Abian kembali ke kantornya dengan tampilan yang terlihat agak kusut, ya karna dia sibuk kesana-kemari mencari hamburger rasa durian pesanan Atifa.
Menemukannya pun lumayan jauh ada diperbatasan kota tempat dia tinggal, yang mendapatkannya adalah anak buahnya yang tengah berjaga disana karna sejak pembakaran mall miliknya diperbatasan kota, kini Abian lebih memperketat pengamanan disana dan mencari pelaku diluar maupun dalam kota.
Abian masuk kedalam lift dan melihat Latif berdiri didepan lift sambil menundukkan badannya memberi hormat pada tuannya.
"Kenapa disini? Bukannya tadi aku mengirim pesan padamu untuk kembali cepat agar kau menyelesaikan pekerjaanmu yang kemarin terbengkalai karna kau tak masuk? Kenapa justru berdiri disini bagaikan patung ditoko pakaian?"tanya Abian mengerutkan dahinya bingung.
"Saya disini sedang menunggu anda pak, karna waktu satu jam lagi kita akan mengadakan meeting bersama Ferdi's Company dicafe samping kantor kita"jawab Latif membuat Abian menghela nafasnya kesal
Mengingat tuan Ferdi adalah sosok yang tepat waktu, serius, angkuh, tak suka gangguan, sombong, keras kepala, egois, pelit dan seenaknya sendiri, semua sifat yang telah diakui oleh semua klien dan orang disekitarnya termasuk dirinya sendiri menilainya seperti itu
"Ck.. Menyebalkan jika harus berurusan dengan kura-kura itu"gumam Abian, ya dia menyebutnya kura-kura karna tuan Ferdi yang bungkuk dan jalannya pelan karna pengaruh kecelakaan yang menimpanya dahulu saat bisnis ke Skotlandia.
Latif hanya terkekeh mendengar julukan Abian pada tuan Ferdi, sejak pertama kali bertemu sekitar 2 tahun lalu dan Aidenlah yang menjuluki tuan Ferdi kura-kura meski dengan bahasa bayinya, namun Abian dan Latif paham apa yang bayi itu katakan.
Pintu lift terbuka, Abian dan Latif segera masuk kedalamnya, kemudian Latif menekan tombol lift menuju lantai teratas menuju rungan mereka, disana hanya ada keduanya yang saling diam tanpa sepatah katapun.
Ting...
Pintu lift terbuka, Abian dan Latif segera keluar dari lift lalu melangkah menuju ruangan masing-masing untuk mempersiapkan keperluan yang akan dibawa saat meeting nanti.
Keduanya disambut oleh Asisten mereka kembali yang dibalas anggukan saja oleh keduanya, kemudian Merek masuk keruangan mereka masing-masing.
Abian melihat ruang kerjanya kosong dan sunyi, sepertinya putra kecilnya belum bangun dari tidurnya. Dia langsung menghampiri kamar pribadinya dan membuka pintunya pelan, dia dapat melihat jika Aiden sudah bangun dan sedang meminum susu didotnya, bi Ijah yang memeluk guling kecil Aiden dan Atifa ada disofa bad dengan pinggang yang berbantalkan sofa.
"Hai, anak Papi udah bangun sayang"lirih Abian kemudian menghampirinya dan menggendongnya membawanya menuju sofa single disamping sofa bad yang Atifa tiduri dan duduk disana sambil memangku putranya.
"Emm..."gumam Aiden menjawab pertanyaan Papinya karna bibirnya masih disumpal oleh botol dotnya kemudian dia melirik sedikit Papinya dan fokus kembali pada botol dotnya.
"Sayang... Bangunkan bi Ijah gih, terus ajak bi Ijah makan siang ya. Papi mau bangunkan Mami dulu yang lagi bobo"ucap Abian diangguki oleh Aiden yang langsung turun dari pangkuan Papinya dan menghampiri bi Ijah
Aiden menggoyangkan lengan bi Ijah pelan kemudian menepuk pelan lengan bi Ijah sambil memanggilnya, namun bi Ijah tak kunjung bangun, beliau justru merubah posisi menjadi terlentang membuat Abian terkekeh
Aiden pantang menyerah, dia menepuk pelan pipi bi Ijah, hanya terusik sebentar lalu tidur kembali. Ya maklum saja bi Ijah semalam tidur begitu larut karna Aiden semalam demam bebarengan bersama Atifa hingga membuatnya rewel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda My Husband [END]
RomanceCerita 21+ Bagi anak dibawah umur, skip aja jangan dibaca. Kalo tetep maksa gak papa dosa tanggung sendiri