Bab 28

15K 450 7
                                    

Disinilah Atifa dan Abian berada, dipemakaman Alex mantan suami Wanda. Mau bagaimanapun mereka pernah berteman saat masih kuliah dulu, jadi dia harus datang turut berduka cita atas kepergian Alex.

Mereka menatap kearah Vian yang masih menangis memeluk nisan sang Daddy dengan erat, bahkan dia tadi sudah memeluk pusara Daddynya setelah ditaburi bunga oleh para keluarga dan pelayat, seakan tak ingin jauh dari Daddynya.

"Vian. Ayok pulang sayang, malam sebentar lagi datang, tidak baik jika kamu terus disini nak"ajak Oma Yunika Ibunda Alex.

"Gak mau Oma. Vian mau disini aja nemenin Daddy, Daddy pasti kesepian disini gak ada temennya dan Daddy juga pasti sangat kegelapan dibawah sana, maka dari itu Vian bawa senter kecil untuk Daddy supaya Daddy gak kegelapan lagi kalo mau ketemu Vian"jawab Vian disela tangisnya sembari memasukkan senter kecil berwarna hitam kedalam tanah pusara Alex dengan kondisi menyala.

"Daddy. Daddy kesepian ya dibawah sana? Pasti gak ada temannya yang bisa diajak ngobrol kan?. Daddy tenang aja ya, kan ada Vian disini yang akan temenin Daddy, jadi teman ngobrol Daddy dan Vian juga kasih hadiah senter untuk daddy, jadi Daddy gak usah khawatir kegelapan lagi dibawah sana terus kita ngobrol bareng deh sambil bercanda lagi. Daddy, Vian udah bilang loh sama temen-temen dan orang-orang yang ngomong Daddy udah meninggal kalo semua itu bohong dan Vian juga bilang kalo Daddy lagi tidur aja, nanti juga bangun kok, Iya kan Daddy?. Tapi kenapa, semuanya justru marahin Vian dan bilang kalo Vian gila. Daddy. Vian gak gila terus Vian benarkan kalo Daddy masih hidup dan Daddy cuma lagi tidur aja dibawah sana?. Daddy, pulang yuk, terus nanti kita main bola bareng lagi atau badminton sama-sama. Ouh iya, kita ada punya temen baru loh Daddy, ada Om Bian yang akan jadi timnya Vian dan kebetulan juga nama kita mirip. Hihi.. Vian seneng deh ada temen main lagi selain Daddy dan Opa, nanti kita main bareng ya Daddy. Daddy....."celoteh Vian sembari mengusap tanah pusara Alex lembut membuat Oma Yunika menangis dalam pelukan suaminya begitu juga Atifa menangis dalam pelukan Abian karna melihat Vian yang begitu terpukul atas kepergian sang Ayah.

"Sayang. Kita pulang ya nak, ini udah hampir malam dan Daddy pasti akan marah sama Vian kalo Vian pulang malam dan akan hukum Vian lagi nanti. Vian nurut ya sayang biar gak kena marah sama Daddy, Emanya Vian mau kena marah lagi sama Daddy?"tanya Opa Axel Ayah Alex semabari mengusap bahu cucunya.

"Vian gak mau dimarahin Daddy lagi, Vian kapok disuruh tidur di kamar bibi selama 3 hari karna terlambat pulang, Vian juga gak mau lagi temenan sama Edo karna gara-gara Edo ajak Vian main PS seharian sampai lupa waktu, Vian jadi kena marah Daddy"jawab Vian dengan wajah polosnya menatap Opanya lalu beralih pada makam Daddynya dan duduk ditepi pusara.

"Daddy...Ayo kita pulang. Vian mau tidur bareng Daddy, dibacain dongeng dan dicium keningnya sama Daddy. Ayo pulang Daddy, Daddy udah janji sama Vian kalo Daddy akan selalu temenin Vian sampai Vian dewasa dan milihin istri terbaik untuk Vian. Tapi kenapa Daddy disini dan tidur dengan nyenyak disini. Ayo bangun dan kita pulang bareng Daddy, Ayok"ajak Vian pada makam sang Daddy dengan menggali tanah makamnya.

Vian segera dicegah oleh Axel dan Abian agar anak itu menghentikan perbuatannya, dengan terpaksa Axel membawa Vian kembali pulang dan anak itu memberontak dalam gendongan sang Opa sambil berteriak memanggil Daddynya.

"ENGGAK MAU OPA,TURUNKAN VIAN OPA. VIAN MAU MAIN SAMA DADDY, VIAN MAU NGOBROL SAMA DADDY. VIAN MAU DADDY.. DADDY.. TOLONG VIAN DADDY"teriak Vian dengan menangis menatap pusara sang Daddy.

"Tenanglah nak, kita harus pulang sekarang karna sudah hampir malam"ucap Oma Yunika menenangkan cucunya, setelahnya sampai dimobil. Opa Axel mengunci pintu mobilnya dan melangkah menghampiri Abian yang ada tak jauh darinya lalu menggenggam tangan pria itu erat.

"Terimakasih Bian sudah datang kepemakaman putraku dan membantu memakamkan jenazah putraku. Aku juga ingin minta maaf atas segala kesalahan putraku dimasa lalu padamu dan aku juga minta maaf karna putraku kau harus berpisah dengan istrimu. Sungguh aku malu jika harus bertemu denganmu kembali Bian, rasanya aku telah gagal mendidik anakku dan aku tak punya harga diri lagi dihadapanmu setelah apa yang telah Alex lakukan padamu dan keluargamu. Mohon maafkan aku dan mendiang putraku Bian"ucap Opa Axel dengan wajah penuh penyesalan, air matanya jatuh membasahi wajah keriputnya.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang