ABOUT US - 57

190 4 0
                                    




.

Seoarang pemuda kini tengah menatap seseorang yang kini hampir 3 jam berdiri sambil menatap hamparan air sungai didepannya.

Langit sudah petang sejak dari tadi, dan hanya menyisakan beberapa cahaya bintang di sana.

Pemuda itu berjalan kearah seseorang itu. Lalu berdiri di sampingnya. Ditatapnya wajah gadis yang ada di sampingnya.

Gadis itu menatap kosong kedepan dengan mata sembab. Bahkan air matanya mengering karena hembusan angin yang menerjang wajahnya.

Hampir 3 jam gadis itu menangis setelah kejadian tadi. Hati dia masih sakit jika mengingat kejadian tadi.

Gadis itu menundukkan kepalanya, lalu menangis lagi. Gadis itu tidak bisa menerima apa yang kini telah terjadi. Dean, pemuda yang telah bersamanya selama 6 tahun, tega membuat dirinya seperti ini, bahkan mampu membuat dirinya hancur. 6 tahun  ... Kini berakhir dengan mengenaskan.

Apalagi, ditambah dirinya mengetahui jika perempuan yang bersama Dean adalah pacarnya, dan mengatakan kalau dirinya tengah hamil.

Levi menatap sendu Lexa, ia tidak akan menganggu gadis itu hingga ia merasa baikan.

Ia tau, Lexa pasti sangat sakit hati, apalagi dirinya yang kini mengetahui perempuan yang ia cintai menangis karena Laki-laki lain selain dirinya.

.

2 bulan kemudian....

Levi kini tengah disibukkan dengan pekerjaanya, ya! Ia kini telah bekerja menjadi dokter mata di sebuah rumah sakit yang tak jauh dari rumahnya berada.

Dan sudah 2 bulan berlalu semenjak kejadian Lexa dengan Dean. Bahkan, gadis itu sudah terlihat baik-baik saja, walupun kadang terlihat murung.

Lexa, gadis itu berusaha keras melupakan Dean. Tapi, tidak semudah yang ia bayangkan. Gadis itu mungkin akan sedikit lama untuk menghilangkan Dean dari kehidupannya.

Jika dulu Lexa berusaha untuk menerima keberadaan Dean, sekarang malah sebaliknya Lexa berusaha untuk melupakan Dean.

"Lexa?" Panggil seorang gadis yang kini tengah menatap gadis di depannya yang tengah melamun.

"Eh iya?" Lexa tersadar. Ah, akhir-akhir ini ia sering kali melamun.

Liana, gadis yang ada di depan Lexa menatap dirinya sedih. "Udah deh Xa, lo nggak usah mikirin dia."

Lexa tersenyum, "ng-nggak, gue nggak mikirin dia kok." Lexa berbohong, padahal ia tadi melamun memikirkan Dean.

Tak mau membahas lagi tentang Dean, Liana memilih diam, ia tidak mau aja jika mereka berbicara tentang Dean, Lexa akan menangis lagi.

"Senyum dong!" Suruhnya.

Lexa melebarkan senyumamnya, "nihh, gue dari tadi udah senyum."

"Nah! Itu baru senyum." Ucap Liana.

Mereka sekarang berada di sebuah Mall, dan kini mereka tengah duduk sambil memakan burger yang mereka pesan tadi.

Liana mengajak Lexa untuk pergi jalan-jalan hari ini sepulang Lexa menyelesaikan Shift paginya. Ia mencoba menghibur Lexa yang akhir-akhir ini murung.

"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Liana.

Lexa meminun minumannya, "main lagi yuk! Gue tadi belom puas."

"Oke, tapi kita habisin dulu makanannya."

.

21:40

ABOUT US √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang