Bab 44

12.6K 386 6
                                    

Pagi ini, Abian tengah bersiap untuk ke markasnya melaksanakan penangkapan Dreriksen bersama dengan antek-anteknya itu tanpa diketahui oleh Afifah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini, Abian tengah bersiap untuk ke markasnya melaksanakan penangkapan Dreriksen bersama dengan antek-anteknya itu tanpa diketahui oleh Afifah. Setelah memakai bajunya sendiri, kini dia dibantu untuk memakai celana bahannya dan juga sepatunya.

Abian memandang kearah box bayi milik Amara dan anak mereka tengah tertidur dengan nyenyak didalam sana. Abian bersyukur bisa merasakan kebahagiaan seperti sekarang, tidak pernah terbayangkan sedikitpun jika dia akan menikah kembali dan memiliki seorang anak di pernikahan mereka. Sebuah kebahagiaan tersendiri yang Abian rasakan sekarang.

Matanya memandang dengan jelas wajah istrinya itu, selama ini bersama dengannya, Abian tak pernah merasakan yang namanya marah, kecewa, terluka apalagi hancur lagi seperti yang dulu dia rasakan saat bersama Wanda, pernikahan tanpa cinta disalah satu pihak membuatnya terus tertekan dan hancur, hingga takdir mempertemukan dirinya dengan istrinya sekarang. Wanita yang membuatnya merasa dimiliki, dicintai, disayangi, dihormati dan dihargai sepenuh hati. Tak dapat diucapkan dengan kata-kata kebahagiaan yang dia dapatkan dari istrinya sekarang.

Dengan kasih sayang dan cinta yang Atifa berikan, kini Aiden sudah tumbuh semakin besar dan usia Aiden memasuki usia 4 tahun di bulan depan hitungan 1 tahun lagi, Ia akan masuk Taman Kanak-kanak (TK) ,serta pernikahan Abian dan Atifa yang akan memasuki usia 1 tahun, mungkin jika dihitung tersisa 1 minggu lagi hari anniversary pernikahan mereka.

Abian tentu saja sudah menyiapkan semuanya sedari lama untuk acara kejutan anniversary mereka nanti, sebagai ucapan terimakasih nya pada Atifa dan rasa cintanya. Tapi acara dansa akan dibatalkan besok, karna kondisi kaki Abian yang tak memungkinkan melakukan dansa. Ingin sekali rasanya Abian berdansa dengan istrinya besok, tapi dia tidak bisa melakukan apapun, untuk berdiri saja sangatlah sakit membuatnya merasa hanya beban saja sekarang.

Tepukan ringan di lengannya membuat Abian menoleh, Ia melihat Atifa tersenyum manis padanya yang dibalas senyum olehnya.

"Mas kenapa? Kok ngelamun dari tadi hmm?"tanya Atifa dibalas gelengan oleh Abian.

"Baiklah. Aku gak akan maksa mas untuk jujur. Mari, kita keluar, Latif sudah menunggu dibawah bersama anak-anak" ucap Atifa dengan mendorong kursi roda Abian.

Keduanya segera turun menggunakan lift, setelah masuk, Atifa menekan tombol menuju lantai dasar. Atifa memandang wajah suaminya yang terlihat murung, seperti ada sesuatu yang dipikirkan hingga membuatnya tiba-tiba diam, tidak seperti biasanya yang banyak bicara saat bersamanya.

Ting...

Pintu lift terbuka dan Atifa segera mendorong kursi roda Abian menuju ruang keluarga, dimana Latif dan Aiden tengah berceloteh dengan Amara yang terlihat tersenyum meski matanya terpejam.

Karna ini adalah hari sabtu, Aiden libur sekolah dan pastinya dia akan lebih sering di rumah sejak ada Amara, dan Ayumi yang selalu ke rumah mereka untuk main.

My Duda My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang