.
"Kamu ini! Kalo ada masalah bicara sama Mama, jangan dipendem sendiri, sakit kan jadinya." Ucap Pamela yang tengah menyiapkan obat.
Lexa, gadis itu jatuh sakit setelah dirinya bertengkar dengan Dean kemarin, kemarin juga dirinya izin untuk tidak berangkat kerja.
Lexa tersenyum, "nggak ada masalah kok ma." Ucapnya dengan lemas.
"Kamu ini! Jangan bohongi mama, kemarin mama liat sendiri kamu nangis, pasti ada masalah kan? Bilang aja sama mama."
Lexa menggeleng, "nggak ada maaaa."
Pamela menghentikan kegiatannya itu, lalu menatap lekat putrinya itu. "Tadi pagi, pacar kamu datang, " Ucapan Pamela membuat Lexa terdiam.
"Dia katanya mau ketemu kamu dan minta maaf sama kamu, kamu tadi lagi tidur, jadi mama suruh pulang aja, katanya sih nanti mau kesini lagi. "
Ucapan terakhir mamanya, membuat Lexa cepat menggeleng, "jangan ma! Jangan bolehin Kak Dean kesini!"
"Tuhkan, pasti ada masalah kan diantara kalian berdua?" Tebak Pamela.
"Kalo kamu nggak mau cerita sama Mama, ya nggak papa. Tapi, apapun masalah kalian berdua, kalian harus memperbaiki masalah itu."
"Iya, ma." Ucap Lexa, lalu menatap Pamela, "tapi beneran Ma, Lexa lagi nggak mau ketemu sama Kak Dean, kalo Kak Dean kesini lagi, larang Kak Dean dengan cara apapun. "
Pamela tersenyum, lalu mengusap rambut Lexa, "iyaa, yaudah kamu minum obat dulu."
Setelah meminum obatnya, Lexa kembali tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya, agar besok dirinya bisa bekerja.
.
21:30
Samuel kini tengah berada di bandara, menunggu seseorang yang akan kembali setelah 9 tahun di negeri orang. Ya, orang yang dimaksud adalah Levi. Pemuda itu kembali setelah 9 tahun kuliah di Singapura, setelah menyelesaikan s2 nya, dirinya berencana akan menjadi dokter di negara kelahirannya. Dengan S2 nya, dia berhasil menjadi dokter spesialis mata.
Tak selang beberapa menit, sosok orang yang ditunggu-tunggu oleh Samuel pun telah datang. Tubuh tinggi dengan berpakaian serba hitam membalut tubuh laki-laki itu, dengan tangan kirinya yang menyeret sebuah koper.
Levi tersenyun lebar kala melihat Samuel yang tengah menunggunya. Pemuda itu melangkahkan kakinya lebih cepat, setelah sampai di depan Samuel, Levi langsung memeluk tubuh ayahnya tersebut. Ia sangat rindu dengan ayahnya, ibunya, dan juga adiknya.
Samuel memeluk tubuh anaknya yang melebihi tingginya. "Tambah tinggi aja kamu Levi."
Samuel melepas pelukannya, lalu menatap anak sulungnya dengan bangga, matanya berkaca-kaca. Ia sangat bahagia sebagai ayahnya, apalagi dengan hasil kerja kerasanya yang dilakukan oleh anaknya itu.
"Papa bangga sama kamu nak!" Ucap Samuel.
Levi tersenyum, "Levi kayak gini kan juga karna Papa sama Mama."
"Yasudah, ayo-ayo pulang, Mama kamu udah nungguin kamu di rumah." Ajak Samuel, mereka pun berjalan untuk menuju ke mobil mereka.
.
Didalam mobil, mereka mengobrol banyak tentang mereka sendiri selama 9 tahun terakhir. Levi juga menceritakan tentang dirinya yang sangat kesusahan hidup sendiri disana.
"Oiya, adik kamu, Lexa. Dia sakit," Ucapan Samuel membuat Levi menoleh. "Kata mama kamu, kemarin pulang sambil nangis. Nggak tau nangis kenapa."
Levi terdiam, lalu menundukkan kepalanya.
"Papa juga pernah tanya sama Lexa, katanya kamu jarang nelfon adik kamu ya?"
Levi terdiam, memang benar dirinya jarang menelfon bahkan bisa dibilang tidak pernah menelfon Lexa, mengirimkan pesan pun hanya sekedar menanyai kabar Pamela dan Samuel, terakhir mereka bertukar pesan pun, saat Lexa mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Samuel yang mendapati Levi terdiam, menoleh. "Ada apa? Apa ada masalah sama adek kamu?" Tanyanya.
Levi menoleh lalu menggeleng. "Nggak ada kok pa. Cuma, yaa gitu, Leviii ... " Levi tak tau harus bilang apa.
"Kamu ini! Dulu kamu itu deket banget sama adek kamu, malah sekarang malah jauh-jauhan."
Levi tersenyun kecil, ia tahu jika hubungan Lexa dengan dirinya semakin merenggang, Levi sangat tahu itu!
.
Pamela, Samuel dan Levi kini tengah berada di ruang TV, setelah Levi sampai di rumah, Pamela langsung menyambutnya dengan tangis bahagia. Pamela pun sedikit kaget dengan perubahan dari anak sulungnya itu. 1 jam lebih mereka mengobrol sebagai bayaran rindu mereka.
Ngomong-ngomong soal Levi, Lexa belum tahu jika dirinya pulang hari ini, mungkin gadis itu juga tidak akan tahu jika orang-orang tidan akan memberitahunya nanti.
Levi berpamit untuk pergi ke kamarnya, menyeret kopernya lalu mulai naik ke lantai atas tepat kamarnya berada. Setelah sampai di lantai atas, Levi terdiam sambil memperhatikan pintu kamar yang sudah lama tak ia lihat. Kamar itu milik Lexa, ada sedikit perubahan dari pintu miliknya, dulu yang berwarna coklat, kini telah berganti menjadi warna putih.
Levi berjalan kearah pintu kamar Lexa. Lalu membuka pelan pintu tersebut. Levi mulai melangkahkan kakinya masuk, aroma yang sangat ia kenal kini mulai menyapu hidung mancungnya.
Diatas kasur, dirinya bisa melihat ada seorang gadis yang tengah terlelap dalam tidurnya. Langkah pemuda itu berjalan mendekat kearah tubuh gadis itu.
Levi menatap wajah Lexa yang sedikit pucat, bibirnya membentuk sebuah lengkungan disana, sudah lama sekali tidak melihat gadis yang ada di depannya ini, struktur wajah dari gadis itu pun berubah semenjak terakhir kali ia melihat nya. Levi pikir, jika gadis itu tambah cantik.
Levi mendudukkan badannya, menatap lebih dekat wajah gadis yang ada di depannya. Perlahan-lahan memori tentang dirinya terulang lagi di otaknya, dari ia tertawa, menangis karena mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung dan menangis karena dirinya akan pergi ke Singapura.
Tangannya terangkat untuk menepikan anak rambut yang berjatuhan di dahi Lexa. Badannya terangkat, dan ...
Cup.
Levi mencium kening Lexa, ya mencium! Bibir pemuda itu tersenyum lagi, lalu berdiri. Berjalan untuk keluar.
Setelah keluar dari kamar Lexa, Levi mengambil kopernya yang tadi ia tinggal, dan berjalan ke kamarnya.
Kamarnya kini sangat berbeda dari sebelumnya, banyak barang-barang yang terlihat baru disini.
Levi mendudukkan badannya di kasur, melepas jaketnya dan menaruhnya di atas kursi. Ia merebahkan badannya, lalu mulai tertidur.
.
Like & comment
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...