.
Lexa menatap lurus kedepan, ia tak tahu harus berbuat apa. Disampingnya ada Dean, iya! Dean ingin berbicara dengannya, namun hanya 4 mata. Liana? Gadis itu duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari Lexa dan Dean berada.
Perasaan Lexa campur aduk, ia tak tahu harus berbuat apa. Rasanya, ia ingin menghilang sekarang.
"Kamu naik ke kelas 9 kan?" Dean membuka suara dengan memberi pertanyaan kepada Lexa.
Lexa menatap Dean dengan ragu-ragu.
"I-iya." Jawabnya.
Terdengar suara nafas yang dihembuskan oleh Dean.
Ia menoleh kearah Liana berada, berharap gadis itu menolongnya, namun Liana hanya fokus kepada HPnya.
Tiba-tiba, tangan Lexa dipegang oleh Dean, membuat Lexa terkejut.
Lexa ingin melepaskannya, namun genggaman tangannya sangat kuat. Ia menatap Dean, yang juga tengah menatapnya.
"Aku bisa nunggu kamu, agar kamu bisa suka sama aku" Ucap Dean.
Apa? Suka? Dirinya? Tidak! Tidak! Bahkan memikirkannya saja ia tidak pernah.
Lexa melepas paksa tangannya.
"Kak! Aku tau kak Dean suka aku, tapi.....aku nggak suka kakak!" Ucapnya to the point.
Lexa dapat melihat, bahwa Dean terdiam ketika ia mengucapkan itu.
"Aku tau! Karna itu aku nunggu kamu biar kamu suka sama aku."
Lexa terkejut, ia sangat risih dengan perkataannya. Ia tau! Dean tampan, dan pintar dalam pelajaran olahraga, namun ia tidak sedikit pun menyukainya.
Lexa berdiri, lalu menatap Dean.
"Kak Dean nggak perlu nunggu aku! Perempuan didunia ini bukan cuma aku doang, kakak bisa cari orang yang lebih baik dari aku, aku nggak suka kakak, dan aku juga berterima kasih, karna kak Dean udah suka sama aku." Lexa diam sebentar, lalu melanjutkan ucapannya.
"Untuk perasaan yang kak Dean miliki.....maaf! Aku nggak bisa membalasnya."
Setelah mengatakan itu, Lexa melenggang pergi menjauhi Dean. Dean menatap punggung Lexa yang semakin menjauh. Ia menundukkan kepalanya.
.
Lexa kini sedang berada di kamarmya, ia sedari tadi cemas memikirkan perkataannya kepada Dean. Apakah ia salah ngomong? Apakah ucapannya keterlaluan? Ia mengutuk dirinya, kenapa bisa-bisanya ia ngomong seperti itu.
Ia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berjalam kearah kamar mandi untuk mandi.
Setelah beberapa menit, Lexa keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih tenang dari sebelumnya.
Ia turun kebawah untuk menonton TV, ia belum makan siang, karna perutnya belum lapar.
Ia menatap jam didinding rumahnya, masih pukul jam 3. Ia menidurkan dirinya disofa, lalu mulai memejamkan matanya.
.
Sedangkan ditempat lain, Levi sedang berada di rumah Julian, bersama Danny.
Levi menatap jam di hpnya, hampir jam 3 sore.
"Gue pulang dulu ya." Ucap Levi kepada Julian dan Danny.
Mereka berdua menoleh. "Masih jam segini, disini aja lah!" Ucap Danny.
"Gue belom nyiapin buat besok pagi." Ucap Levi sambil berdiri dari duduknya.
"Sok rajin lo! Ntar malem juga bisa kan." Ucap Danny.
Julian menepuk pundak Danny. "Dunia Levi beda sama dunia lo Dan! Jangan samain dia sama lo!" Ucap Julian dengan bijak.
"Tai lo!" Umpat Danny.
Levi tertawa. "Bener kata Julian, dunia kita beda, hahaha."
"Tai lo pada!"
"Udah, gue cabut dulu, jangan lupa nanti malem mabar." Ucap Levi sambil mengingatkan mereka berdua.
"Ntar malem nggak bisa! Gue mau nyiapin buat besok." Ucap Danny.
"Sok rajin!" Ucap Levi dan Danny berbarengan, membuat Danny menatap mereka dengan kesal.
.
Levi memarkirkan motornya didepan rumahnya, setelah mengunci stang, ia masuk kedalam rumah. Ia mengunci stang karena akhir-akhir ini banyak kasus pencurian. Jadi ia lakukan ini untuk berjaga-jaga saja.
Levi membuka pintu rumahnya, lalu mendapati Lexa yang tengah tertidur di sofa.
Ia berjalan kearah Lexa, lalu berjongkok.
Ia menatap wajah Lexa dari dekat, bibirnya membentuk sebuah lengkungan, lalu matanya tak sengaja menatap bibir merah milik Lexa.
Entah bisikan apa yang merasuki Levi, ia perlahan-lahan mendekatkan wajahnya pada wajah Lexa.
10 cm
8 cm
5 cm
3 cm
Levi tersadar, lalu memundurkan badannya, apa yang barusan ia lakukan? Levi menatap Lexa, lalu menggelengkan kepalanya, berusaha menyadarkan dirinya.
Kemudian, ia bergegas pergi kekamar nya.
Levi menutup pintu kamarnya, lalu bersender pada pintu.
Ia mengusap kasar wajahnya, ia mengumpati dirinya sendiri, apa yang barusan tadi dia lakukan kepada adiknya?
.
Setelah kejadian sore tadi, Levi tidak memberanikan diri untuk keluar, ia dari tadi memikirkan, bagaimana kalau Lexa menyadari tentang kejadian tadi? Ia harap adiknya itu sudah terlelap dan tidak tahu apa yang terjadi.
"Kakak kamu dimana?" Tanya Pamela kepada Lexa.
Sejak sore tadi, ia belum melihat Levi. Dan sekarang pun ia tidak ikut makan malam.
Lexa menoleh. "Dikamarnya, tadi aku udah panggil, tapi katanya nggak laper." Ucap Lexa.
"Tumben banget, kakak kamu nggak ikut makan malam, biasanya dia kan yang paling pertama buat makan malam."
Lexa menatap Pamela, lalu mulai memakan makanannya.
.
Jan lupa tinggalin jejak kalian:))))))
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...