Abian sudah terbangun pukul 3 dini hari karna terganggu oleh ranjang yang terus bergerak-gerak, saat akan mengubah posisi terlentang, dia urungkan karna takut membangunkan Atifa yang tidur dengan nyenyak dan masih memeluknya nyaman. Semalam, bumil tersebut susah untuk tidur karna kurang nyaman posisinya.
Posisi tidurnya selalu tak nyaman, selalu bolak-balik dari kiri ke kanan dan kadang terlentang sebentar langsung berubah miring membuat Abian terbangun dan terjaga membantu istrinya agar tidur lebih nyaman, tapi istrinya tetap tak nyaman.
Dengan otak yang terus berputar, Abian mengabil bantal kecil namun empuk dan lembut untuk diletakkan dibawah perut Atifa yang tidur dengan posisi miring, bantal tersebut cukup tinggi namun tidak keras sama sekali dan Abian berharap jika istrinya nyaman dengan idenya.
Dan benar saja, istrinya langsung kembali tidur dengan nyenyak sambil memeluknya, wajahnya dia duselkan pada dada bidang Abian sambil menghirup aroma mint yang menyegarkan dari tubuh Abian.
Abian mengecup pucuk kepala Atifa lembut sambil mengusap pinggang istrinya pelan, sesekali dia juga memberikan pijatan disana membuat Atifa tersenyum dalam tidurnya, mungkin dia sedang bermimpi jika sedang dipijat urut oleh tukang urut.
"Ck.. Istri siapa sih ini? Kok gemes banget hmm? Pake segala senyam-senyum lagi bobonya, pengin gigit pipi gembulnya takut kebangun, tapi gak digigit gemes. Gak usah deh, kasihan baru bisa bobo nyenyak dia"gumam Abian melirik Atifa yang masih senyum-senyum sendiri dalam keadaan tidur.
Abian kembali memejamkan matanya kembali, karna ini masih ada 1 jam setengah untuk melaksanakan sholat subuh. Hingga waktunya tiba sayup-sayup mendengar saura adzan dan tidak merasakan jika Atifa tengah memeluknya, namun dia mendengar suara kemericik air dari kamar mandi membuatnya menatap jam dinding dengan mata menyipitnya.
"Jam 04. 40, pantas suara Adzan udah kedengaran dan Tifa udah mandi duluan"gumam Abian lalu menurunkan kakinya duduk ditepi ranjang mengumpulkan nyawanya.
Atifa keluar dari kamar mandi mengenakan daster khusus ibu hamil, dia melihat Abian tengah terduduk ditepi ranjang dengan mata terpejam membuat Atifa terkekeh melihatnya.
"Hai mas, bangun. Kok malah merem lagi sih? Nanti tidur lagi gak jadi sholatnya"ucap Atifa berdiri didepan Abian dengan menggoyangkan tangannya didepan wajah Abian.
"Iya.. Gak mungkin tidur lagi kok, cuma pejamin mata aja"jawab Abian lalu melangkah menuju kamar mandi dengan kondisi seperti zombi dan tubuh bergoyang seperti terkena gempa membuat Atifa tertawa kecil melihatnya.
10 menit lamanya Abian dikamar mandi, dia keluar dengan baku kaos warna putih dan celana pendek berwarna hitam, lalu dia mengambil sarung warna hitam bercorak batik yang Atifa siapkan tergeletak diatas ranjang.
"Udah siap?"tanya Abian siap memulai sholatnya dibalas anggukan oleh Atifa yang hanya mengangguk sembari tersenyum manis.
Abian memulai sholat subuhnya dengan khusu diikuti oleh Atifa yang menjadi makmum. Setelah selesai sholat Abian membalik badannya menghadap istrinya lalu Atifa mengambil tangan Abian untuk dia cium.
Bolak-balik Atifa cium dari punggung tangan hingga telapak tangannya dengan lembut, Abian meraih tungkuk Atifa dengan tangan kirinya lalu mengecup dahi Atifa dan ubun-ubunnya pelan, Abian melepas tangannya dari tengkuk Atifa lalu menarik dagunya pelan menatap mata istrinya dalam.
Cup..
Kecupan manis mendarat dengan mulus dibibir Atifa membuat sang empu terkejut namun semburat merah tak bisa dia sembunyikan dari Abian, Atifa memeluk Abian menyembunyikan wajahnya yang merah didada bidang Abian yang lebar membuat Abian terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda My Husband [END]
RomanceCerita 21+ Bagi anak dibawah umur, skip aja jangan dibaca. Kalo tetep maksa gak papa dosa tanggung sendiri