.
07:15
"Mamaaa, cepat!" Teriak Lexa dari depan.
Mereka sudah siap dengan barang yang akan mereka bawa, mereka berangkat pagi-pagi agar mereka bisa menikmatinya disana nanti.
Mereka berencana akan pergi ke Pantai yang ada di kota sebelah. Perjalanannya hanya memakan waktu 2 jam saja.
Pamela keluar dengan membawa tas berisikan makanan. Lalu mengunci pintu rumahnya.
Mereka pun mulai memasuki mobil untuk berangkat, Pamela dan Samuel didepan, sedangkan Lexa dan Levi di belakang.
Ditengah perjalanan Lexa tertidur, semalam ia tidur jam 2, karena saking semangatnya ia tidak bisa tidur.
Levi yang melihat Adiknya tertidur, menarik kepalanya agar bersender pada bahunya.
.
Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di Pantai.
"Bangunin adek kamu, Papa mau ngeluarin barang di bagasi dulu." Suruh Samuel.
"Iya Pah."
Levi menoleh kearah Lexa, lalu mulai membangunkannya.
"Dek! Dek! Bangun dek! Dah sampe." Ucap Levi sambil menggoyang-goyangkan badan Lexa.
Lexa menggeliat, lalu perlahan membuka matanya.
"Dah sampe?" Tanya Lexa dengan suara serak khas bangun tidur.
"Udah."
Levi turun dari Mobil, diikuti oleh Lexa.
Sebelum kepantai, mereka makan terlebih dahulu di sebuah warung.
"-iya, es teh 2, teh angetnya 2." Pesan Pamela kepada pemilik warung.
Lexa mengedarkan pandangannya, dengan senyum yang merekah.
"Dulu..."
Perkataan Samuel membuat Lexa dan Levi menoleh.
"Waktu Papa sama Mama masih pacaran, kita sering banget kesini." Lanjutnya.
"Serius Pa?"
Lexa terlihat bersemangat ketika mendengar Samuel bercerita.
"Iya, tapi dulu nggak kayak gini, dulu tuh.....masih polos, belom ada warung warung kayak gini."
"Terus tuh, disana tuh," Samuel menunjuk tempat yang ada warung di pojok kiri pantai.
Lexa dan Levi mengikuti arah yang ditunjuk Samuel.
"Itu dulu bekas tempat perahu-perahu." Ucapnya.
Lexa menoleh, "sekarang kok nggak ada?"
"Sekarang nggak boleh, karena udah ada tempatnya sendiri."
"Aduhh, lagi cerita apa sih?" Suara Pamela membuat mereka menoleh.
Lexa tersenyum kearah Pamela, "Mah, ceritain masa muda kalian dong, dari pacaran, sampe nikah, terus punya anak 'kita', aku sama kak Levi." Ucap Lexa dengan bersemangat, tak sabar untuk mendengar cerita mereka.
Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Lexa, membuat mereka diam, Pamela dan Samuel saling memandang, sedangkan Levi membuang wajahnya ketempat lain.
Lexa yang melihat mimik wajah mereka berubah, mengerutkan dahinya.
"Kok ka-" Belum selesai ngomong, suara pemilik warung memotong perkataan Lexa.
"Ini Bu, minumannya."
Pamela tersenyum, "makasih ya Bu."
"Ayo-ayo diminum, habis ini kita kesana."
Lexa tersenyum, melupakan sejenak yang barusan terjadi.
.
Samuel dan Pamela duduk yang tak jauh dari Lexa dan Levi berada. Dari belakang, mereka berdua mengamati kedua anaknya itu yang tengah tertawa mengejar satu sama lain.
Mereka berdua belum memberitahu Galexa, mengenai dari mana dulu ia berasal. Mereka melakukan ini, karna ia tak mau, jika Galexa akan sedih. Mereka berencana ingin menyembunyikan ini selamanya, namun.....mereka tahu hal sekecil apapun yang mereka sembunyikan, tetap saja akan terungkap dengan cara apapun.
"Mama takut...." Ucapan Pamela membuat Samuel menoleh.
"Kalo Galexa tahu kalau dia bukan anak kandung kita, dia akan membenci kita." Ucap Pamela dengan sedih.
Samuel mengelus punggung istrinya, agar merasa tenang.
"Apa kita kasih tau saja ya Pa?" Pamela menatap Samuel.
"Iya, tapi jangan sekarang, lihat!" Ucap Samuel sambil menunjuk Galexa dengan dagunya.
Pamela mengikuti arah yang ditunjuk Samuel, ia melihat Galexa yang sangat bahagia dengan senyum yang merekah dari bibirnya.
"Kalo kita kasih tau sekarang, senyum itu akan hilang,"
"Kita tunggu saja waktu yang tepat untuk memberitahunya."
.
14:00
Mereka berempat tengah makan di sebuah tempat makan yang tak jauh dari pantai.
Setelah beberapa jam main di pantai, membuat mereka lupa waktu.
"Mau nambah lagi Lexa?" Tanya Pamela.
Galexa yang sedang mengunyah menggelengkan kepalanya, "nggak Ma."
"Levi?"
"Enggak Ma, ini juga aku udah kenyang kok."
"Papa?" Tanya Pamela ke Samuel.
"Iya dong, nambah! Harus itu." Ucap Samuel.
Membuat Pamela, Levi dan Lexa tertawa.
"Kebiasaan Papa." Ucap Pamela sambil tersenyum, lalu berdiri untuk memesan makanan lagi.
"Hemm Lexa! Kamu makan yang banyak! Kamu masih dalam masa pertumbuhan, jadi makan yang banyak." Ucap Samuel.
"Iya Papaa, Papa juga makan yang banyak biar nggak sakit."
Samuel mengelus kepala Galexa sambil tersenyum. Levi mendengus kesal, ia cemburu.
Lexa yang melihat kakaknya cemburu, tersenyum.
"Kakak pengen ya? Dipegang sama Papa?" Goda Lexa.
"Nggak!" Bantah Levi.
"Halah, boong! Keliatan tau kalo kakak cemburu haha."
"Kamu juga mau dipegang Papa, Kal?" Goda Samuel kepada anak sulungnya itu.
"Nggak! Lagian aku kan dah gede." Bantah Levi, lalu memasukkan nasi kedalam mulutnya.
Lexa mengacak-acak rambut Levi, membuat Levi menatap Lexa. Ia menelan salivanya. Ia bisa melihat, Lexa tengah tersenyum kepadanya.
.
Jangan lupa tinggalin jejak kalian:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...