.
Levi membopong tubuh Lexa kedalam kamar Lexa, diikuti oleh Danny di belakangnya. Levi meletakkan tubuh lemas Lexa kekasurnya, tak menghiraukan kalau kasurnya akan basah.
Levi menoleh kearah Danny yang tengah menggigil kedinginan, "lo mandi aja sana, pake baju gue dulu."
Danny yang tengah mengusap-usap telapak tangannya menoleh. "Boleh?" Tanya Danny yang dijawab dengan anggukan oleh Levi.
Danny tersenyum lalu menepuk pundak Levi, "makasih bro!"
Danny melangkah keluar dari kamar Lexa, lalu berjalan kearah kamar Levi.
Sepeninggalnya Danny, Levi memandang wajah Lexa. Ia merasa kasihan kepadanya, pasti tidak mudah baginya untuk menerima kenyataan yang ada. Tangan Levi pun terulur untuk mengusap kepala Lexa.
Matanya teralihkan pada seragam Lexa yang basah, jika dibiarkan Lexa bisa saja sakit. Tapi, dirumah tidak ada siapa-siapa, membangunkannya? Tidak! Yang ada malah nanti Lexa menangis lagi.
Tiba-tiba Levi terpikir oleh tetangganya yang cukup dekat dengan mamanya, apa ia minta tolong saja dengannya untuk meminta tolong gantikan pakaian Lexa? Mungkin itu bukan ide yang buruk.
Levi pun bergegas keluar, untuk memanggil tetangganya itu, rumahnya cukup dekat hanya berjarak 2 rumah.
.
Levi kini tengah berdiri diluar kamar milik Lexa, menunggu Bu Rani-tetangganya yang tengah menggantikan baju Lexa.
Danny, Laki-laki itu sudah pulang setelah berganti pakaian.
Levi menoleh kala mendengar suara pintu terbuka, dan mendapati Bu rani dari balik pintu. Bu rani tersenyum kearah Levi, "Lexa sudah selesai ganti bajunya."
"Makasih Bu Rani, udah mau gantiin baju Lexa, " Ucap Levi dengan sopan.
Bu Rani tertawa ketika mendengar ucapan Levi, "kamu ini! Panggil saya tante aja, saya kan seumuran mama kamu, bahkan lebih muda."
"Kamu jangan sungkan-sungkan sama tante ya, kalo ada perlu panggil aja tante, tante nggak keberatan kok, itung-itung ya balas budi karena Pamela juga sering bantu tante." Lanjutnya.
Levi tersenyum. "Iya tante."
"Oiya, kok bisa Lexa pingsan? Dia kenapa? Apa kamu udah bilang ke orang tua kamu tentang Lexa pingsan?" Tanyanya.
Levi terdiam sebentar, lalu tersenyum kecil. "Lexa kayaknya kelelahan tan, tadi juga habis hujan-hujanan."
Levi berusaha untuk tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi, karena ia tidak mau orang lain mencampuri urusan keluarganya.
Perempuan yang bernama Rani tersebut mengangguk, lalu berjalan kearah Levi, menepuk pundaknya. "Yasudah tante pulang dulu ya, kalo ada apa-apa panggil aja tante, jangan malu-malu."
Levi tersenyum lalu mengangguk, "iya tante, sekali lagi makasih banyak."
"Tante pulang dulu." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, perempuan itu melangkahkan kakinya untuk pulang.
Levi menghela nafasnya, sebelum akhirnya ia masuk kedalam kamar Lexa. Ia menutup kembali pintu kamarnya, lalu berjalan kearah Lexa berbaring. Levi berjongkok untuk melihat jelas wajahnya.
Jari-jari tangan panjangnya, terulur untuk mengusap pipi Lexa. Ia tidak mau membangunkannya, biarkan dia terlelap dalam tidurnya. Levi menoleh kesana-kemari untuk melihat tas Lexa. Namun tidak ada, apa tasnya tertinggal di tempat panti asuhan? Ah ia juga melupakan motornya yang ia tinggal disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...