Bab 35

13.5K 467 5
                                    

Assalamu'alaikum gaes!
Gimana hari ini? Sehat kan?
Alhamdulillah kalo sehat.

Aku mau tanya nih?
Ada yang bosen gak sama cerita aku ini?
Atau justru gak suka sama cerita aku?
Kalo kalian gak suka dan bosan, gak apa-apa kok hapus aja dari perpus kalian, dan cari cerita yang menurut kalian lebih menarik.
Makasih karna udah mau sempat membaca cerita aku ini.

Ada pertanyaan lagi nih😂
Menurut kalian cerita aku gimana?
Aneh ya? Gak nyambung ya? Acak ya? Terlalu bertele-tele ya?
Berarti pendapat kalian sama, karna kemarin ada yang bilang gitu ke aku dan minta aku hapus aja cerita aku ini.
Menurut kalian gimana?
Hapus? Atau enggak?
Atau justru lanjut?
.
.
.
.
.
.


Pagi hari yang cerah ini dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah hordeng membangunkan seorang pria yang baru saja mengalami pergulatan hebat di kamar itu semalam.

Ya semalam suntuk Abian gunakan untuk menggempur Atifa habis-habisan, mau bagaimana lagi dia sudah berpuasa beberapa bulan demi menjaga kandungan dan istrinya, tapi setelah mendengar saran dokter membuat hatinya gembira.

"Untuk pak Abian, jika ingin melakukan hubungan sex, silahkan saja dan itu juga bermanfaat membantu ibu Atifa saat proses persalinan nanti. Namun tetap diingat, harus selalu hati-hati dan pelan-pelan demi keselamatan anak dan istri anda" ucapan dokter kemarin masih terngiang dikepala Abian.

"Bangun honey"bisik Abian ditelinga Atifa yang hanya menggeliet lalu tidur kembali membuat Abian terkekeh.

"Hai.. Ayolah honey, sudah jam 8 pagi ini. Kau yakin ingin membuat putra kita menunggu hmm?"bisiknya kembali dan kali ini meniup pelan telinga Atifa.

"Egghh... 10 menit lagi"jawab Atifa dengan kata terpejam membuat Abian gemas.

"Oke. Jika kau tak ingin bangun, maka kau akan aku tinggal sendiri disini, biarkan saja aku pergi liburan ke danau bersama Aiden"goda Abian lalu turun dari ranjang.

Untung saja semalam dia langsung mandi dan hanya mengenakan celana boxer nya saja, seperti kebiasaannya selama ini tidur tanpa kaos hanya celana boxer yang melindungi senjata pusakanya.

"Hiks.. Ikuttt..."rengek Atifa membuat Abian terkejut, dia tidak sadar jika Atifa sudah menangis dalam diam.

"Hei, kok nangis sih sayang? Kenapa?"tanya Abian dengan memeluk Atifa dan memberikan tepukan ringan dipunggungnya serta kecupan dipucuk kepalanya.

"Hiks.. Mas tega mau tinggalin aku. Aku-aku gak mau sendirian, pokoknya aku harus ikut.. Hiks"jawab Atifa disela tangisnya membuat Abian terkekeh.

Padahal dirinya hanya menggoda Atifa untuk segera bangun, namun justru wanita itu menganggap serius ucapannya. Tapi tak masalah lah jika mewujudkan ucapannya, asalkan bumil cantiknya ini happy selalu.

"Iya. Kamu ikut kok, tenang aja oke. Masa iya, Queen kita ditinggal sendirian di istananya, sementara sang Raja dan pangeran healing. Kan kasihan"ucap Abian dengan nada dibuat sedih lalu keduanya tertawa bersama.

Jika sebuah candaan yang menurut orang lain garing, justru menurut orang-orang candaan yang dilontarkan itu lucu hingga mereka tertawa, entah apa yang ditertawakan.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang