.
Kalevi, Julian dan Danny, mereka kini tengah mengintip dari belakang kelas 12.
Menunggu kedatangan seseorang yang ingin bertemu dengan Levi. Danny sangat bersemangat untuk melihat siapa orangnya.
"Mana sih orangnya?" Tanya Danny, tak sabar.
"Bentar lagi mungkin." Sahut Julian.
Julian dan Danny melihat satu-satu siswi yang berjalan di lapangan basket, karena ini sudah jam pulang, sangat susah untuk melihat satu persatu.
Tak seperti Julian dan Danny, Levi terlihat tak peduli dengan siapa orangnya. Bahkan sekarang ia hanya bersender pada dinding sambil memainkan ponselnya.
"Mau kencing lagi!" Ucap Danny sambil bisik-bisik.
Julian melirik Danny. " Sana kencing dulu." Bisik Julian.
"Lo bisik-bisik nggak ada gunanya, lo teriak pun nggak akan nyampe lapangan!" Sahut Levi.
Julian menoleh ke arah Levi, "bener juga!" Ucap Julian.
"Eh eh itu bukan orangnya?" Heboh Julian ketika melihat seorang perempuan tengah berdiri di tengah lapangan.
"Mana mana?"
"Itu tu, yang berdiri di tengah-tengah." Ucap Julian sambil menunjuk-nunjuk orang yang tengah berdiri di tengah lapangan.
"Itu?"
Danny tersenyum, kala melihat perempuan tersebut, dari kejauhan ia bisa menebak jika dia sangat cantik.
"Wah ini sih, gue nggak bisa nolak." Ucap Danny tanpa mengalihkan pandangannya.
Danny menoleh ke Levi, "kal! Lo bneran nggak mau nih cewek?"
"Nggak!" Tolak Levi sambil bermain HP.
Danny tersenyum, "gue samperin dulu."
Danny hendak pergi, namun bajunya ditarik Julian, membuat Danny mendengus kesal.
"Lo main nyamperin aja, emang udah ada persiapan?"
"Belum sih."
Julian menggeleng-gelengkan kepalanya.
Levi memasukkan HP kedalam saku celananya.
"Gue cabut dulu!"
Levi hendak pergi, namun dihadang oleh Julian.
"Eitts, bentar napa Kal, bentar! Jangan pulang dulu."
"Kenapa? Gue kan nggak ada urusan di sini."
"Lagian, orangnya udah disini kan? Samperin aja sana."
"Udah biarin aja, Levi pulang." Ucap Danny.
"Nah kan?" Ucap Levi sambil tersenyum.
"Udah ah, gue pulang dulu."
"Ati-ati Kal, btw makasih udah kasih gue santapan." Ucap Danny sambil mengedipkan satu matanya.
.
"Mana sih kakak kamu?!" Ucap Liana yang kini sedang duduk diatas motornya.
Lexa yang tengah berjongkok, memutar bola matanya malas. Sudah setengah jam ia menemani Liana di depan rumahnya, untuk menunggu kakaknya pulang.
"Pliss aku nggak tahan lagi, ayok masuk aja!" Rengek Lexa, pasalnya Ia mengajak Liana untuk masuk kedalam rumahnya, namun tidak mau.
"Nggak! Disini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...