.
Pendaftaran untuk murid baru telah diadakan sejak 3 hari yang lalu disemua sekolah.Lexa mendaftarkan dirinya di sekolah tempat kakaknya berada, Levi.
Tahun ini, Lexa mulai menjadi siswa SMA. Ujian sekolahnya kemarin mendapatkan hasil yang bagus, ia mendapatkan peringkat ke 5 di kelasnya. Ia meningkat dari tahun ketahun karena bantuan kakaknya, Levi.
Setelah beberapa hari, pengumuman siswa-siswi yang diterima telah keluar, terdapat 400 siswa yang telah diterima di SMA ini, termasuk Lexa.
.
Suara piring dan sendok saling bertabrakan memenuhi ruang makan.
Hari ini adalah senin."Lexa! Kamu berangkat sama kakak kamu ya, kalian kan udah 1 sekolah." Ucap Samuel.
Lexa menatap Papanya, lalu menoleh kearah Levi.
"Bisakan Levi? Biar adek kamu bonceng kamu."
Levi menatap Samuel, lalu mengangguk.
"Iya Pa, bisa." Ucapnya.
Setelah selesai makan, Samuel beranjak pergi untuk bekerja, sedangkan Levi dan Lexa tengah bersiap-siap untuk berangkat.
Lexa berdiri didepan gerbang menunggu Levi mengambil motor dibagasi.
Levi keluar dari bagasi, lalu berhenti di depan Lexa.
"Ayok!" Ajak Levi.
Lexa pun naik keatas motor. Lalu mereka berdua mulai menjauhi rumahnya.
Di perjalanan, mereka berdua lenyap dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang membuka suara.
Dan kini, mereka telah sampai disekolah, Levi memarkirkan motornya diparkiran. Lexa turun dari motor kakaknya, begitu juga dengan Levi.
Lexa menatap sekelilingnya, ia masih bingung dimana kelasnya berada, karena sekolah ini sangat luas, ia masih bingung dimana tempatnya.
"Ayok!" Ajak Levi.
Lexa mendongakkan kepalanya untuk menatap Levi. Perasaan kakaknya sangat tinggi akhir-akhir ini, apa mungkin dia yang semakin pendek?
"Kelas 10 IPA 2 dimana kak?" Tanya Lexa.
Levi memukul kepala Lexa pelan. Lexa menatap tajam Levi.
"Kok malah mukul sih!' Ucap Lexa dengan kesal.
"Kamu niat sekolah apa nggak sih? Masa kelas sendiri aja nggak tau!"
Lexa menatap sebal kakaknya itu, "aku bingung! kemarin di grup WA, dikasih tau kelasnya dimana, tapi nggak jelas, belok kiri lah terus belok kanan lah! Kan aku nggak ngerti." Ucap Lexa dengan mengerucutkan bibirnya.
Levi tertawa melihat adiknya itu, ia sangat lucu. Lexa yang mendapati Levi tertawa, memukul kakaknya.
"Ihh! Kok malah ketawa sih! Bikin orang sebel aja!" Setelah mengucapkan itu, Lexa pergi meninggalkan Levi.
Levi dengan langkah besarnya, menyusul Lexa. Lalu memegang tangan Lexa, membuat ia terkejut.
"Aku anter!" Ucap Levi sambil menarik tangan Lexa.
Entah kenapa, perlakuan kakaknya membuat ia tersenyum.
.
"Didepan itu kelas kamu." Ucap Levi sambil menunjuk kelas yang ada di depan dengan dagunya.
Lexa mengangguk, "kelas kakak dimana?" Tanya lexa.
"Diatas! Tepat diatas kelas kamu." Ucapnya.
"Woah deket dong!"
"Udah sana masuk!" Suruh Levi.
Lexa memasuki ruangan yang akan menjadi kelasnya itu. Dari belakang, Levi menatap punggung Lexa sampai benar-benar hilang ditelan dinding.
Setelah itu, ia mulai menaiki tangga untuk pergi ke kelasnya.
Levi memasuki kelasnya yang sudah ramai, ia juga melihat Danny dan Julian yang sudah ada di bangkunya.
"Woy bro!" Sapa Danny.
Levi menduduki badannya pada kursinya, ia duduk dibangku paling belakang seperti biasa.
Julian menatap Levi, "Lexa sekolah disini kan? Dia dikelas mana?" Tanya Julian kepada Levi.
Levi menatap Julian. "Kepo banget sih lo!"
Danny tertawa, " Tauk! Kepo banget sih lo yan!"
Julian menatap sebal kedua temannya itu.
"Terserah lo pada!" Julian mengubah posisinya menatap depan.
Levi hanya tertawa melihat Julian kesal.
Hanya selang beberapa detik, Julian mengubah posisinya menghadap Levi lagi.
"Gue serius, adek lo sekolah disini nggak?"
"Iya." Jawab Levi dengan singkat dan padat.
Julian tersenyum lebar.
"Di kelas mana?" Tanya nya lagi.
"Emang kalo lo tau dimana kelas adeknya Levi, lo mau apa?" Tanya Danny.
Julian menoleh, "mau gue nikahin!"
Plak!
Levi memukul kepala Julain "bilang lagi! Gue tendang!" Ancam Levi.
"Sensi banget sih lo Kal! Kayaknya lo nggak suka banget gue nyebut adek lo!" Ucap Julian dengan kesal.
"Lo kayak nggak tau aja sama Levi! Dia kan paling sensitif kalo kita ngomongin adeknya." Ucap Danny.
Lalu Danny memandang curiga kearah Levi.
"Apa jangan-jangan?" Ucapnya.
"Jangan-jangan apa?" Tanya Julian kepo.
Levi menatap Danny, ia menunggu apa yang akan dikatakan olehnya.
"Lo suka sama adek lo?"
Deg
Ucapan Danny membuat ia mematung, ucapan Danny tepat sasaran, Levi berdehem agar ia tak dicurigai.
"Lawak lo! Sih Lexa kan adeknya Levi! Nggak mungkin Levi suka sama adeknya sendiri." Ucap Julian lalu memandang Levi.
"Iya kan Kal?" Tanya Julian kepada Levi.
Levi berusaha agar terlihat tenang, lalu mengangguk.
"Iya!"
.
Like & comment
Mwehehe:|)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US √
Teen Fiction[CHAPTER LENGKAP] [TAHAP REVISI & TAHAP PENULISAN ULANG. JANGAN KAGET KALAU ALUR CERITANYA SEDIKIT BERBEDA] Hubungan keluarga yang mereka jalin dari dulu tak berjalan dengan baik seperti yang mereka harapkan. Bermula, ketika sepasang suami istri me...