.
Satu tahun telah berlalu semenjak kepergian Levi. Satu tahun itu juga, Lexa mulai terbiasa tanpa adanya Levi. Tahun ini juga, Lexa sudah duduk di bangku kelas 12.
Selama satu tahun terakhir, Dean mulai mendekati Lexa. Tidak ada Levi, membuat dirinya bebas mendekati Lexa kapan pun ia mau, Lexa tadinya risih dengan keberadaan Dean, namun akhirnya ia mulai terbiasa dengannya.
Tidak ada hubungan khusus yang terjalin di antara keduanya, Lexa hanya menganggap hubungan mereka sekedar teman saja, sedangkan Dean ... Laki-laki itu menganggap hubungan mereka dengan serius. Pernah juga Dean menembak Lexa beberapa kali, namun gadis itu menolaknya.
Dean telah lulus, dan melanjutkan sekolahnya di bangku perkuliahan, tempatnya berada di kota sebelah. Kadang, jika ada waktu senggang, Dean akan mengajak Lexa untuk berjalan-jalan. Lexa tak menolak, karna itung-itung juga untuk dirinya refresing.
.
"Tisu dong!" Minta Clara pada Milan yang tengah memegang tisu.
Milan yang tengah menangis karena menonton drama yang mereka tonton, menyodorkan tisu kepada Clara. Ya, Clara, Milan, Lexa dan Luna tengah menonton drama yang sudah 1 jam mereka tonton dirumah Luna.
Besok hari minggu, mereka juga akan menginap dirumah Luna, karena orangtuanya pergi ke luar kota.
Lexa, gadis itu tidak menonton, malah memainkan handphonenya sedari tadi. Ia tidak tertarik dengan drama yang kini di tonton oleh 3 temannya itu. Lexa sedari tadi bertukar pesan dengan Dean, laki-laki itu mengajaknya untuk pergi besok pagi, Lexa menerima ajakannya mumpung besok ia tak ada acara.
Tentang Levi, gadis itu sekarang jarang sekali menelfon kakaknya itu, bahkan jika kakaknya menelfon, Lexa akan memberikan handphonenya kepada Pamela.
Gadis itu meletakkan handphonenya di sampingnya, lalu menatap ketiga temannya yang tengah menangis karena menonton adegan sedih di drama tersebut.
Lexa menatap jam yang menunjukkan pukul 11 malam. "Udah dong nontonnya, gue ngantuk nih." Ucap Lexa sambil mengaup.
"Bentar! Nanggung ini," Jawab Milan sambil mengusap ingusnya.
Lexa menyenderkan kepalanya, ia sangat ngantuk, apalagi besok ia akan pergi.
"Kalo ngantuk, ke kamar gue aja dulu sana." Ucap Luna.
Lexa tak mau, mana bisa ia tidur terlebih dahulu dirumah Luna, apalagi ini kan rumahnya. Alhasil, Lexa pun menunggu teman-temannya sampai selesai menonton hingga jam 12 malam.
.
Pagi pun datang, Lexa sudah pulang dari rumah Luna sejak jam 7 pagi. Kini, Lexa tengah bersiap-siap untuk pergi bersama Dean, ia juga tak lupa mencuci sepatunya terlebih dahulu dan menyapu lantai rumahnya.
Lexa berdiri di depan teras rumahnya, menunggu kedatangan Dean. Laki-laki itu sudah mengatakan, kalau jam 10 dirinya akan ke rumahnya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Dean telah sampai dirumah Lexa dengan motor ninja yang 2 bulan lalu ia beli. Lexa berjalan ke tempat Dean berada.
Dean menatap Lexa sambil tersenyum, "nunggu lama ya?"
Lexa menggeleng, "nggak kok."
"Yaudah, ayo naik!"
Lexa pun menaiki motor Dean, ia sedikit kesusahan karena joknya yang sangat tinggi, Dean dengan sigap membantu Lexa untuk menaikinya.
"Makasih." Ucap Lexa.
"Pegangan ya!." Ucap Dean menyuruh Lexa untuk berpegangan padanya, ia takut jika Lexa terjatuh.
Tanpa menjawab, Lexa memegang jaket yang dipakai oleh Dean. Motor Dean pun melesat jauh untuk ketempat tujuan. Mereka berencana akan pergi ke Festival yang ada di kota sebelah.
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Dean tengah memarkirkan motornya, sedangkan Lexa tengah menepi sambil memandangi beberapa orang yang lalu lalang, sangat ramai!.
Setelah memarkirkan motornya, Dean berjalan kearah Lexa berada. "Ayok!" Ajaknya.
Dean meraih tangan Lexa, lalu mulai menggandeng nya. "Mau beli apa dulu?"
"Minum dulu aja."
"Kita beli disana ya?" Dean menunjuk kesalah satu penjual es yang tak jauh dari mereka berdiri.
"Boleh."
Mereka berdua pun membeli 2 minuman, dengan varian coklat dan cappucino.
Setelah berkeliling kesemua tempat, Mereka berdua beristirahat dulu di sebuah bangku yang ada di taman dekat festival dengan 2 kantong plastik makanan yang mereka beli tadi. Lexa membeli makanannya sendiri, bukan karena Dean pelit, tapi memang ia yang minta, Lexa tidak mau merepotkan nya. Hampir semua, saat ia pergi keluar bersama Dean, Lexa membayar makanannya sendiri.
"Semalem nginep dirumah siapa?" Dean memulai percakapan setelah beberapa menit hening.
Lexa menoleh, "Luna, orang tuanya lagi pergi, jadi gue, Clara sama Milan nginep disana, buat nemenin dia."
Lexa, gadis itu merubah gaya bahasanya, entah sejak kapan ia melakukannya, Dean tak mempermasalahkan gaya bahasanya, apapun yang buat Lexa nyaman, ia tak mempermasalahkannya.
Dean mengangguk-anggukan kepalanya, lalu mulai meminum minuman yang tinggal sedikit di tangannya.
Lexa menatap Dean, lalu tak sengaja melihat kantung mata yang sedikit hitam. "Kakak kurang tidur ya?"
Dean menoleh, lalu mengangguk, "udah 3 hari lembur buat ngerjain tugas kuliah, yaaaa, tau sendiri jadi anak kuliahan gimana."
"Harusnya, kak Dean manfaatin hari ini buat istirahat dirumah, bukan ngajakin gue pergi."
Dean tersenyum, "malah dirumah, gue tambah bosen. Kalo ginikan enggak." Dean menaikkan satu alisnya.
"Terserah kak Dean aja deh!"
Dean tertawa, lalu mengacak rambut Lexa, membuat sang empunya ngomel-ngomel.
"Ihh kak Dean! Rambut gue berantakan." Omel Lexa.
Dean menghentikan kegiatan nya tersebut, menatap Lexa yang kini tengah cemberut sambil tersenyum.
Setelah beberapa jam disana, akhirnya mereka berdua pulang kerumah, tepat jam 4 sore motor Dean berhenti di rumah Lexa. Lexa turun dari motor Dean, dan mendapati Pamela yang tengah menyirami bunga di halaman rumahnya.
Pamela yang melihat Lexa dan Dean, menghentikan kegiatannya. Dean, laki-laki itu turun dari motornya, lalu berjalan kearah Pamela berada, lalu menyalaminya.
"Haduh nak Dean, baru keliatan ya sekarang." Ucap Pamela.
Pamela sudah tau Dean, pemuda itu dulu sering kesini untuk menjemput Lexa untuk berangkat bareng kesekolah. Yang Pamela tau, Dean adalah kakak kelasnya Lexa, baik, dan sepertinya memang benar-benar serius dengan anaknya itu.
Dean tersenyum, "iya tante, akhir-akhir ini, saya sibuk sama tugas."
"Pasti nggak gampang ya, jadi anak kuliahan." Ucap Pamela, mengerti dengan keadaan Dean sekarang.
"Ya gitu lah, Tan."
"Ayok nak Dean, mampir kedalam." Ajak Pamela.
"Nggak usah tan, Dean juga mau pulang, udah sore juga." Tolak Dean.
"Mm, yaudah kalo gitu, tapi kapan-kapan mampir kesini ya, nanti tante masakin."
"Iya tan, nanti kapan-kapan Dean mampir kesini kok."
"Yaudah tan, Dean pulang dulu ya." Dean mengalami tangan Pamela.
"Iya, Hati-hati dijalan."
Dean mengangguk, lalu menatap Lexa yang sedari tadi diam. "Pulang dulu ya Lexa."
"Iya, Hati-hati kak."
.
Like & comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...