Bab 18

25.3K 665 3
                                    

Abian mencari tahu semua tentang Kirana,  termasuk tempat tinggalnya saat ini yang ternyata sudah pindah dari rumah kontrakan yang dulu dan kini menempati rumah kontrakan yang lebih kecil dari yang dulu.

"Ck. Menyebalkan sekali wanita ini, kenapa juga Atifa harus kenal dan dekat dengan wanita sepertinya,  ingin rasanya aku cekek lalu ku lempar dia kedalam kandang harimau"gumam Abian menatap beberapa foto Kirana bersama seorang pria, diclub, dan yang terakhir Kirana tengah menikmati uang yang semalam Abian kirimkan padanya dengan shopping barang-barang mewah.

Abian melebarkan matanya saat membaca laporan dimana Kirana dan Atifa adalah saudara beda Ibu, sungguh Abian baru mengetahui hal sebesar ini. Namun apakah istrinya tau jika teman kontrakannya itu adalah adik nya, apakah mungkin Kirana meminta uang pada Atifa karna dia tau jika Atifa adalah kakaknya, maka dari itu dia memanfaatkan kakaknya sendiri demi kesenangan dirinya sendiri?.

Jika itu benar, berarti Atifa dalam bahaya apalagi mengingat ancaman Kirana yang melibatkan keluarga terdekatnya dan bisa jadi memang benar keluarga Atifa masih hidup dan Kiranalah yang menyembunyikan mereka?.

Kenapa hal sebesar ini hanya Kirana yang tau?, Abian harus melakukan sesuatu untuk mengetahui kebenaran jika keluarga Atifa masih hidup atau tidak.

Abian keluar dari ruang kerjanya menuju kamarnya menghampiri Atifa yang tengah menonton film princess seperti biasa dan yang ditonton adalah film Frozen dan cinderella setiap harinya, bukannya malas untuk menemani bumil tercintanya, namun Abian bosan jika harus menonton itu, itu saja.

"Honey!"panggil Abian dengan membawa laptop ditangan kanannya dan duduk disofa single samping ranjangnya.

"Ya mas, kenapa?"tanya Atifa menyaut panggilan Abian.

"Sayang, sore ini aku mau ke kantor ya. Ada masalah dikantor jadi aku harus kesana sekarang. maaf ya honey,  aku harus pergi meninggalkanmu sendiri"jawab Abian membuat Atifa menghela nafasnya pelan, dia paham jika suaminya sibuk dan dia maklum itu.

"Oke mas,  gak apa-apa kok Tifa sendiri. Kan ada Ben dan para penjaga diluar jadi Tifa akan aman, ouh iya nanti pulangnya gak sampai larut malam kan?"tanya Atifa memberikan ekspresi berharap.

"Inshaallah mas jam 9 sudah dirumah sayang, doakan semoa masalah mas selesai malam ini ya sayang?"jawab Abian lalu mencondongkan tubuhnya untuk mengecup bibir dan dahi Atifa.

"Pasti mas"seru Atifa memberikan dua jempolnya pada Abian yang menatapnya terkekeh.

Abian pergi ke walk in closet untuk mengambil baju kerjanya, ya dia sengaja berbohong pada Atifa karna dia tak ingin istrinya khawatir apalagi sampai kepikiran dan membuat istrinya sakit hingga memengaruhi kandungannya.

Setelah rapi dia mengambil tas kecil milik Atifa untuk menempatkan baju gantinya yang akan dia gunakan nanti setelah jauh dari jangkauan Atifa.

"Mas pamit dulu ya sayang. Assalamualaikum"pamit Abian tak lupa sebelum pergi dia melumat sedikit bibir Atifa lalu mengecup dahinya lembut.

"Waalaikumsalam mas. Hati-hati ya"jawab Atifa dibalas anggukan oleh Abian lalu keluar dari kamarnya dan pergi dari rumah menghampiri Latif yang sudah menunggu didalam mobilnya.

"Jalan Tif"perintah Abian sementara Latif hanya mengangguk lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Abian.

Diperjalanan, Abian mengganti pakaiannya dengan baju yang dia bawa tadi didalam tas istrinya. Untung saja Atifa tak menyadarinya jika Abian membawa tas kesayangannya pergi sebentar untuk menyimpan baju gantinya, jika sadar jelas saja tak akan diizinkan sama sekali, karna tas yang Abian bawa adalah tas pemberiannya yang dia jadikan mahar dulu membuat Abian tersenyum bahagia.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang