Bab 17

26.7K 658 3
                                    

Atifa kini lebih sering mengalami tendangan-tendangan keras dari anaknya, entahlah menurut dokter anak mereka berjenis kelamin perempuan namun Abian menginginkan anak laki-laki karna akan lebih banyak yang menjaganya katanya.

Abian juga mengatakan jika ciri-ciri kehamilan Atifa adalah kehamilan laki-laki. Namun apapun jenis kelamin anak mereka nanti mereka akan tetap menyayanginya dan mencintainya karna dia tetap anak kandungnya.

Duk...

Sebuah tendangan diperutnya kembali terasa oleh Atifa saat dia tengah mengaduk sup yang dia masak membuatnya meringis. Tiba-tiba seebuah tangan kekar melingkar diperutnya dan sebuah dagu bertempu pada pundaknya siapalagi jika bukan Abian.

"You are okay honey? Apakah ada yang sakit?"tanya Abian melihat Atifa meringis.

"Anak kamu nendang kenceng dari tadi, enggak sakit sih cuma ngilu aja"jawab Atifa sambil mengatur nafasnya.

"Hai baby... Jangan nendang kekencangan ya nak, kasihan Mami kesakitan sayang, pelan-pelan aja ya nendangnya biar Mami gak sekitan. Jangan sampai Papi hukum kamu nak kalo sampai Mami kesakitan karna ditendang sama kamu"bisik Abian didepan perut Atifa dengan bersimpuh, Atifa tersenyum mendengar ucapan suaminya.

"Iya Papi.. Maafin baby ya, janji gak diulang lagi"jawab Atifa dengan suara menirukan anak kecil membuat Abian terkekeh lalu mengecup perut buncit istrinya sambil terus mengusap-usapnya

Tendangan dari calon anak mereka kembali Atifa dan Abian rasakan saat Abian berhenti mengusap perut buncit istrinya.

"Papi...."teriak Aiden yang baru pulang sekolah, ya Abian sengaja memasukkan anaknya ke sekolah paud agar Aiden bisa banyak belajar tentang dunia luar, bukan hanya dilingkuangan rumah saja.

"Hallo sayang. Udah pulang aja jagoan Papi"ucap Abian membalas pelukan Aiden Dibelakangnya ada Latif yang berdiri dengan tersenyum melihat Aiden dan Abian berpelukan.

"Latif"panggil Atifa membuat pemilik nama menoleh.

"Kenapa Tifa? Ada yang bisa aku bantu?"tanya Latif menghampiri Atifa dan berdiri didepan istri sahabatnya.

"Makasih ya udah anter Ai pulang, maaf kembali merepotkan kamu. Tadi mas Abi sebenarnya mau jemput Ai tapi baby gak mau jauh dari Papinya, ya udah aku mau minta mang Yusman jemput ehh.. Ai udah teriak duluan"jelas Atifa sambil cemberut membuat Latif terkekeh mendengarnya.

"No problem Fa, aku seneng kok bisa antar Ai pulang dengan selamat, lagian aku juga sengaja jemput Ai dan aku mau minta izin sekalian pada kalian berdua, aku pinjam Ai boleh gak sebentar aja"jawab Latif dan memohon menatap keduanya yang menatapnya mengernyit.

"Mau kemana memang sampai bawa Ai segala?"tanya Abian sambil menggendong putranya.

"Gue mau ke acara pesta temen gue, nah dipesta itu semua tamu wajib datang membawa pasangan masing-masing. Tapikan kalian tau sendiri kalo gue gak punya gebetan, ya terpaksa gue bawa Ai, malam ini janji jam 9 malam pulang"jalas Latif membuat Abian menghela nafasnya kesal sama dengan Atifa.

"Terus Dian itu apanya lo Latif?"tanya Abian dan Atifa bersamaan membuat Latif terkejut hingga memegangi dadanya yang jantunya berdetak cepat.

"Gue sama Dian gak ada hubungan apa-apa kok, kita cuma temen doang. Makanya gue aja Ai kepesta nanti malam. Boleh ya Abi? Tifa, boleh ya?"ucap Latif memohon dengan menunjukkan wajah memelasnya.

"No. Ai harus tidur jam 8 malam karna besok dia sekolah, lo kalo mau kepesta ajak yang udah dewasa. Dian aja udah yang diajak kasihan dia jarang keluar kontrakan karna sibuk dengan dunia wattpad dan pulau kapuknya"jawab Abian melangkah pergi meninggalkan Latif yang bengong ditempatnya.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang