifa beberapa kali.
Dokter datang dengan seorang perawat untuk memeriksa kondisi Atifa, terutama jahitan bekas operasinya. Setelah selesai dokter itu keluar dari ruangan Atifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda My Husband [END]
Storie d'amoreCerita 21+ Bagi anak dibawah umur, skip aja jangan dibaca. Kalo tetep maksa gak papa dosa tanggung sendiri