Bab 31

14.3K 448 3
                                    

Di perjalanan pulang, Afifah meminta Abian untuk mampir terlebih dahulu ke sebuah supermarket untuk membeli keperluannya yang hampir habis, terutama susu hamilnya.

Mereka berkeliling memutari banyak rak-rak berisi bermacam-macam kebutuhan rumah tangga lainnya. Atifa mengajak Abian kearah rak buah-buahan dan mengambil beberapa buah disana.

Abian hanya bisa menghela nafasnya pelan, dia lelah karna terus mengikuti Atifa keliling supermarket sebesar itu, ingin protes nanti istrinya akan marah. Oke, jika marahnya mengomel dan membanting apapun, tapi jika marahnya Atifa diam dan cuek, bisa mati berdiri dia.

"Sayang!"panggil Abian dengan menepuk lengan Atifa disebelahnya.

"Iya mas" jawab Atifa lalu menoleh pada Abian dan menatapnya.

"Kamu mau bawa pulang semu barang di supermarket ini?" tanya Abian dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Enggak dong, aku kan ambil sesuai keperluan kita dan Aiden aja. Jadi gak mungkin aku beli semuanya, kalo aku beli semuanya, mau gimana bawan semua ini? Pake truk aja gak akan muat apalagi mobil mas"jawab Atifa membuat Abian tersenyum lalu melirik kearah troli yang dia dorong.

"Maaf ya sayang ya. Tapi ini udah penuh trolinya karna panci, wajan, ember dan gayung, terus mau ditaro mana lagi berasnya?" tanya Abian pada Atifa dengan nada biasa saja namun dihatinya kesal, jujur dia kesal karna barang di troli sudah penuh.

"Astaga! Aku sampai gak sadar kalo trolinya penuh. Ya udah deh, kembaliin aja yang udah ada dirumah, biar bi Ijah yang belanja besok. Tapi semua makanan jangan dibalikin, cukup alat dapur aja selain gayung karna gayung kita bocor" jawab Atifa membuat Abian melongo.

Sejak kapan mereka menggunakan gayung yang bocor, perasaan gayung dikamar mandinya masih aman gak ada yang bocor, kok bisa istrinya bilang bocor atau istrinya yang membuat gayung nya bocor. Perlu diawasi ini, pikir Abian.

"Oke, kamu tunggu disini sebentar ya, jangan ke mana-mana sebelum aku kembali"perintah Abian diangguki oleh Atifa.

Setelah kepergian Abian, Atifa menelisik setiap barang dirak sampingnya dan sesekali dia menyentuhnya dengan melihat harganya yang terlihat sedang diskon membuatnya tersenyum.

"Ifa" panggil seseorang membuat Atifa terdiam ditempatnya,suara seseorang yang sangat tak asing baginya, suara seseorang yang mengisi hari-harinya saat masih SMA, suara seseorang yang menemaninya dikala gelap, suara seseorang yang selalu membuatnya tertawa kala dia sedih.

"Dia kembali" batin Atifa lalu memejamkan matanya mengenyah kenangan masalalu yang indah dan menyakitkan bersamanya.

Dari arah belakang mereka, terlihat Abian yang memicingkan matanya menatap pria dibelakang istrinya yang terdiam ditempat dengan tangan gemetar memegang gula pasir.

Ia melangkah menghampiri Atifa dan merangkul bahunya, sebelumnya dia berbisik lirih ditelinga Atifa menenangkannya, dapat dia rasakan jika tangan Atifa begitu dingin, terlihat jelas jika Ia tengah ketakutan.

"Tenanglah honey. Ada aku disini" bisik Abian lalu mengecup dahi Atifa didepan pria itu yang mendelik tak suka dengan apa yang Abian lakukan.

"Maksud lo apa cium-cium cewek gue?!"ucap pria itu dengan nada tingginya menatap Abian marah membuat Atifa takut dan orang-orang disekitarnya menatap mereka.

"Bisakah anda tidak berteriak didepan istri saya tuan? Anda tidak melihat jika istri saya ketakutan karna anda?"tanya Abian dengan wajah datarnya, dia tak suka dengan sikap mantan kekasih Atifa ini.

"Istri? Heh!. Kau ini gila atau bagaimana? Dia ini kekasihku dan kau mengakuinya sebagai istri?. Bermimpi!"ucap pria itu dengan pedenya lalu menggenggam tangan Atifa yang langsung ditepis oleh sang empu.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang