ABOUT US - 51

200 5 0
                                    




.

20:45

Lexa kini tengah melayani seorang perempuan yang tengah membayar makanannya.

"Terima kasih kak! Jangan lupa kesini lagi ya."

"Iya."

Gadis itu kembali berkutat dengan komputernya.

"Lexa!" Panggil Jovie.

Lexa menjawab dengan deheman, dirinya tengah fokus dengan kegiatannya sekarang.

"Lexa!"

"Hmm, apa?" Jawabnya lagi tanpa menoleh.

Jovie menatap Lexa dengan kesal, lalu mendekati Lexa dan menyenggol tangannya.

"Lexa!"

Lexa menoleh kearah Jovie dengan kesal, karena sedari tadi dipanggil. "Kenapa Jo?"

"Itu!" Jovie memberi kode Lexa, untuk menatap depannya.

Lexa yang mengerti, lalu menatap depannya. Lexa terdiam, mata gadis itu tak berkedip menatap seseorang yang kini tengah berjalan kearahnya.

Seseorang yang kini tak mau ia lihat, kini berada di depan matanya langsung, ya! Seseorang itu adalah Dean. Pemuda itu kini tengah berjalan kearahnya, dengan baju jas yang bukan baju kerjanya.

"Sayang." Panggil Dean setibanya di depan Lexa.

.

Seorang Pemuda dan seorang gadis, kini tengah duduk di bangku yang tak jauh dari Cafe berada. Mereka berdua duduk bersebelahan, dengan wajah gadis yang ditekuk.

Pemuda itu menatap gadis yang ada di sampingnya dengan perasaan bersalah. Tangan pemuda itu ingin memegang tangan gadis tersebut, namun tangan gadis itu menjauh dari tangannya.

"Sayang," Panggil nya, "maafin aku, aku kemarin kebawa emosi. Aku-, aku nggak sengaja bentak kamu." Ucap pemuda itu merasa bersalah.

Lexa, gadis itu diam sambil menundukkan kepalanya.

"Hei, maafin aku ya? Aku janji nggak bakal ngulangi itu lagi."

Janji, satu kata yang pernah ia dengar darinya, gadis itu tidak tahu kenapa laki-laki yang tengah berada di sampingnya kini sangat mudah mengatakan janji, tanpa ia sadari jika ia tidak bisa menepati janjinya. Ia ingin marah, tapi  ... Dirinya mencintai laki-laki itu, Ia tidak mau jika mereka berkelahi lagi.

Lexa tidak tahu, Ia harus memaafkannya atau tidak, Ia sangat mencintainya dan tak ingin hubungan mereka berakhir begitu saja. Namun, gadis itu tidak suka sikap dirinya yang sekarang.

"Lexaa," Pemuda itu mencoba menggenggam tangan gadis itu, dan berhasil tanpa adanya penolakan. "Aku benar-benar minta maaf, aku sayang kamu. Tolong maafin aku."

Suara laki-laki itu melembut.

Lexa menoleh kearah pemuda itu, matanya sedikit berkaca-kaca. Sangat berat rasanya untuk tidak memafkan laki-laki yang kini telah 7 tahun bersamanya.

Senyum gadis itu perlahan-lahan terlihat. "Aku maafin kamu."

Ucapan Lexa, membuat Dean tersenyum lebar, "beneran? Kamu maafin aku?" Tanya Dean memastikan.

Lexa mengangguk, dan membuat Dean senang, laki-laki itu langsung memeluk gadis itu. "Makasih sayang, aku janji bakal terus perhatiin kamu! Aku bakal luangin waktu aku buat kamu!."

Lexa membalas pelukannya, ia akan mengingat ucapan laki-laki itu di otaknya. Gadis itu harap, ucapan pemuda itu bukan hanya sebuah ucapannya saja, tapi sebuah janji yang harus ia tepati.

ABOUT US √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang