.
Di sebuah ruangan dengan nuansa serba kayu, terdapat beberapa orang yang tengah berbincang-bincang. Terdapat juga seorang anak laki-laki yang tengah duduk, sambil memandang gadis kecil yang duduk diseberangnya.
Ya, gadis kecil itu adalah gadis yang akan menjadi adiknya nanti. Namanya Galexa, masih berumur 3 tahun, berselisih 2 tahun dengannya. Levi memandangi gadis kecil itu tanpa henti, mengamati setiap gerak gerik yang dilakukannya, terkadang ia ikut tersenyum saat gadis kecil itu tersenyum saat dirinya ditanyai oleh Pamela. Parasnya sangat cantik, wajahnya bulat, bibirnya tipis dan poni tipis yang jatuh menjuntai di dahinya menambah kesan lucu pada wajah gadis kecil itu.
Dari yang Levi dengar, Gadis itu yatim piatu, Ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil saat ia berumur 1 tahun, dan hanya dia yang selamat.
Akhirnya, setelah berbincang-bincang selama 2 jam lebih, mereka memutuskan untuk kembali kerumah, tak lupa juga dengan Galexa yang ikut bersamanya.
.
Didalam mobil, Levi dan Lexa duduk disebuah kursi belakang, namun tidak ada yang bicara. Entah, mungkin karena baru bertemu? Tapi, diam-diam Levi sesekali mencuri pandang kearah Lexa yang masih setia menatap pemandangan diluar lewat kaca. Ingin rasanya anak laki-laki itu menyapanya, namun rasanya tidak bisa. Mungkin akan dia coba nanti kalau sampai dirumah
Setelah setengah jam di perjalanan, akhirnya mobil mereka sampai di halaman rumah. Satu persatu turun dari mobil, begitu juga dengan Levi dan Lexa. Galexa mengusap-usap kedua matanya karena dia baru saja bangun setelah di bangunkan Pamela tadi di mobil.
Galexa menatap setiap sudut yang ada di hadapannya sekarang, terlihat jelas jika dia masih belum beradaptasi di tempat baru.
"Ayo masuk." Pamela menggendong tubuh mungil milik Galexa, lalu menggandeng tangan Levi. Sedangkan Samuel, laki-laki itu tengah sibuk memindai barang-barang milik Lexa dari bagasi mobil.
.
"Ini rumah baru kamu. Kamu sekarang tinggal sama Mama, Papa sama Kakak." Ucap Pamela yang masih menggendong Galexa.
Galexa yang masih belom mengerti apa apa, hanya diam sambil matanya menelusuri seluruh rumah yang masih asing baginya.
"Levi?" Panggil Pamela kepada Levi. Lalu menurunkan Galexa.
Levi yang sedari tadi berada di belakang Pamela, menyahut "Iya, Ma!"
Pamela tersenyum sambil mengusap kepala Levi. "Ajak adik kamu main, Mama mau masak dulu. Boleh keluar, tapi jangan jauh-jauh."
"Iya ma."
"sekarang kamu sudah jadi kakak, ingat! Kamu laki-laki! Kamu nggak boleh sakitin perempuan, kamu harus jaga perempuan."
"Iya Ma, Levi nggak bakal nyakitin perempuan, Levi bakal jaga adek kok."
Pamela tersenyum. " Yasudah, kalian bisa main, tapi ingat jangan jauh-jauh."
"Iya, maa.
.
Hari-hari telah berlalu, tak terasa 1 tahun sudah mereka lewati. Tahun ini juga Levi mulai memasuki sekolah pertamanya di bangku Sekolah Dasar
"Aku mau ikut. Hiks. " Lexa menangis dipelukan kakaknya, Levi.
Gadis kecil itu menangis karena kakaknya akan meninggalkan nya untuk pergi berangkat sekolah. Gadis kecil itu sedari tadi merengek untuk ikut Levi, namun tak diperbolehkan oleh Pamela. Ya, mau bagaimana lagi, Levi akan pergi ke sekolahnya, dan Lexa tak seharusnya ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...