Bab 24

17.7K 492 1
                                    

Siang ini, Aiden terus bertanya pada sang Mami kapan Papinya akan pulang? Kenapa begitu lama?. Ya setelah pemberitahuan sekitar 1 minggu lalu jika 2 minggu kedepan akan diakan lomba renang antar sekolah dikolam renang Indah Sari, membuat bocah itu begitu semangat untuk latihan bersama sang Papi.

Perlombaan akan dihadiri oleh semua orang tua murid dan umum jika ingin menonton. Perlombaan tersebut hanya dilaksanakan oleh sekolah Aiden dan sekolah Ayumi, mereka akan menjadi lawan kali ini.

Dalam pelombaan ada 3 pemenang yang akan mendapat mendali juga uang yang belum tau jumlahnya. Maka dari itu Aiden begitu bersemangat dalam berlatih renang, selain mendapatkan hadiah uang dan mendali, dia juga berusaha membuat kedua orang taunya bahagia.

"Papi... Ayo lenang"ajak Aiden pada Abian yang baru saja pulang dari kantor lebih awal karna dia harus mngunjungi sebuah pesta pernikahan teman kampusnya.

"Sayang.. Papi kan baru pulang kerja, biarin Papi bersih-bersih terus makan dulu ya. Kasihan Papi capek nak"bujuk Atifa dibalas gelengan oleh Aiden.

"No. Aden mau lenang Mami,  nanti Aden talah talna nda latihan"jawab Aiden membuat Atifa menghela nafasnya pelan, sifat keras kepalanaya sama dengan Wanda.

"Sayang. Dengarkan Mami boleh?"tanya Atifa menirukan cara bicara Abian ketika Aiden menangis atau ngambek, sementara Aiden hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Papi kan baru pulang kerja, Papi juga perlu mandi, makan terus istirahat. Ai gak kasihan sama Papi kalo nanti Papi sampai sakit karna gak istirahat,  Ai mau Papi gak bisa ajarin Ai renang lagi karna kurang istirahat, gak mandi, gak makan? Ai mau nanti Ai kalah karna Papi gak ajarin?"tanya Atifa dengan mengusap pipi Aiden didepannya dengan dirinya duduk disofa ruang keluarga.

"Nda mau. Aden nda mau Papi cakit, Aden nda cuka Papi cakit"jawab Aiden lalu memeluk Papinya erat.

"Jadi Papi dizinin nih buat istirahat dulu hmm?"tanya Abian menatap putranya setelah melepas pelukan sang putra.

"He'em. Tapi dandi nanti cole lenang"jawab Aiden dengan menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji sayang"balas Abian sambil menautkan jari kelingkingnya dengan sang putra lalu mengecup pipinya lembut.

"Baiklah, karna Papi udah janji. Jadi Papi izin untuk mandi, makan lalu istirahat. Oke boy?"ucap Abian lalu menautkan tangannya pada Aiden membentuk tos.

"Ote Papi"jawab Aiden lalu berlari menghampiri mang Yusman untuk mengajaknya berkebun dihalaman belakang.

Kini hanya tersisa Abian dan Atifa disana yang saling diam tiba-tiba lalu tertawa bersama, entah apa yang lucu sehingga keduanya tertawa.

"Ayok sayang"ajak Abian dengan menuntun Atifa berjalan disampingnya, tangannya melingkar dipinggang Atifa dengan tangan kiri mengusap perut buncit Atifa.

"Gak sabar aku nunggu baby lahir"ucap Abian menatap perut Atifa yang bergerak-gerak karna anaknya begitu aktif didalam.

"Sebentar lagi kok. Masih ada dua bulan lagi waktu kamu untuk bersabar"jawab Atifa dengan terkekeh saat melihat Abian yang menghela nafasnya pelan tanpa membalas ucapan Atifa.

Sampainya dikamar, Atifa duduk ditepi ranjang menatap Abian yang tengah melepas kancing kemejanya dengan begitu mudah. Perut sicxpack suaminya membuat Atifa begitu tergoda, rasanya ingin sekali dia menyentuh bahkan lebih dari itu.

Dia menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran kotor yang melintas diotaknya, lalu kembali fokus kepada Abian yang terkekeh melihat istrinya yang geleng-geleng kepala.

"Kenapa? Mau pegang hmm?"tanya Abian menggoda Atifa yang hanya menelan ludahnya dan tanpa sadar dirinya mengangguk menjawab pertanyaan Abian lalu mendelik seraya menggeleng.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang