Atifa menatap kearah suaminya yang masih tidur dengan nyenyak sambil memeluknya, ini masih pukul 5 pagi dan sebentar lagi adzan subuh berkumandang namun suaminya belum juga bangun, biasanya suaminya ini sudah bangun duluan lalu membangunkannya untuk sholat.
Tapi ini Abian belum terbangun, apa mungkin semalam dia kelelahan karna sebelum tidur, Abian pergi keruang kerjanya terlebih dahulu melakukan video call dengan Latif selama 2 jam lebih, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas saat kembali ke kamar sudah larut malam dengan wajahnya yang tampak lelah dan lesu.
Atifa hanya diam saja saat Abian merebahkan dirinya disampingnya lalu mengecup pucuk kepalanya dan pipinya sayang sebagai rutinitasnya sebelum ikut tidur. Atifa membuka matanya dan melihat Abian yang sudah terlelap, sangat jelas sekali guratan lelah diwajah Abian.
Ia kembali memejamkan matanya dan tertidur, hingga pagi ini dialah yang paling awal bangun dari tidur sambil memandangi wajah tampan suaminya yang masih tenang dalam tidurnya, hembusan nafas hangat Abian menerpa lehernya hingga membuat dirinya merinding.
Adzan subuh mulai berkumandang dan dengan perlahan Atifa membangunkan Abian sambil menepuk dan menusuk pipi Abian, namun yang dibangunkan hanya menggeliet saja dan kembali tertidur sambil menyembunyikan wajahnya didada Atifa.
"Mas.. Bangun sayang"ucapnya dengan menyugarkan rambut Abian yang menutupi wajahnya.
"Bangun mas.. Sholat subuh dulu yuk"namun Abian tak kunjung bangun malah semakin menyembunyikan wajahnya didada Atifa.
"Mas.. Bangun dulu ih.. Sholat subuh dulu yuk, sebentar lagi komat loh"ucap Atifa kembali dengan menarik pelan hidung mancung Abian, namun pria itu masih tak kunjung bangun justru hanya melenguh dan tertidur kembali.
"Hufh.. Mas Abi kalo udah cape kerja pasti gini dibangunin sholat subuh, susah banget"gumamnya lalu memajukan wajahnya kearag telinga Abian dan detik berikutnya suara pekikan Abian terdengar dengan jelas didalam kamar kedap suara itu.
"Aaarrghhh.. . Sakit sayang"ringis Abian sambil mengusap telinganya yang digigit oleh Atifa, sudah seperti drakula saja istrinya main gigit-gigit manja. Eh!.
"Salah sendiri. Makanya, kalo dibangunin itu bangun bukannya tidur lagi. Enak kan aku gigit telinganya, lain kali bukan cuma aku gigit kamu, tapi aku pukul pake ulegannya bi Ijah biar tau rasa kamu"uncam Atifa lalu bangun dari ranjang menuju kamar mandi.
Abian merinding mendengar ancaman istrinya, Hih.. Langsung mati dia kalo digetok pake ulegan bi Ijah yang melegenda dari jaman nenek moyangnya. Tak bisa membayangkan jika kepalanya kena pukul, entah benjol atau langsung pecah nanti.
Dengan buru-buru dia melompat dari atas ranjang menyusul Atifa yang tengah berwudhu didalam kamar mandi lalu bergantian dengan dirinya, Ia keluar dari kamar mandi dan sudah melihat Atifa tengah duduk diatas sajadahnya sembari bibirnya terus bergerak kecil membaca dzikir.
Abian melangkah menuju ranjang dan mengambil sarung, baju koko dan peci yang sudah Atifa siapkan tadi, lalu menggelar sajadahnya dan posisi siap melaksanakan sholat subuhnya.
"Siap sayang?"tanya Abian melirik Atifa dibelakangnya yang mengangguk membuat Abian tersenyum.
Baru akan memulai, suara gedoran pintu terdengar membuat keduanya menoleh kearah pintu dan tersenyum saat mendengar suara putranya yang memanggil mereka, Abian melangkah menghampiri pintu lalu membukany sedikit, dia menyembulkan kepalanya dan melihat Aiden lengkap dengan baju koko juga sarung mininya serta peci diatas kepalanya,tak lupa pula anak itu menyampirkan sajadah mininya dibahu kanannya.
"Papi.. Cholat baleng boleh?"tanya Aiden dengan wajah yang menggemaskan menurut Abian.
"Boleh sayang. Ayok masuk, kita sholat bareng"jawab Abian dengan membuka pintunya lebih lebar dan Aiden langsung berlari menghampiri Maminya yang duduk ditepi ranjang sambil mengusap perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda My Husband [END]
RomanceCerita 21+ Bagi anak dibawah umur, skip aja jangan dibaca. Kalo tetep maksa gak papa dosa tanggung sendiri