Bab 25

17.9K 491 2
                                    

Kini Abian dan Latif tengah membawa Atifa kerumah sakit, karna Atifa terus meringis sakit di perutnya setelah tadi hampir jatuh dikantor karna tersenggol oleh seorang karyawan dikantor Abian yang tengah buru-buru karna mendapat kabar duka dari keluarganya.

Namun karyawan itu lari bergitu saja tanpa meminta maaf membuat Latif marah dan memerintahkan anak buahnya untuk mencari karyawan tadi dan menemuinya besok diruangannya.

Untung saja tadi Latif langsung menangkap Atifa sehingga tidak jatuh mengenai lantai, setelah berdiri denga benar, tiba-tiba Atifa merasakan perutnya nyeri dan terasa kencang diperut bawahnya membuatnya meringis dan merosot kelantai dibantu oleh Latif agar tak menghantam lantai.

Jujur sejak kepergian istrinya kesupermarket, perasaan Abian sudah tak enak mengenai istrinya, bahkan dia tak bisa fokus dengan pekerjaannya sakit khawatirnya dengan sang istri.

Dia beberapa kali menelfon istrinya, namun tak diangkat sama sekali dan Abian berfikir positif mungkin saja hpnya disenyapkan sehingga tak mendengar jika dia telfon.

Namun, tiba-tiba telfon masuk dari Latif membuat Abian mengernyit. Setelah dia mengangkatnya dia mendapatkan kabar mengejutkan yang membuatnya langsung berlari keluar ruangan hingga menabrak klining servis yang baru saja keluar dari ruangan Latif.

Sampainya dilantai dasar, Abian melihat Atifa tengah berusaha dimasukkan kedalam mobil milik Abian oleh beberapa karyawati membuat jantung Abian berdetak cepat. Dengan segera Abian menghampirinya dan ikut masuk kedalam mobil lalu meninggalkan kantor.

Dibelakang dan didepan mobil Abian, mereka dikawal oleh beberapa mobil bodyguard yang setia mengikuti tuan mereka kemanapun tuan mereka pergi.

"Bertahanlah sayang, Aku yakin kamu kuat oke, aku yakin kamu bisa demi anak kita. Berdoa sama Allah ya, terus sholawat, dzikir sayang"bisik Abian ditelinga Atifa yang tengah mencengkeram kuat lengannya menyalurkan rasa sakit yang dia rasakan pada Abian.

"Akhh.. Hiks.. Sakit mas.."tangis Atifa lalu menggigit tangannya sendiri hingga berdarah.

"No. Jangan lukain diri kamu. Aku aja ya, aku aja"cegah Abian saat Atifa hendak menggigit tangannya kembali dan menggantinya dengan tangannya sendiri.

"Hiks.. Sakit mas.."ringis Atifa sambil menggigit tangan Abian kembali membuat Abian memejamkan matanya menahan perih karna tangannya sudah terluka.

"Latif.. Cepetin sedikit"perintah Abian pada Latif yang hanya mengangguk.

5 menit kemudian, mereka sampai dirumah sakit dengan Abian langsung menggendong Atifa keluar dari mobil dengan hati-hati, setelah keluar Abian berlari pelan menghampiri bankar yang telah disiapkan oleh suster dan dokter yang telah menunggu didepan rumah sakit.

"Tolong istri dan anak saya dok"pinta Abian dengan wajah khawatirnya pada dokter Ibra yang langsung membantu mendorong bankar Atifa.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin tuan. Terus berdo'a dan berdzikir pada Allah agar istri dan anak anda baik-baik saja, kami hanya perantara disini"jawab dokter Ibra yang kini langsung masuk kedalam ruang IGD untuk menangani Atifa, sementara Abian dan Latif.

"Abi. Maafin gue, ini semua salah gue, Ifa masuk IGD itu juga karna gue. Gue gak bisa jaga istri lo dengan baik, gue gak bisa menjalankan amanah lo dengan baik. Maafin gue Bi"ucap Latif merasa bersalah dengan kepala menunduk semabari meremas jarinya, dia siap jika Abian akan memukulnya.

"Ini bukan salah lo, lo gak salah sama sekali. Lo udah jaga istri gue dengan baik. Gak ada yang salah disini, ini murni kecelakaan, jadi lo gak perlu minta maaf. Cukup doakan aja istri dan anak gue baik-baik aja didalam sana"jawab Abian  lalu menepuk punggung Latif yang tersenyum padanya.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang