ABOUT US - 64

178 5 0
                                    





.

Hari ini, Pamela dan Samuel akan pergi ke tempat Nenek Siti. Semalam mereka dapat kabar jika perempuan paruh baya itu sakit. Jadi mereka berdua ingin mengunjunginya, dan berencana akan menginap beberapa hari disana sampai kondisi Nenek Siti membaik. Lexa ingin ikut, namun tidak diperbolehkan oleh Pamela, padahal gadis itu juga ingin menemui neneknya yang sudah lama tak bertemu.

"Udah semua ma?" Tanya Samuel kepada Pamela.

"Udah."

Mereka berangkat pagi-pagi agar tak kepanasan saat di jalan nanti, dan juga menghindari macet dijalan.

Pamela menatap Lexa.

"Oiya Lexa, nanti malem ada temen mama yang mau nganter pesanan mama ke rumah. Udah mama bayar tinggal di ambil aja." Ucapnya.

"Iya ma."

"Selama Mama sama Papa nggak dirumah, jaga diri baik-baik! Apalagi kamu perempuan, kakak kamu juga kan jarang pulang." Sambung Samuel.

Lexa menatap Samuel. "Kalian nggak lama kan disana?"

"Ya tergantung. Kalo nenek kamu udah baikan yang kita pulang." Sahut Pamela.

"Misal kamu takut dirumah sendirian, ajak temen kamu nginep disini. Liana atau siapa gitu." Lanjutnya.

"Iya, nanti Lexa bakal ajak."

"Yaudah yok berangkat." Ajak Samuel.

"Kalo ada apa-apa telfon mama atau papa ya!." Ucap Pamela sembari berjalan menuju mobil.

"Iya."

Pamela dan Samuel mulai memasuki mobil.

"Berangkat dulu ya, Hati-hati! Jaga diri kamu baik-baik." Kata Samuel sambil menurunkan kaca jendela mobil.

"Iya, kalian juga hati-hati."

Mobil mereka pun mulai berjalan dan mulai meninggal kan halaman rumah. Menyisakan Lexa yang kini berdiri sambil menatap sebuah mobil yang semakin menjauh darinya.

Sunyi.

Itulah yang ia rasakan sekarang. Kepergian Samuel dan Pamela membuat Lexa kesepian dirumah. Apalagi, tak ada siapa-siapa dirumah. Levi, pemuda itu dari kemarin tak pulang sampai sekarang.

Lexa pun melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah, untuk bersiap-siap berangkat kerja shift paginya hari ini.

.

"Dalgona Coffee satu."

"Siap, ditunggu ya." Ucap Jovie kepada pembeli tersebut.

"Lo Galexa?"

Lexa yang tengah fokus kepada komputer di depannya menoleh. Menatap seorang pemuda yang kini tengah memesan minuman.

"I-iya." Jawab Lexa dengan ragu-ragu, ia tidak tahu siapa pemuda itu, tapi kenapa dia tau namanya?

"Udah lama ya nggak ketemu. Tambah cantik aja lo." Ucapan pemuda itu membuat Lexa dan Jovie menatap pemuda itu.

Lexa tersenyun kikuk. Dia siapa? Ia tidak kenal sama sekali dengan pemuda itu.

"Maaf, tapi  ... Siapa ya?" Tanya Lexa dengan hati-hati.

"Ahh, iya. Gue Rio, temennya Dean, yang dulu pernah bareng Dean. Inget nggak?"

Lexa mencoba mengingatnya, lalu mulutnya terbuka ketika tahu siapa pemuda itu. Ia ingat sekarang, dia adalah orang yang dulu sering bersama Dean.

"Ahhh, iya inget." Ucap Lexa yag berhasil mengingat siapa pemuda itu.

ABOUT US √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang