Bab 23

22.8K 572 2
                                        

Keluarga bahagia, nyaman, tenang, aman, damai selalu diharapkan oleh semua orang entah itu yang sudah menikah atau belum menikah. Semua orang pasti mendambakan keluarga seperti itu, tak ada satupun didunia ini yang menginginkan keluarga mereka berantakan dan berakhir dengan kata 'perpisahan' dan 'kematian'.

Termasuk Kirana yang ingin memiliki keluarga bahagia sama seperti Atifa, dia iri pada wanita itu. Semua yang diinginkan selalu dia dapatkan, termasuk kebahagiaan dan kehangatan sebuah keluarga apalagi lahir dari rahim seorang wanita yang bagaikan malaikat untuk Kirana.

Kenapa takdir begitu jahat padanya? Kenapa dia harus lahir dari rahim wanita malam yang bahkan dia tak tau siapa? Kenapa dia selalu mendapatkan siksaan dan penderitaan saat tau apa arti seorang ibu? Apakah dia tak berhak untuk bahagia bersama keluarga impiannya lalu memiliki keluarga bahagianya sendiri kelak?.

Kenapa harus dia yang mengalami semua ini? Kenapa bukan yang lain? Apakah rasa cinta dan kasih sayang untuknya tak ada sama sekali didunia ini? Apakah semuanya selalu menganggap dirinya adalah makhluk yang tak pantas diberi cinta dan kasih sayang? Apa dirinya akan selalu sendiri dalam menjalani hidup ini?.

Jika iya? Maka bawalah lagi dia bersama sang pencipta dan jangan pernah lahirkan dia lagi kedunia ini, buat semua orang tau jika hidupnya berharga dan didunia ini dia punya peran penting didalamnya yang akan membawanya kejalan dimana semua orang akan tau bagaimana hancur dan rapuhnya dia sebagai seorang anak yang terbuang dan tak dianggap oleh siapapun, kecuali satu wanita didunia ini, yaitu Ranti.

"Hidupku hancur, semua semakin hancur karna Olivia. Wanita sialan yang membuat sehancur ini,  tak ada gunanya lagi aku hidup didunia ini, lebih baik aku mati dan tak akan pernah terlahir lagi"gumam Kirana menatap cermin didepannya yang menampilkan bayangan dirinya memakai pakaian serba hitam dengan tangan kanan memegang sebuah pisau lipat yang selalu dia bawa kemanapun.

Kini Kirana berada didalam ruang bawah tanah markas milik Abian yang dibangun sejak Ia masih SMA bersama Latif. Ya meski Abian dulu anak yang terkenal culun namun dia dapat memimpin gengnya dengan baik,  semua orang tak tau jika pemimpin geng yang mereka kagumi dan idam-idamkan adalah si culun, Abian.

Saat akan menancapkan pisau lipat tersebut didada kirinya, suara pintu terbuka mengejutkannya hingga membuat pisau lipat tersebut jatuh ketanah dan masuk kelong lemari disampingnya.

"Apa yang kau lakukan?"tanya seorang penjaga yang membawa makan malam untuknya.

"T-tidak ada. Aku hanya sedang berkaca saja untuk melihat lukaku"jawab Kirana, jujur dia takut dengan pria kekar dengan tubuh yang besar dan berotot, namun dia mencoba melawan takutnya.

"Baiklah. Ini makan malammu dan habiskan, jika tidak habis maka kau akan dihukum saat itu juga"ancam pria tersebut dengan meletakkan nampan berisi makanan juga minuman diatas meja ujung ruangan.

"Terimakasih"ucap Kirana hanya dibalas anggukan oleh pria itu sebelum pergi dari sana dan menguncinya kembali.

"Apa menu kali ini? Apakah ada semur jengkolnya seperti kemarin?"tanya Kirana pada dirinya sendiri dengan melangkah menghampiri makan malamnya.

"Wow... Daging rendang dan lalapan, lalu ini apa? Apakah ini sambal bawang? Jika iya maka ini adalah makanan favoritku"lanjutnya menatap makanan didepannya dengan menelan ludahnya kasar.

"Aaa.. Mereka baik juga memberikan makanan kesukaanku. Ini sangat enak"puji Kirana pada makanan yang sudah masuk kedalam mulutnya, dia mengunyahnya dengan nikmat karna menurutnya makanan itu sangat enak.

"Kata dia aku harus menghabiskan makanan ini malam sekarang juga, tapi jika dihabiskan aku tidak akan makan makanan ini lagi"gumam Kirana menatap rendangnya yang tinggal tersisa 4 potongan kecil.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang